Jumat, November 22, 2024
24.1 C
Palangkaraya

Jika Terwujud Pemekaran Provinsi Barito Raya, Ibu Kotanya Belum Disepakati

PALANGKA RAYA-Wacana pembentukan Provinsi Barito Raya kembali menggema awal 2023 ini. Meski proses serta dokumen syarat pemekaran sudah diajukan ke pusat, tapi panitia penyusunan proposal pengusulan provinsi belum menyepakati letak ibu kotanya. Semua wilayah di daerah aliran sungai (DAS) Barito memiliki lokasi yang strategis untuk dijadikan ibu kota provinsi.

Sekretaris Tim Penyusunan Proposal Pengusulan Provinsi Barito Raya Subrayon Barito Utara Syahmiludin A Surapati mengakui, sejak awal proses pengurusan pemekaran wilayah otonomi baru Barito Raya, belum disepakati di mana persisnya ibu kota provinsi baru itu. Hal itu demi tidak mengurangi semangat kebersamaan yang terbangun dalam perjuangan mewujudkan  terbentuknya Provinsi Barito Raya.

“Hal itu (belum menyepakati lokasi ibu kota) memang sengaja kami lakukan demi tidak mengurangi semangat kebersamaan yang terbangun dalam perjuangan mewujudkan terbentuknya Provinsi Barito Raya,” bebernya kepada Kalteng Pos lewat pesan WhatsApp, Selasa malam (10/1/2023).

Baca Juga :  PKN 2023, Wadah Kolektif Wujud Kolaborasi dari Kebudayaan untuk Bumi Lestari

Syahmiludin mengatakan, rencana penentuan letak ibu kota provinsi sebaiknya dibicarakan di kemudian hari setelah ada kepastian pembentukan Provinsi Barito Raya. Hanya saja, lanjutnya, ada beberapa daerah yang digadang-gadang bakal menjadi ibu kota provinsi baru, mengingat daerah-daerah itu memang sering disuarakan masyarakat karena posisinya yang strategis. “Seperti Muara Teweh karena daerah itu dianggap posisinya tepat di tengah wilayah Provinsi Barito Raya,” tuturnya.

“Tapi kebesaran jiwa para tokoh saat itu bersepakat untuk membicarakan pada waktu yang tepat saja untuk pilihan pastinya, hal itu mempertimbangkan faktor-faktor strategis yang dimiliki oleh masing-masing calon ibu kota Provinsi Barito Raya,” jelasnya.

Syahmiludin menegaskan bahwa masing-masing daerah punya potensi untuk menjadi pilihan sebagai ibu kota Provinsi Barito Raya. Termasuk Barito Kuala (Batola) yang sempat mendukung berdirinya Provinsi Barito Raya kala itu.

Baca Juga :  Gubernur Kalteng Perjuangkan Pemekaran Dua Provinsi dan Satu Kabupaten

Namun penundaan penentuan ibu kota itu cukup berasalan. Syahmiludin menyebut, jangan sampai api semangat perjuangan yang baru menyala untuk mendirikan provinsi baru padam akibat pembahasan mengenai wilayah yang akan dijadikan ibu kota provinsi baru itu digembar-gemborkan.

“Dengan mempertimbangan agar perjuangan pembentukan Provinsi Barito Raya tidak terhambat oleh pembahasan terkait penentuan ibu kota, makanya disepakati bersama agar memperjuangkan dahulu berdirinya Provinsi Barito Raya, barulah dibahas agenda untuk menyepakati secara musyawarah mufakat penentuan calon ibu kota provinsinya,” pungkasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Wacana pembentukan Provinsi Barito Raya kembali menggema awal 2023 ini. Meski proses serta dokumen syarat pemekaran sudah diajukan ke pusat, tapi panitia penyusunan proposal pengusulan provinsi belum menyepakati letak ibu kotanya. Semua wilayah di daerah aliran sungai (DAS) Barito memiliki lokasi yang strategis untuk dijadikan ibu kota provinsi.

Sekretaris Tim Penyusunan Proposal Pengusulan Provinsi Barito Raya Subrayon Barito Utara Syahmiludin A Surapati mengakui, sejak awal proses pengurusan pemekaran wilayah otonomi baru Barito Raya, belum disepakati di mana persisnya ibu kota provinsi baru itu. Hal itu demi tidak mengurangi semangat kebersamaan yang terbangun dalam perjuangan mewujudkan  terbentuknya Provinsi Barito Raya.

“Hal itu (belum menyepakati lokasi ibu kota) memang sengaja kami lakukan demi tidak mengurangi semangat kebersamaan yang terbangun dalam perjuangan mewujudkan terbentuknya Provinsi Barito Raya,” bebernya kepada Kalteng Pos lewat pesan WhatsApp, Selasa malam (10/1/2023).

Baca Juga :  PKN 2023, Wadah Kolektif Wujud Kolaborasi dari Kebudayaan untuk Bumi Lestari

Syahmiludin mengatakan, rencana penentuan letak ibu kota provinsi sebaiknya dibicarakan di kemudian hari setelah ada kepastian pembentukan Provinsi Barito Raya. Hanya saja, lanjutnya, ada beberapa daerah yang digadang-gadang bakal menjadi ibu kota provinsi baru, mengingat daerah-daerah itu memang sering disuarakan masyarakat karena posisinya yang strategis. “Seperti Muara Teweh karena daerah itu dianggap posisinya tepat di tengah wilayah Provinsi Barito Raya,” tuturnya.

“Tapi kebesaran jiwa para tokoh saat itu bersepakat untuk membicarakan pada waktu yang tepat saja untuk pilihan pastinya, hal itu mempertimbangkan faktor-faktor strategis yang dimiliki oleh masing-masing calon ibu kota Provinsi Barito Raya,” jelasnya.

Syahmiludin menegaskan bahwa masing-masing daerah punya potensi untuk menjadi pilihan sebagai ibu kota Provinsi Barito Raya. Termasuk Barito Kuala (Batola) yang sempat mendukung berdirinya Provinsi Barito Raya kala itu.

Baca Juga :  Gubernur Kalteng Perjuangkan Pemekaran Dua Provinsi dan Satu Kabupaten

Namun penundaan penentuan ibu kota itu cukup berasalan. Syahmiludin menyebut, jangan sampai api semangat perjuangan yang baru menyala untuk mendirikan provinsi baru padam akibat pembahasan mengenai wilayah yang akan dijadikan ibu kota provinsi baru itu digembar-gemborkan.

“Dengan mempertimbangan agar perjuangan pembentukan Provinsi Barito Raya tidak terhambat oleh pembahasan terkait penentuan ibu kota, makanya disepakati bersama agar memperjuangkan dahulu berdirinya Provinsi Barito Raya, barulah dibahas agenda untuk menyepakati secara musyawarah mufakat penentuan calon ibu kota provinsinya,” pungkasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/