Kamis, November 14, 2024
24.5 C
Palangkaraya

Dosen UPR Gelar Pelatihan Inovasi Kuliner Ramah Lingkungan untuk Siswa SMKN 3 Palangka Raya

Boleh Nih Dicoba, Sirup dan Nata de Pina dari Limbah Kulit Buah

PALANGKA RAYA – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Palangka Raya menggelar kegiatan sosialisasi dan pelatihan wirausaha kuliner bagi siswa Jurusan Kuliner di SMKN 3 Palangka Raya, yaitu mengolah limbah kulit buah naga dan nanas menjadi produk kreatif berupa sirup dan nata de pina.

Pelatihan yang diadakan pada 31 Oktober 2024 ini bertujuan mengembangkan keterampilan siswa dalam menciptakan inovasi produk kuliner kreatif yang ramah lingkungan dan bernilai jual.

Selain itu, kegiatan ini juga mendorong dan membekali siswa untuk menjadi wirausahawan kreatif yang siap menghadapi dunia kerja.

Dosen-dosen yang tergabung dalam Tim Pengabdian Masyarakat tersebut, yaitu Dr. Saputra Adiwijaya, S.Sos., M.Si., Siti Unvaresi Misonia Beladona, S.Si., M.Si., Meiyanti Ratna Kumalasari, S.Si., M.Sc., dan Puput Iswandyah Raysharie, S.E., M.E.

Mereka mengajarkan siswa proses produksi kuliner yang ramah lingkungan, mulai dari kandungan, pemanfaatan limbah kulit buah, dan proses produksi.

Kulit buah naga dan nanas, yang biasanya dianggap limbah, ternyata memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, seperti vitamin, antioksidan, dan serat.

Baca Juga :  30 Perawat RSDDS Ikut Pelatihan ACLS

Dalam pelatihan ini, dosen menjelaskan cara mengolah kulit buah naga menjadi sirup yang sehat dan menarik bagi konsumen.

Produk ini memberi alternatif konsumsi yang mudah bagi masyarakat, dan dengan sedikit inovasi, siswa bisa menciptakan produk komersial dari bahan yang tadinya dianggap tidak berguna.

Selain mengurangi limbah, produk ini menjadi alternatif sehat bagi konsumen karena kaya nutrisi.

“Proses pembuatannya juga tidak sulit dan cocok untuk skala kecil maupun besar,” ungkap Dr. Saputra Adiwijaya, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat.

Di sisi lain, kulit nanas diolah menjadi nata de pina, makanan fermentasi yang bertekstur kenyal dan kaya serat.

Melalui proses fermentasi menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, nata de pina menjadi camilan sehat yang tidak hanya bergizi tetapi juga menarik sebagai produk kuliner.

Diharapkan produk ini dapat membuka peluang usaha baru bagi siswa sekaligus meminimalisir limbah.

Baca Juga :  Universitas Palangka Raya Teken MoU dengan Mitra Badan Layanan Umum

Kepala Sekolah SMKN 3 Palangka Raya, Rahmi Kurnia Handayani, M.Pd., menyambut baik program pelatihan ini, yang dinilai dapat meningkatkan daya saing siswa di dunia industri kuliner.

“Kami ingin para siswa menumbuhkan potensi wirausaha sejak dini, melatih mereka untuk kreatif dan mandiri, terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang mudah didapat,” ujarnya.

Program pelatihan ini juga mengajarkan siswa strategi pemasaran kreatif, termasuk pengemasan produk yang menarik dan penggunaan media sosial untuk promosi.

Dengan adanya pelatihan ini, siswa dapat mempersiapkan produk mereka agar siap bersaing di pasar dan mengikuti standar industri.

Inisiatif kolaboratif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam menciptakan inovasi berbasis lingkungan dan meningkatkan ekonomi kreatif di Indonesia.

Melalui pelatihan ini, SMKN 3 Palangka Raya bersama Universitas Palangka Raya membuktikan bahwa dari limbah pun, peluang bisnis berkelanjutan dapat tercipta, memberi manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.(ovi/b/ram)

PALANGKA RAYA – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Palangka Raya menggelar kegiatan sosialisasi dan pelatihan wirausaha kuliner bagi siswa Jurusan Kuliner di SMKN 3 Palangka Raya, yaitu mengolah limbah kulit buah naga dan nanas menjadi produk kreatif berupa sirup dan nata de pina.

Pelatihan yang diadakan pada 31 Oktober 2024 ini bertujuan mengembangkan keterampilan siswa dalam menciptakan inovasi produk kuliner kreatif yang ramah lingkungan dan bernilai jual.

Selain itu, kegiatan ini juga mendorong dan membekali siswa untuk menjadi wirausahawan kreatif yang siap menghadapi dunia kerja.

Dosen-dosen yang tergabung dalam Tim Pengabdian Masyarakat tersebut, yaitu Dr. Saputra Adiwijaya, S.Sos., M.Si., Siti Unvaresi Misonia Beladona, S.Si., M.Si., Meiyanti Ratna Kumalasari, S.Si., M.Sc., dan Puput Iswandyah Raysharie, S.E., M.E.

Mereka mengajarkan siswa proses produksi kuliner yang ramah lingkungan, mulai dari kandungan, pemanfaatan limbah kulit buah, dan proses produksi.

Kulit buah naga dan nanas, yang biasanya dianggap limbah, ternyata memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, seperti vitamin, antioksidan, dan serat.

Baca Juga :  30 Perawat RSDDS Ikut Pelatihan ACLS

Dalam pelatihan ini, dosen menjelaskan cara mengolah kulit buah naga menjadi sirup yang sehat dan menarik bagi konsumen.

Produk ini memberi alternatif konsumsi yang mudah bagi masyarakat, dan dengan sedikit inovasi, siswa bisa menciptakan produk komersial dari bahan yang tadinya dianggap tidak berguna.

Selain mengurangi limbah, produk ini menjadi alternatif sehat bagi konsumen karena kaya nutrisi.

“Proses pembuatannya juga tidak sulit dan cocok untuk skala kecil maupun besar,” ungkap Dr. Saputra Adiwijaya, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat.

Di sisi lain, kulit nanas diolah menjadi nata de pina, makanan fermentasi yang bertekstur kenyal dan kaya serat.

Melalui proses fermentasi menggunakan bakteri Acetobacter xylinum, nata de pina menjadi camilan sehat yang tidak hanya bergizi tetapi juga menarik sebagai produk kuliner.

Diharapkan produk ini dapat membuka peluang usaha baru bagi siswa sekaligus meminimalisir limbah.

Baca Juga :  Universitas Palangka Raya Teken MoU dengan Mitra Badan Layanan Umum

Kepala Sekolah SMKN 3 Palangka Raya, Rahmi Kurnia Handayani, M.Pd., menyambut baik program pelatihan ini, yang dinilai dapat meningkatkan daya saing siswa di dunia industri kuliner.

“Kami ingin para siswa menumbuhkan potensi wirausaha sejak dini, melatih mereka untuk kreatif dan mandiri, terutama dengan memanfaatkan sumber daya lokal yang mudah didapat,” ujarnya.

Program pelatihan ini juga mengajarkan siswa strategi pemasaran kreatif, termasuk pengemasan produk yang menarik dan penggunaan media sosial untuk promosi.

Dengan adanya pelatihan ini, siswa dapat mempersiapkan produk mereka agar siap bersaing di pasar dan mengikuti standar industri.

Inisiatif kolaboratif ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam menciptakan inovasi berbasis lingkungan dan meningkatkan ekonomi kreatif di Indonesia.

Melalui pelatihan ini, SMKN 3 Palangka Raya bersama Universitas Palangka Raya membuktikan bahwa dari limbah pun, peluang bisnis berkelanjutan dapat tercipta, memberi manfaat positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.(ovi/b/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/