Rabu, September 18, 2024
31.7 C
Palangkaraya

BRI Investigasi Raibnya Dana Nasabah

Masyarakat Diingatkan Selalu Waspada Modus Penipuan

PANGKALAN BUN-Kasus pembobolan rekening yang menimpa dokter (dr) Binsar Parhusip menjadi perhatian serius pihak BRI Kantor Cabang Pangkalan Bun. Perbankan pelat merah ini langsung bergerak cepat menindaklanjuti laporan nasabah, kemudian melakukan investigasi untuk mengungkap atas raibnya dana nasabah yang mencapai Rp274 juta tersebut.  

Pemimpin Cabang Palangka Raya Romanata mengatakan, ketika mendapat laporan dr Binsar Parhusip terkait hilangnya dana yang disimpan di tabungan tersebut sudah ditindaklanjutinya. BRI Cabang pangkalan Bun langsung melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kantor pusat.

“Kami langsung menindaklanjuti pengaduan nasabah tersebut. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan investigasi atas pengaduan dimaksud,” kata Romanata kepada wartawan di BRI Kantor Cabang Pangkalan Bun, kemarin (9/6).

Akibat kejadian ini, Romanata menyimpulkan, korban menjadi sasaran tindak kejahatan penipuan online. Karena kata Romanata, nasabah memberikan data perbankan yang bersifat pribadi dan rahasia kepada pihak lain.

“Perlu diketahui bahwa BRI hanya menggunakan saluran resmi website sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Diantaranya melalui laman: web: www.bri.co.id IG: @bankbri_id Twitter: bankbri_id FB: Bank BRI serta Youtube: Bank BRI,” jelasnya.  

“Kami sendiri menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa korban. Kami sudah melakukan upaya komunikasi baik kepada korban maupun kantor pusat supaya dilakukan tindakan selanjutnya,”katanya.

Baca Juga :  Tanpa Dokumen PCR, Penumpang Bakal Dirujuk ke Rumah Sakit

Romanata menegaskan, dengan adanya kejadian ini pihaknya menghimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tetap waspada. Selain itu juga hendaknya para nasabah tidak menginformasikan kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain. Apalagi mereka yang mengatasnamakan BRI, termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user dan password internet banking, OTP).

“Mereka (penipu) menggunakan modus melalui tautan atau website dengan sumber tidak resmi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.  Kami sekali lagi mengimbau kepada seluruh nasabah untuk waspada kepada segala bentuk modus penipuan dan kejahatan perbankan yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Kalau memang merasa ragu segera kunjungi Kantor BRI terdekat atau menghubungi call center BRI 14017/1500017,” tegasnya.

Seperti diketahui, dr Binsar Parhusip menjadi korban pembobolan rekening, uang tabungannya senilai Rp274.756.500 raib seketika. Pembobolan rekening dokter bedah yang berdinas di Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun tersebut terjadi pada Senin (6/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Kejadian itu bermula dari adanya panggilan masuk ke nomor WhatsApp-nya. Si penelepon menggunakan nomor +1(626)988-1396 dan mengatasnamakan sebuah bank berpelat merah.

Sore itu, di sela-sela menjalankan dinas di rumah sakit, dr Binsar Parhusip mendapat beberapa kali panggilan dari nomor yang mengatasnamakan salah satu bank besar. Entah berapa kali panggilan masuk, tapi dr Binsar tidak menghiraukan. Karena penasaran, akhirnya dr Binsar mengangkat telepon masuk tersebut.

Baca Juga :  Belum Melunasi Biaya Haji, 148 CJH Berpotensi Diganti

Si penelpon mengawali perbincangan dengan memperkenalkan diri sebagai pegawai salah satu bank. Kemudian si penelpon menawarkan program kepada dr Binsar. Program yang ditawarkan itu terkait perubahan biaya transaksi transfer dari Rp6.500 per transaksi menjadi Rp150.000 per bulan.

“Mendengar penjelasan itu, saya tidak tertarik menerima tawaran itu, karena selama ini tidak pernah bermasalah terkait transaksi perbankan. Saya sudah menolaknya dengan cara yang sopan,” ucap dr Binsar Parhusip, Rabu (8/6).

Meski tawaran sudah ditolak, si penelpon yang mengaku dari perbankan pusat itu terus menghubungi. Berkali-kali. Karena panggilan telepon tidak diangkat lagi oleh dr Binsar, si penelpon mengirimkan sebuah link.

“Demi meyakinkan saya, pelaku mengirimkan link untuk bisa dipelajari dan di-copy paste.  Anehnya, tanpa disadari saya bersedia meng-copy link tersebut dan mengirim ke nomor WA yang menghubungi saya itu,” cerita dr Binsar.

Tak berselang lama atau hanya hitungan menit, lanjut dr Binsar, muncul notifikasi SMS banking. Ada laporan penerikan uang di rekeningnya. Notifikasi penarikan terhitung sebanyak sembilan kali dengan jumlah bervariasi. Dari Rp10.000.000 juta, Rp25.000.000, hingga Rp90.000.000 juta. Totalnya mencapai Rp274.756.500. “Saya baru sadar menjadi korban penipuan, akhirnya langsung melakukan pemblokiran rekening,” ucapnya. (son/ala/ko)

Masyarakat Diingatkan Selalu Waspada Modus Penipuan

PANGKALAN BUN-Kasus pembobolan rekening yang menimpa dokter (dr) Binsar Parhusip menjadi perhatian serius pihak BRI Kantor Cabang Pangkalan Bun. Perbankan pelat merah ini langsung bergerak cepat menindaklanjuti laporan nasabah, kemudian melakukan investigasi untuk mengungkap atas raibnya dana nasabah yang mencapai Rp274 juta tersebut.  

Pemimpin Cabang Palangka Raya Romanata mengatakan, ketika mendapat laporan dr Binsar Parhusip terkait hilangnya dana yang disimpan di tabungan tersebut sudah ditindaklanjutinya. BRI Cabang pangkalan Bun langsung melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kantor pusat.

“Kami langsung menindaklanjuti pengaduan nasabah tersebut. Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan investigasi atas pengaduan dimaksud,” kata Romanata kepada wartawan di BRI Kantor Cabang Pangkalan Bun, kemarin (9/6).

Akibat kejadian ini, Romanata menyimpulkan, korban menjadi sasaran tindak kejahatan penipuan online. Karena kata Romanata, nasabah memberikan data perbankan yang bersifat pribadi dan rahasia kepada pihak lain.

“Perlu diketahui bahwa BRI hanya menggunakan saluran resmi website sebagai media komunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Diantaranya melalui laman: web: www.bri.co.id IG: @bankbri_id Twitter: bankbri_id FB: Bank BRI serta Youtube: Bank BRI,” jelasnya.  

“Kami sendiri menyampaikan rasa prihatin atas kejadian yang menimpa korban. Kami sudah melakukan upaya komunikasi baik kepada korban maupun kantor pusat supaya dilakukan tindakan selanjutnya,”katanya.

Baca Juga :  Tanpa Dokumen PCR, Penumpang Bakal Dirujuk ke Rumah Sakit

Romanata menegaskan, dengan adanya kejadian ini pihaknya menghimbau nasabah agar lebih berhati-hati dan tetap waspada. Selain itu juga hendaknya para nasabah tidak menginformasikan kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain. Apalagi mereka yang mengatasnamakan BRI, termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user dan password internet banking, OTP).

“Mereka (penipu) menggunakan modus melalui tautan atau website dengan sumber tidak resmi dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.  Kami sekali lagi mengimbau kepada seluruh nasabah untuk waspada kepada segala bentuk modus penipuan dan kejahatan perbankan yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Kalau memang merasa ragu segera kunjungi Kantor BRI terdekat atau menghubungi call center BRI 14017/1500017,” tegasnya.

Seperti diketahui, dr Binsar Parhusip menjadi korban pembobolan rekening, uang tabungannya senilai Rp274.756.500 raib seketika. Pembobolan rekening dokter bedah yang berdinas di Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun tersebut terjadi pada Senin (6/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Kejadian itu bermula dari adanya panggilan masuk ke nomor WhatsApp-nya. Si penelepon menggunakan nomor +1(626)988-1396 dan mengatasnamakan sebuah bank berpelat merah.

Sore itu, di sela-sela menjalankan dinas di rumah sakit, dr Binsar Parhusip mendapat beberapa kali panggilan dari nomor yang mengatasnamakan salah satu bank besar. Entah berapa kali panggilan masuk, tapi dr Binsar tidak menghiraukan. Karena penasaran, akhirnya dr Binsar mengangkat telepon masuk tersebut.

Baca Juga :  Belum Melunasi Biaya Haji, 148 CJH Berpotensi Diganti

Si penelpon mengawali perbincangan dengan memperkenalkan diri sebagai pegawai salah satu bank. Kemudian si penelpon menawarkan program kepada dr Binsar. Program yang ditawarkan itu terkait perubahan biaya transaksi transfer dari Rp6.500 per transaksi menjadi Rp150.000 per bulan.

“Mendengar penjelasan itu, saya tidak tertarik menerima tawaran itu, karena selama ini tidak pernah bermasalah terkait transaksi perbankan. Saya sudah menolaknya dengan cara yang sopan,” ucap dr Binsar Parhusip, Rabu (8/6).

Meski tawaran sudah ditolak, si penelpon yang mengaku dari perbankan pusat itu terus menghubungi. Berkali-kali. Karena panggilan telepon tidak diangkat lagi oleh dr Binsar, si penelpon mengirimkan sebuah link.

“Demi meyakinkan saya, pelaku mengirimkan link untuk bisa dipelajari dan di-copy paste.  Anehnya, tanpa disadari saya bersedia meng-copy link tersebut dan mengirim ke nomor WA yang menghubungi saya itu,” cerita dr Binsar.

Tak berselang lama atau hanya hitungan menit, lanjut dr Binsar, muncul notifikasi SMS banking. Ada laporan penerikan uang di rekeningnya. Notifikasi penarikan terhitung sebanyak sembilan kali dengan jumlah bervariasi. Dari Rp10.000.000 juta, Rp25.000.000, hingga Rp90.000.000 juta. Totalnya mencapai Rp274.756.500. “Saya baru sadar menjadi korban penipuan, akhirnya langsung melakukan pemblokiran rekening,” ucapnya. (son/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/