Senin, November 25, 2024
30.4 C
Palangkaraya

Kenalkan Budaya Tionghoa lewat Penampilan Barongsai

Menyaksikan Semarak Pentas Seni di Bundaran Besar

Semarak menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-79 kemerdekaan Republik Indonesia terus menggema di Bundaran Besar, Palangka Raya. Sabtu malam (10/8/2024), sejumlah sanggar menampilkan pertunjukan seni. Salah satunya Paguyuban Barongsai Singa Langit.

NICO FRANSISKO GEOVANI, Palangka Raya

KESENIAN Barongsai menjadi salah satu seni pertunjukan yang dinantikan masyarakat Palangka Raya. Malam itu, Paguyuban Barongsai Singa Langit menunjukkan penampilan yang menghibur para pengunjung Bundaran Besar.

Pada acara itu, Paguyuban Barongsai Singa Langit menampilkan seni gerakan-gerakan dasar yang sederhana, tetapi cukup menghibur para penonton. Mereka menampilkan 10 orang pemain, terdiri dari 6 pemain barongsai dan 4 pemain musik.

Yang mengejutkan, salah satu di antara pemain barongsai adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Tampak para pemain barongsai sesekali menampilkan atraksi sambil berinteraksi dengan para pengunjung yang berdiri dekat panggung.

Baca Juga :  Diduga Terpeleset, Warga Kapuas Tenggelam

Koordinator kegiatan paguyuban, Waskito mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga bisa tampil pada acara ini. Ia memberikan apresiasi kepada pemerintah yang dapat merangkul semua unsur kebudayaan, tidak terkecuali etnis Tionghoa. Keikutsertaan mereka dalam pentas seni tersebut menjadi kesempatan untuk menyuguhkan hiburan sekaligus memperkenalkan budaya Tionghoa kepada masyarakat Palangka Raya.

“Kami sangat bangga bisa tampil dalam acara ini. Semoga pertunjukan ini juga menjadi ajang pengenalan kebudayaan dari etnis Tionghoa ke publik, khususnya masyarakat Kota Palangka Raya,” ujarnya.

Waskito mengaku, pihaknya tidak melakukan latihan khusus untuk tampil pada pertunjukan malam itu. Anak-anak paguyuban hanya melakukan latihan seperti biasanya. Apalagi Paguyuban Barongsai Singa Langit sudah terbiasa ikut serta dalam event-event pertunjukan.

“Kami hanya melakukan sesi latihan seperti biasa, latihan seminggu sekali, tidak ada latihan khusus untuk penampilan kali ini, karena kami juga sudah sering membawakan pertunjukan, contohnya saat hari raya Imlek dan pagelaran kebudayaan daerah, jadi kami sudah terbiasa untuk tampil, tidak membutuhkan latihan khusus,” tambahnya.

Baca Juga :  Rehat sebagai Kuli Bangunan, Dapat Untung Jualan Atribut Kemerdekaan

Pihaknya berharap melalui penampilan malam itu, kesenian barongsai dapat lebih dinikmati dan diminati masyarakat. Juga berharap pemerintah bisa merangkul kebudayaan dari suku-suku lain, sehingga penampilan dalam event-event tertentu lebih beragam dan dikenal oleh semua masyarakat.

“Di Palangka Raya tidak hanya ada suku Dayak, ada juga etnis Tionghoa, Jawa, Sumatera, Banjar, dan lainnya. Karena itu, diharapkan pemerintah daerah merangkul lebih banyak suku dan kebudayaan yang ada, agar masyarakat bisa mengenal keragaman etnis dan keunikan seni maupun budaya yang dimiliki etnis masing-masing,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Menyaksikan Semarak Pentas Seni di Bundaran Besar

Semarak menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-79 kemerdekaan Republik Indonesia terus menggema di Bundaran Besar, Palangka Raya. Sabtu malam (10/8/2024), sejumlah sanggar menampilkan pertunjukan seni. Salah satunya Paguyuban Barongsai Singa Langit.

NICO FRANSISKO GEOVANI, Palangka Raya

KESENIAN Barongsai menjadi salah satu seni pertunjukan yang dinantikan masyarakat Palangka Raya. Malam itu, Paguyuban Barongsai Singa Langit menunjukkan penampilan yang menghibur para pengunjung Bundaran Besar.

Pada acara itu, Paguyuban Barongsai Singa Langit menampilkan seni gerakan-gerakan dasar yang sederhana, tetapi cukup menghibur para penonton. Mereka menampilkan 10 orang pemain, terdiri dari 6 pemain barongsai dan 4 pemain musik.

Yang mengejutkan, salah satu di antara pemain barongsai adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Tampak para pemain barongsai sesekali menampilkan atraksi sambil berinteraksi dengan para pengunjung yang berdiri dekat panggung.

Baca Juga :  Diduga Terpeleset, Warga Kapuas Tenggelam

Koordinator kegiatan paguyuban, Waskito mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga bisa tampil pada acara ini. Ia memberikan apresiasi kepada pemerintah yang dapat merangkul semua unsur kebudayaan, tidak terkecuali etnis Tionghoa. Keikutsertaan mereka dalam pentas seni tersebut menjadi kesempatan untuk menyuguhkan hiburan sekaligus memperkenalkan budaya Tionghoa kepada masyarakat Palangka Raya.

“Kami sangat bangga bisa tampil dalam acara ini. Semoga pertunjukan ini juga menjadi ajang pengenalan kebudayaan dari etnis Tionghoa ke publik, khususnya masyarakat Kota Palangka Raya,” ujarnya.

Waskito mengaku, pihaknya tidak melakukan latihan khusus untuk tampil pada pertunjukan malam itu. Anak-anak paguyuban hanya melakukan latihan seperti biasanya. Apalagi Paguyuban Barongsai Singa Langit sudah terbiasa ikut serta dalam event-event pertunjukan.

“Kami hanya melakukan sesi latihan seperti biasa, latihan seminggu sekali, tidak ada latihan khusus untuk penampilan kali ini, karena kami juga sudah sering membawakan pertunjukan, contohnya saat hari raya Imlek dan pagelaran kebudayaan daerah, jadi kami sudah terbiasa untuk tampil, tidak membutuhkan latihan khusus,” tambahnya.

Baca Juga :  Rehat sebagai Kuli Bangunan, Dapat Untung Jualan Atribut Kemerdekaan

Pihaknya berharap melalui penampilan malam itu, kesenian barongsai dapat lebih dinikmati dan diminati masyarakat. Juga berharap pemerintah bisa merangkul kebudayaan dari suku-suku lain, sehingga penampilan dalam event-event tertentu lebih beragam dan dikenal oleh semua masyarakat.

“Di Palangka Raya tidak hanya ada suku Dayak, ada juga etnis Tionghoa, Jawa, Sumatera, Banjar, dan lainnya. Karena itu, diharapkan pemerintah daerah merangkul lebih banyak suku dan kebudayaan yang ada, agar masyarakat bisa mengenal keragaman etnis dan keunikan seni maupun budaya yang dimiliki etnis masing-masing,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/