“Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim telah melakukan uji petik sebanyak 21 pelajar, mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Hasilnya ditemukan dua peserta didik terkonfirmasi positif Covid-19,” ucap Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kotim Multazam, Jumat (11/2).
Ia mengatakan, pemeriksaan secara acak dilakukan di lima SD dengan enam spesimen, tujuh SMP dengan delapan spesimen, dan tujuh SMA dengan tujuh spesimen. Pemeriksaan menggunakan metode swab PCR. Dari situlah terdeteksi dua pelajar yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Hasil itu sudah kami sampaikan ke pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kotim, dengan arapan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk pelaksanaan belajar mengajar dalam situasi seperti saat ini,” terang Multazam.
Dengan adanya peserta didik yang terkonἀrmasi positif Covid-19 melalui pemeriksaan acak tersebut, sistem pembelajaran tatap muka yang berjalan selama ini menjadi sorotan. Dikhawatirkan risiko penularan tinggi. Apalagi kasus Covid-19 terus meningkat akhir-akhir ini.
“Kami selaku tim Satgas Penanganan Covid-19 menyerahkan keputusan kepada dinas pendidikan, perihal sistem belajar mengajar ke depannya di tengah munculnya klaster sekolah ini. Bapak Bupati juga sudah menerbitkan instruksi sebagai acuan untuk proses pembelajaran di tengah pandemi,” kata Multazam.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotim Umar Kaderi mengatakan, untuk sekolah yang peserta didiknya terpapar Covid-19, pihaknya akan merekomendasikan kepada bupati untuk menghentikan sementara kegiatan pembelajaran tatap muka langsung.
“Kami akan merekomendasikan sekolah yang siswanya positif Covid-19 untuk memberhentikan sementara waktu pembelajaran tatap muka dan dilakukan secara daring saja, ini untuk kebaikan bersama, kami tengah berusaha mencegah agar penyebaran Covid-19 di kalangan para pelajar tidak meluas,” tutupnya.
Hingga Kamis (10/2), jumlah pasien Covid-19 yang ditangani sebanyak 50 orang. Terdiri dari 48 orang menjalani isolasi mandiri dan 2 pasien dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BP-BPK) Kalteng Falery Tuwan mengatakan, pemerintah melaksanakan pemeriksaan acak dengan jumlah terbatas. Perihal kemungkinan menambah jumlah tes acak, masih menunggu hasil koordinasi bersama.
“Apakah memang perlu atau tidak, sejauh ini belum ke arah sana, tapi jika memang diperlukan, bisa dilaksanakan, sambil menunggu kebijakan gubernur, jika memang harus 100 ataupun meningkatkan jenis tes, kita lihat saja ke depan,” katanya.
Berkaitan dengan lonjakan kasus yang saat ini terjadi, pihaknya memastikan akan ada koordinasi untuk penanganan. Jika nanti lonjakannya cukup signiἀkan, tentu akan ada kebijakan khusus untuk penanganan.
Entah berupa kebijakan mewajibkan penumpang untuk PCR atau dites ulang 100 persen, atau juga ada pembatasan khusus dengan penyekatan-penyekatan. Sudah ada planning ke arah sana, termasuk rencana PCR, menunggu hasil rapat koordinasi nanti,” tuturnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Perhubungan (Dishub) Kalteng Yulindra Dedi mengatakan, berdasarkan laporan dari tim tes acak, sudah ada lima orang penumpang terdeteksi positif Covid-19. Namun pada Jumat (11/2), hingga penerbangan siang belum ditemukan penumpang yang positif Covid-19. “Penerbangan pagi dan siang tidak ditemukan penumpang positif,” ucapnya, kemarin sore.
Pihaknya menganjutkan agar para pelaku perjalanan dari luar Kalteng sebaiknya melaksanakan isolasi mandiri beberapa hari. “Iya, arahnya ke isolasi mandiri, data-data dari KKP diserahkan ke Satgas Covid-19 Kota Palangka Raya, mereka yang akan monitoring,” tegasnya. (abw/ahm/bah/ce/ala/ko)