PALANGKA RAYA-Periode Oktober-Maret merupakan musim tanam di Indonesia. Ditandai dengan musim hujan yang terjadi dampak angin muson barat dari benua Asia ke benua Australia. Angin ini membawa banyak uap air dan kemudian turun sebagai hujan di wilayah Indonesia.
Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan (TPHP) Provinsi Kalteng, Hj Sunarti.
Menurutnya, program cetak sawah di Kalteng kini sedang dalam tahap persiapan. Salah satu proyek utama dimulai dari Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, dengan fokus pada piloting hortikultura.
“Di Desa Dadahup, hampir 200 hektare lahan sudah terbuka dan siap digunakan,” kata Sunarti saat dihubungi Kalteng Pos melalui sambungan telepon, Rabu (2/10/2024).
Piloting hortikultura merupakan kegiatan penerbangan pesawat kecil untuk menyebarkan pupuk atau bahan kimia ke ladang tanaman, dengan tujuan membantu meningkatkan produktivitas pertanian.
Para pilot hortikultura berperan penting dalam memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan melalui teknik ini.
Pada tahap awal, target cetak sawah seluas 400.000 hektare akan difokuskan di tujuh kabupaten dan satu kota. Mencakup Kota Palangka Raya, Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan, Barito Utara, dan Barito Timur.
Tentunya dalam upaya merealisasikan itu, pihaknya masih menunggu kesiapan anggaran. Sementara, tim melakukan piloting dan mempersiapkan berbagai dokumen penting, seperti dokumen lingkungan dan survei investigasi desain (SID).
Sunarti menekankan bahwa pihaknya tidak tergesa-gesa dalam membuka lahan.
“Kami masih mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan agar proses berjalan lancar dan tidak terburu-buru membongkar lahan,” tuturnya.
Selain itu, Sunarti juga menegaskan bahwa program optimalisasi lahan dan cetak sawah telah menggantikan program food estate. Mulai tahun 2023, tidak ada lagi anggaran yang diperuntukkan bagi food estate di Kalteng. (ham/ce/ala)