Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Percepat Vaksinasi Peserta Disdik dan Guru Se-Kalteng

PALANGKA RAYA-Sejatinya Februari ini satuan pendidikan tingkat SD dan SMP ditargetkan sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh 100 persen seperti SMA. Sayangnya, wacana tersebut urung dilaksanakan, setelah diketahui ada peserta didik dan guru terpapar Covid-19. Sebagian sekolah ditutup sementara. Sebagian sekolah lagi tetap melaksanakan pembelajaran, menyesuaikan level pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kasus Covid-19 yang menulari peserta didik dan guru di satuan pendidikan menjadi perhatian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalteng. Pihaknya menyarankan, supaya PTM bisa berjalan dengan lancar, maka protokol kesehatan (prokes) harus ketat. Untuk tingkat kehadiran, cukup 50 persen. Hal itu perlu dilakukana mengingat kasus harian Covid-19 terus meningkat.

“Kami sarankan agar pelaksanaan PTM sebaiknya 50 persen dengan menerapkan prokes ketat, baik oleh guru, peserta didik, maupun orang tua,” kata Ketua IDAI Kalteng dr Ni Made Yuliari kepada Kalteng Pos, Sabtu (12/2).

Selain itu, lanjut dr Made, apabila ada kasus positif Covid-19 di sekolah, maka harus dilakukan testing dan tracing. Sementara sekolah bersangkutan diliburkan 14 hari untuk mencegah penularan Covid-19 kepada siswa lainnya.

“Bahayanya bila kasus tidak diobati, maka akan makin menularkan ke yang lain. Harapannya masyarakat tetap disiplin prokes. Apabila bergejala, segera berobat,” tegasnya.

Baca Juga :  Kejari Kapuas Tetapkan Dua Tersangka Perkara KPU Kapuas

Jika mau dilakukan test swab dan tracing untuk mencari kasus tanpa gejala, lanjutnya, maka segera diobati dan isolasi mandiri. Masyarakat diimbau mengonsumsi makanan yang sehat, olahraga teratur, dan juga berdoa.

“Protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas dan interaksi langsung harus dilaksanakan secara baik,” sebutnya.

Dengan menerapkan prokes, lanjut dr Made, bisa membantu pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan kasus konfirmasi baru dapat ditekan.

Sementara itu, meski saat ini sudah ada beberapa sekolah yang ditutup sementara karena adanya warga sekolah yang terpapar Covid-19, tapi PTM 100 persen tetap dilaksanakan sesuai dengan level PPKM daerah sebagaimana ditentukan pemerintah. Sekolah-sekolah di daerah PPKM level 2, PTM dilaksanakan 50 persen.

“Sebenarnya harus sinkron, tetapi memang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri itu tidak melihat zona daerah tapi hanya PPKM,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Achmad Syaifudi saat diwawancarai di Kantor Gubernur Kalteng, Jumat (11/2).

Jika terdapat warga sekolah terpapar, otomatis sekolah bersangkutan akan ditutup sementara selama 7 hingga 14 hari, sembari dilakukan sterilisasi dan tracing. Keselamatan dan kesehatan warga sekolah menjadi prioritas dalam pelaksanaan PTM.

Baca Juga :  Izin PKP2B Direkom Tak Diperpanjang

“Ini memang belum ada klaster sekolah, memang terjadi transmisi lokal,” ucapnya.

Meski demikian, pelaksanaan PTM yang kemudian terdeteksi ada warga yang terpapar, seperti halnya di SMAN 1 Palangka Raya beberapa waktu, berawal dari satu peserta didik yang terdeteksi Covid-19. Kemudian ditemukan beberapa peserta didik lainnya yang positif Covid-19, tidak diketahui dengan pasti penyebaran yang terjadi.

“Apakah anak-anak yang positif di sekolah itu memang terpapar di sekolah atau di luar sekolah, kami belum tahu,” ujarnya.

Pihaknya menyebut, memang ada perbedaan respons orang tua yang anaknya sekolah di SD dan SMP dengan SMA sederajat. “Untuk peserta didik di SD dan SMP memang vaksinasi belum maksimal, tapi untuk SMA sederajat hampir semua siswa sudah vaksin dosis dua, kekhawatiran orang tua lebih rendah,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya mendorong percepatan vaksinasi di kabupaten/kota, termasuk vaksinasi booster kepada para guru yang saat ini sudah mulai dilaksanakan.

Sementara itu, melihat tren kasus baru konfirmasi positif Covid-19 di Kalteng yang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, maka harus mengambil langkah antisipasi agar tidak terus mengalami peningkatan lagi. (kaltengpos/ko)

PALANGKA RAYA-Sejatinya Februari ini satuan pendidikan tingkat SD dan SMP ditargetkan sudah melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh 100 persen seperti SMA. Sayangnya, wacana tersebut urung dilaksanakan, setelah diketahui ada peserta didik dan guru terpapar Covid-19. Sebagian sekolah ditutup sementara. Sebagian sekolah lagi tetap melaksanakan pembelajaran, menyesuaikan level pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Kasus Covid-19 yang menulari peserta didik dan guru di satuan pendidikan menjadi perhatian Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalteng. Pihaknya menyarankan, supaya PTM bisa berjalan dengan lancar, maka protokol kesehatan (prokes) harus ketat. Untuk tingkat kehadiran, cukup 50 persen. Hal itu perlu dilakukana mengingat kasus harian Covid-19 terus meningkat.

“Kami sarankan agar pelaksanaan PTM sebaiknya 50 persen dengan menerapkan prokes ketat, baik oleh guru, peserta didik, maupun orang tua,” kata Ketua IDAI Kalteng dr Ni Made Yuliari kepada Kalteng Pos, Sabtu (12/2).

Selain itu, lanjut dr Made, apabila ada kasus positif Covid-19 di sekolah, maka harus dilakukan testing dan tracing. Sementara sekolah bersangkutan diliburkan 14 hari untuk mencegah penularan Covid-19 kepada siswa lainnya.

“Bahayanya bila kasus tidak diobati, maka akan makin menularkan ke yang lain. Harapannya masyarakat tetap disiplin prokes. Apabila bergejala, segera berobat,” tegasnya.

Baca Juga :  Kejari Kapuas Tetapkan Dua Tersangka Perkara KPU Kapuas

Jika mau dilakukan test swab dan tracing untuk mencari kasus tanpa gejala, lanjutnya, maka segera diobati dan isolasi mandiri. Masyarakat diimbau mengonsumsi makanan yang sehat, olahraga teratur, dan juga berdoa.

“Protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas dan interaksi langsung harus dilaksanakan secara baik,” sebutnya.

Dengan menerapkan prokes, lanjut dr Made, bisa membantu pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dan kasus konfirmasi baru dapat ditekan.

Sementara itu, meski saat ini sudah ada beberapa sekolah yang ditutup sementara karena adanya warga sekolah yang terpapar Covid-19, tapi PTM 100 persen tetap dilaksanakan sesuai dengan level PPKM daerah sebagaimana ditentukan pemerintah. Sekolah-sekolah di daerah PPKM level 2, PTM dilaksanakan 50 persen.

“Sebenarnya harus sinkron, tetapi memang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri itu tidak melihat zona daerah tapi hanya PPKM,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Achmad Syaifudi saat diwawancarai di Kantor Gubernur Kalteng, Jumat (11/2).

Jika terdapat warga sekolah terpapar, otomatis sekolah bersangkutan akan ditutup sementara selama 7 hingga 14 hari, sembari dilakukan sterilisasi dan tracing. Keselamatan dan kesehatan warga sekolah menjadi prioritas dalam pelaksanaan PTM.

Baca Juga :  Izin PKP2B Direkom Tak Diperpanjang

“Ini memang belum ada klaster sekolah, memang terjadi transmisi lokal,” ucapnya.

Meski demikian, pelaksanaan PTM yang kemudian terdeteksi ada warga yang terpapar, seperti halnya di SMAN 1 Palangka Raya beberapa waktu, berawal dari satu peserta didik yang terdeteksi Covid-19. Kemudian ditemukan beberapa peserta didik lainnya yang positif Covid-19, tidak diketahui dengan pasti penyebaran yang terjadi.

“Apakah anak-anak yang positif di sekolah itu memang terpapar di sekolah atau di luar sekolah, kami belum tahu,” ujarnya.

Pihaknya menyebut, memang ada perbedaan respons orang tua yang anaknya sekolah di SD dan SMP dengan SMA sederajat. “Untuk peserta didik di SD dan SMP memang vaksinasi belum maksimal, tapi untuk SMA sederajat hampir semua siswa sudah vaksin dosis dua, kekhawatiran orang tua lebih rendah,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya mendorong percepatan vaksinasi di kabupaten/kota, termasuk vaksinasi booster kepada para guru yang saat ini sudah mulai dilaksanakan.

Sementara itu, melihat tren kasus baru konfirmasi positif Covid-19 di Kalteng yang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, maka harus mengambil langkah antisipasi agar tidak terus mengalami peningkatan lagi. (kaltengpos/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/