Geby Malaika meraih juara pertama pada ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tingkat Provinsi Kalteng tahun 2024 cabang olahraga senam lantai. Murid kelas VI SDN 2 Petuk Katimpun itu berhasil memenangkan lomba, berkat latihan keras selama lima bulan dengan keterbatasan fasilitas di sekolahnya.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
ANAK perempuan berusia 11 tahun itu supel sekali. Berbicara dengan tata bahasa Indonesia yang runut seperti orang dewasa. Geby bercerita panjang lebar kepada wartawan Kalteng Pos yang mewawancarainya di Ruang Guru SDN 2 Petuk Katimpun, Rabu pagi (10/7).
Putri sulung dari sang ayah yang bernama Tomie itu berhasil meraih juara pertama lomba senam lantai pada ajang O2SN tingkat Provinsi Kalteng tahun 2024.
Geby bercerita, karena hobinya bernyanyi, awalnya ia ingin mengikuti lomba nyanyi. Sayangnya, tidak ada cabang lomba tersebut pada ajang O2SN. Sempat dilanda kebingungan, karena ia anak desa dan senang bermain segala sesuatu yang mengasah motorik, sang ibu menyarankannya untuk mengikuti lomba senam lantai. Ia sendiri merupakan murid yang mengikuti ekstrakurikuler senam di sekolah tempatnya menimba ilmu.
“Aku orang desa, sering main sama temen-temen di luar rumah, lalu ibu menyarankan saya untuk ikut lomba senam lantai,” ungkapnya.
Ia tidak menyangka bisa meraih juara. Menjalanu latihan selama lima bulan lamanya. Saat ikut seleksi untuk mengikuti ajang O2SN tingkat kota, ia mewakili sekolahnya bersama dua orang teman.
“Syukurnya penampilan aku dan teman-teman lumayan bagus karena sudah sering mempelajari pelajaran PJOK terkait senam ketangkasan. Sehabis materi biasanya ada praktiknya. Jadi kelihatan siapa saja yang bisa senam. Saya dan dua teman kemudian terpilih untuk ikut seleksi,” kenangnya.
Sebelum mengirimkan kontingen untuk mengikuti lomba O2SN senam lantai, pihak sekolah terlebih dahulu mengadakan seleksi. Ada tiga orang yang lolos untuk bertanding, salah satunya adalah Geby. Di tingkat kota, Geby berhasil mendapat juara pertama, setelah mengalahkan perwakilan dari empat sekolah lainnya di kategori putri.
Kurang lebih tiga minggu kemudian, Geby ikut perlombaan di tingkat provinsi, menghadapi perwakilan dari lima sekolah. Lagi-lagi ia menyabet juara pertama. Alhasil, Geby harus bersiap-siap mewakili Kalteng ke ajang nasional pada Agustus mendatang.
“Mudah-mudahan siap, saya akan terus berlatih untuk meningkatkan performa,” ungkap anak perempuan yang menyenangi pelajaran PJOK dan Agama itu.
Sang guru pembimbing yang juga mengajar PJOK di sekolah tersebut, Sriyati mengatakan, anak didiknya itu sudah mulai berlatih sejak Januari hingga Mei 2024. Pelaksanaan perlombaan untuk tingkat kota sudah dimulai pada akhir Mei lalu.
“Di tingkat kota dapat juara satu, lalu lanjut di tingkat provinsi pada 29 Juni. Anak-anak selalu aktif latihan. Kalau tidak pagi, bisa latihan sore. Apalagi setelah menang di tingkat kota, makin intensif gelar latihan,” tutur guru yang mengajar di sekolah tersebut sejak 1 Agustus 2023.
Meski tampak lancar, Sri menyebut ada banyak kendala yang dihadapi dalam mempersiapkan anak-anak mengikuti perlombaan. Kendala utama adalah minimnya infrastruktur latihan senam lantai. Sekolah hanya memiliki matras untuk latihan gerakan. Ia pun harus memutar otak dengan menyusun kursi, tongkat, dan meja untuk dijadikan sarana latihan.
“Ada keterbatasan dari segi alat, kami cuman punya matras, sementara balok keseimbangan dan meja lompat yang merupakan instrumen penting dalam latihan senam lantai justru tidak ada. Kami bikin sendiri,” ujar wanita yang sebelumnya mengajar di SMPN 4 Dusun Selatan, Barito Selatan.
Untuk membuat balok keseimbangan, mereka menyusun bangku saling berhadapan, lalu menaruh papan di tengah. “Kalau meja lompat itu disusun kursi, meja, lalu matras di depannya,” tuturnya. Kendati kekurangan fasilitas, Sri mengaku bangga karena anak-anak memiliki talenta dan bakat alami, mau berusaha untuk mengembangkan bakat dan potensi.
“Puji Tuhan bisa lolos, walaupun dengan keterbatasan. Kemarin lomba di tingkat provinsi, ada lima perempuan dan lima laki-laki, dari empat kabupaten dan satu kota, tiap kabupaten/kota utus 10 peserta, 5 putra dan 5 putri. Pesertanya lebih banyak dari tahun kemarin,” bebernya.
Menjelang O2SN tingkat nasional, Sri berharap ada bantuan dari pemerintah maupun pihak swasta untuk pengadaan fasilitas, sehingga bisa memotivasi anak-anak untuk lebih semangat dan rajin berlatih.
“Mudah-mudahan setelah ini ada bantuan fasilitas, karena anak didik kami sudah cetak prestasi di tingkat kabupaten, provinsi, bahkan lolos ke tingkat nasional. Bantuan itu penting untuk memotivasi anak-anak agar makin semangat dan percaya diri menghadapi perlombaan nanti,” pungkasnya.
Kepala SDN 2 Petuk Katimpun, Patmawati, meminta doa dan dukungan segenap pihak agar SDN 2 Petuk Katimpun bisa terus berprestasi dan berkarya.
“Walaupun dengan fasilitas seadanya, saya selaku penanggung jawab di sekolah ini selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk para murid, guru, dan tenaga kependidikan,” ucapnya. (*/ce/ala)