PALANGKA RAYA-Kompetisi Liga 4 zona Kalimantan Tengah (Kalteng) resmi berakhir dan telah menghasilkan juara. Sylva Kalteng FC keluar sebagai kampiun sekaligus memastikan tiket menuju putaran nasional Liga 4. Tim asal Palangka Raya ini mengumpulkan 4 poin hasil dari dua laga yang digelar di Stadion Tuah Pahoe, Palangka Raya.
Kepastian Sylva Kalteng FC melenggang ke pentas nasional didapat setelah menjalani dua laga. Pada pertandingan pertama, mereka tampil dominan dengan membungkam Pulang Pisau United 4-0, lalu bermain imbang 0-0 saat menghadapi Perssukma Sukamara. Hasil ini cukup untuk membawa Sylva Kalteng FC lolos sebagai wakil Kalteng.
Sementara itu, Perssukma Sukamara sejatinya masih memiliki peluang lolos. Dalam laga terakhir melawan Pulang Pisau United pada Rabu sore (9/4), Perssukma mengusung misi wajib menang dengan selisih lebih dari empat gol. Namun mereka hanya mampu unggul 2-0.
Sejak awal laga, kedua tim saling jual beli serangan. Peluang emas datang dari Pulang Pisau United melalui pemain bernomor punggung 10. Sayangnya, bola membentur mistar gawang. Perssukma akhirnya membuka keunggulan lewat sepakan keras Aan dari luar kotak penalti. Skor berubah menjadi 1-0.
Pada babak kedua, intensitas serangan Perssukma meningkat. Mereka terus menggempur pertahanan Pulang Pisau United yang dipaksa jatuh bangun menahan bertubi-tubi serangan. Gol kedua lahir dari aksi akrobatik pemain bernomor punggung 5, Nabil. Tendangan saltonya yang spektakuler membawa Perssukma unggul 2-0.
Intensitas pertandingan memanas. Ofisial Perssukma Sukamara diganjar kartu merah karena melontarkan protes keras kepada wasit. Pemain Pulang Pisau United bernomor punggung 6 juga harus meninggalkan lapangan, setelah menerima kartu merah atas protes yang sama.
Kontroversi terjadi lagi pada menit-menit akhir pertandingan, saat gol ketiga Perssukma dianulir oleh wasit karena dianggap offside. Keputusan ini memicu protes keras dari para pemain dan ofisial Perssukma, yang kemudian memutuskan walk out (WO).
Pelatih Perssukma, Agus Rianto, menyatakan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit yang dinilai tidak profesional. Ia merasa beberapa keputusan wasit merugikan timnya dan tidak mencerminkan fair play.
“Kami menyaksikan banyak keputusan merugikan. Bukan satu atau dua kali, tetapi sepanjang pertandingan. Gol terakhir kami itu seharusnya sah karena bola rebound, tetapi dianulir. Ini seperti sudah di-setting agar kami tidak lolos,” kata Agus.
Dengan hasil laga sore kemarin, Sylva Kalteng FC dipastikan menjadi juara dan akan mewakili Kalimantan Tengah ke Liga 4 putaran nasional. CEO Sylva Kalteng FC, Alessandro Dami, menyambut hasil itu dengan rasa bangga dan berkomitmen membawa nama baik Kota Palangka Raya di level nasional.
“Kami bersyukur dengan hasil ini. Kerja keras para pemain membuahkan hasil. Selanjutnya kami fokus menatap putaran nasional dan sedang menunggu jadwal resmi dari PSSI,” ujar Alessandro.
Ia menambahkan, akan ada evaluasi dan perombakan tim menghadapi tantangan yang lebih besar di tingkat nasional.
Sementara itu, Sekretaris Asprov PSSI Kalteng Sigit Widodo menegaskan, juara Liga 4 Asprov Kalteng akan otomatis mewakili provinsi di Liga 4 putaran nasional.
“Sesuai regulasi, juara Liga 4 Asprov akan menjadi perwakilan Kalteng di Liga 4 nasional,” tutur Sigit. (irj/ce/ala)