PALANGKA RAYA-Ada yang berbeda dalam perayaan Hari Pendidikan Nasional tahun ini di Universitas Palangka Raya (UPR). Jurusan Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Prodi Pendidikan Teknik Mesin Universitas Palangka Raya dengan bangga meluncurkan prototipe mobil listrik “Isen Mulang 01”.
Selesai upara bendera, Kamis (2/5) di halaman Rektorat UPR, Rektor Prof Dr Ir Salampak MS langsung mencoba mobil listrik karya mahasiswanya. Rektor masuk ke ruang kabin mobil yang berwarna hijau, dengan logo Universitas Palangka Raya di bagian depannya.
Mobil listrik itu dibuat dan dirancang sebagai persiapan mengikuti kontes mobil hemat energi yang diselenggarakan Balai Pengembangan Talenta (BPTI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia.
Mobil ini dibuat oleh Indra, Hendrik, Ferdy, Safri Rifani Armin, Ahmad Norwahid, Samka, Roy Jordi, Diki Cahyoko, Ahmad Hidayatullah, Yoki Riansa, Sayyid Ahmad, Ananda Revaldi Hidayatullah, dan Dayu Anggara, dengan dosen pengampu mereka yakni Dr Harie Satyadi Jaya ST MT.
Prof Salampak menyampaikan, pengenalan hasil karya mahasiswa tersebut merupakan salah satu upaya UPR dalam mengimplementasikan semangat Hari Pendidikan Nasional yang diperingati saban tahun.
“Universitas Palangka Raya akan berupaya terus mendukung ide dan kreativitas mahasiswa sehingga dapat berkembang,” tegas Prof Salampak yang pagi itu didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan UPR, Rosana Salampak SE MSi.
Peringatan Hardiknas di UPR kali ini diawali dengan upacara bendera yang dipimpin Rektor UPR, Prof Dr Ir Salampak MS. Upacara itu diikuti oleh unsur pimpinan rektorat, dekanat, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan para mahasiswa.
Peringatan Hari Pendidikan Nasional juga diisi dengan lomba kebersihan antarunit kerja dan antarasrama mahasiswa, serta diadakan bazar yang memamerkan aneka produk karya sivitas akademika.
Upacara peringatan Hardiknas 2024 berlangsung khidmat. Dalam momen yang sama juga dilakukan pemberian penghargaan Satyalancana Karya Satya kepada tenaga pendidik dan kependidikan atas bakti tulus melaksanakan tugas dalam kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, dan kedisiplinan, serta telah bekerja terus-menerus sekurang-kurangnya 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun.
Saat membacakan pidato Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Republik Indonesia, sang rektor menyampaikan bahwa bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran. Namun kini UPR sudah mulai merasakan perubahan melalui gerakan bersama dengan langkah yang serempak dan serentak.
“Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai, wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang kita bangun bersama melalui gerakan Merdeka Belajar,” ucapnya. (sma/ce/ala)