Covid-19 Ganggu Bisnis Kambing
Ketika pandemi Covid-19 melanda awal tahun 2020, sangat memengaruhi bisnih ternak kambing. Adanya pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk jam buka warung makan, membuat pembelian kambing menurun.
Biasanya setiap ada acara, seperti kawinan, tasmiahan, dan acara keagamaan, masyarakat menyembelih kambing. “Namun karena ada pembatasan, banyak sekali kambing kami yang tak terjual. Padahal sudah melewati umur jual. Sempat oleng dikit,” kelakarnya.
Beruntung pengetatan kegiatan yang mengumpulkan orang banyak tak berlangsung lama, meski belum sepenuhnya diberi kebebasan. Minimal masyarakat sudah boleh menggelar acara, meski secara terbatas.
Hingga saat ini, kambing yang dipelihara Giya berjumlah seratus ekor lebih, menyesuaikan besar kandang. Karena jumlah permintaan kambing cukup besar, Giya pun mencoba merangkul peternak-peternak di kabupaten tersebut. Membentuk sebuah komunitas yang diberi nama Komunitas Ternak Kambing Antang Batamaet.
Saat ini anggota komunitas itu sudah mencapai 500 peternak yang tersebar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Seruyan Hilir dan Kecamatan Seruyan Hilir Timur. Antusiasme peternak masuk dalam komunitas itu sangat tinggi. Sekitar 60 persen anggota merupakan peternak pemula. Syarat masuk komunitas sangat mudah, yaitu harus sudah memiliki kambing peliharaan.
Melalui komunitas ini, banyak hal positif yang bisa didapatkan. Termasuk soal pengetahuan beternak kambing. Mulai dari cara beternak yang benar hingga soal kesehatan kambing. Giya berharap dengan adanya komunitas tersebut, akan ada perhatian dari pemerintah daerah. Pasalnya, selama ini belum pernah ada bantuan dari pihak pemerintah kabupaten setempat.
“Kakak sebagai ketua komunitas ini, saya sebagai penyuluh. Jadi kalau ada kambing milik salah satu anggota komunitas sedang sakit, saya sebagai dokter gadungan langsung meluncur ke tempat mereka untuk menyuntik kambing yang sakit tersebut, ha..ha..ha. Dan itu gratis, tanpa biaya. Saya juga ajari mereka bagaimana memberi penanganan pertama saat kambing sakit. Karena kalau sampai mati, tentu akan sangat rugi,” tambahnya.
Di akhir cerita, Giya mengutarakan harapannya. Ia ingin masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Seruyan, mulai belajar beternak kambing, karena potensi peternakan cukup besar dikembangkan.
Ia juga berharap agar pemerintah bisa memberikan perhatian lebih bagi para peternak. Karena menurut Giya, masyarakat sangat butuh dukungaan dari pemerintah dalam mengatasi kesulitan hidup selama masa pandemi seperti saat ini.