“Saya belum punya alat kustom tumbler-nya mas, karena itu dalam proses produksinya masih melibatkan pihak ketiga yang sudah bermitra dengan saya,” tuturnya.
Tumbler dijual dengan harga Rp100 ribu per buahnya. Sedangkan untuk mug dipatok seharga Rp35 ribu rupiah per buahnya. Untuk tote bag khas Dayak, harganya Rp50 ribu per buah.
Modal awal yang dikeluarkan Nina adalah sebesar Rp700 ribu, yang digunakan untuk membeli alat pres dan kostum mug. Ia memulai usaha dengan menjual mug bermotif khas Dayak.
Seiring meningkatnya permintaan pasar, ia pun mengembangkan usahanya dengan memproduksi tote bag dan tumbler bermotif khas Dayak. Modal awal produksi tumbler adalah Rp300 ribu.
“Maaf kalau untuk harga modal satuan produknya baik tumbler, mug, maupun tote bag khas Dayak saya tidak bisa bocorkan berapa modal satuannya, karena itu merupakan rahasia usaha saya,” ungkapnya.
Nina mengakui bahwa ia belajar secara autodidak mendesain dan membuat motif khas Dayak karena merupakan hobinya.
Mengenai pemasaran produk, mahasiswi semester dua jurusan Business Information Technology ini mengatakan masih mengandalkan sosial media, yaitu melalui akun Instagram @mivedi art.
Ia menyebut bahwa sejauh ini metode pemasarana seperti itu cukup efektif. Belum lama ini ia mendapat pesanan dari Bank Kalteng cabang Sukamara sebanyak 30 buah yang digunakan untuk suvenir diklat.
Juga pernah mendapat pesanan dari Kota Bogor untuk 200 buah tumbler yang digunakan sebagai suvenir wisuda salah satu universitas. Untuk pembelian tumbler dalam jumlah banyak (minimal 30 buah), maka akan mendapat potongan harga Rp95 ribu per buahnya.