Kamis, September 19, 2024
37.9 C
Palangkaraya

Penari Betang Batarung Tetap Bersinar di Tengah Guyuran Hujan

Menyaksikan Semarak Pentas Seni di Bundaran Besar

Hujan deras yang mengguyur Kota Palangka Raya pada Sabtu malam (10/8/2024), tidak menghalangi semangat para penari cilik dari Sanggar Betang Batarung untuk tampil memukau dan menghibur masyarakat yang berkunjung ke Bundaran Besar.  

 DHEA UMILATI, Palangka Raya

MESKI ada penonton yang berlarian mencari tempat berteduh, tetapi sebagian besar justru tetap bertahan untuk menyaksikan pentas seni di Bundaran Besar.

Malam itu disuguhkan penampilan tarian Nusantara oleh Sanggar Betang Batarung. Tarian yang dibawakan terdiri dari berbagai daerah, seperti Papua, Jakarta, Dayak, Sulawesi, Bali, dan beberapa daerah lain. Jessica, salah satu pelatih sanggar tersebut menjelaskan, tarian yang ditampilkan itu sudah dipersiapkan secara matang selama satu minggu.

“Kami sudah persiapkan dengan baik, jadi anak-anak tinggal mengulang kembali latihan. Meski malam itu diguyur hujan, tetapi anak-anak tetap semangat untuk memberikan performa terbaik,” ungkapnya.

Penampilan yang paling mencuri perhatian adalah ketika para penari cilik, yang usianya berkisar 7 sampai 15 tahun itu, tetap melanjutkan tarian meski hujan turun dengan deras. Penonton yang sebagiannya memilih mencari tempat berteduh, merasa kagum dengan semangat para penari muda itu.

Baca Juga :  Tak Ingin Kecolongan, “Jalan Tikus” Juga Dijaga

Dinda, salah satu pengajar di Sanggar Betang Batarung menambahkan, tidak ada satu pun anak yang mengeluh malam itu, meski harus tampil di tengah guyuran hujan.

“Mungkin karena mereka sudah terbiasa, mental mereka sudah siap menghadapi apa pun, meski sempat kehujanan, semangat mereka tetap membara,” tuturnya.

Salah satu penari muda yang tampil malam itu, Metwan Timotius, berbagi pengalamannya. Walau sempat panik karena kehujanan, ia tetap berusaha untuk fokus menyelesaikan penampilan.

“Tampil saat hujan rasanya luar biasa, campur aduk perasaan kami, tetapi juga sangat senang bisa menampilkan yang terbaik malam ini,” ujar Metwan dengan senyum bangga.

Senada juga diutarakan Dinda. Ia berharap rangkaian acara itu dapat menjadi sarana bagi para penari cilik untuk terus mengasah kemampuan dan melestarikan budaya Nusantara.

Baca Juga :  SHD: Beliau Sosok Bijak Mengambil Keputusan, Selalu Memberikan Nasihat pada Bawahan

“Selain itu, kegiatan rutin ini juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terus belajar dan mengembangkan bakat seni,” tuturnya.

Malam itu, meski hujan mengguyur, semangat dan antusiasme para penari cilik dari Sanggar Betang Batarung tak padam. “Hal ini menjadi bukti nyata bahwa dedikasi pada seni dan budaya tidak akan surut, meski diterpa cuaca buruk,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Adiah Chandra Sari saat diwawancarai media, berharap kegiatan pentas seni itu dapat digelar juga di luar bulan Agustus. Mengingat gelar seni budaya tidak hanya menampilkan budaya Kalteng, tetapi juga budaya dari provinsi lain. Event seperti ini juga sangat menyokong keberadaan pelaku ekonomi kreatif.

“Semoga dengan acara seperti ini makin menumbuhkan rasa cinta kita terhadap kebudayaan dan menambah rasa cinta tanah air dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia,” tandasnya. (*/ce/ala)

Menyaksikan Semarak Pentas Seni di Bundaran Besar

Hujan deras yang mengguyur Kota Palangka Raya pada Sabtu malam (10/8/2024), tidak menghalangi semangat para penari cilik dari Sanggar Betang Batarung untuk tampil memukau dan menghibur masyarakat yang berkunjung ke Bundaran Besar.  

 DHEA UMILATI, Palangka Raya

MESKI ada penonton yang berlarian mencari tempat berteduh, tetapi sebagian besar justru tetap bertahan untuk menyaksikan pentas seni di Bundaran Besar.

Malam itu disuguhkan penampilan tarian Nusantara oleh Sanggar Betang Batarung. Tarian yang dibawakan terdiri dari berbagai daerah, seperti Papua, Jakarta, Dayak, Sulawesi, Bali, dan beberapa daerah lain. Jessica, salah satu pelatih sanggar tersebut menjelaskan, tarian yang ditampilkan itu sudah dipersiapkan secara matang selama satu minggu.

“Kami sudah persiapkan dengan baik, jadi anak-anak tinggal mengulang kembali latihan. Meski malam itu diguyur hujan, tetapi anak-anak tetap semangat untuk memberikan performa terbaik,” ungkapnya.

Penampilan yang paling mencuri perhatian adalah ketika para penari cilik, yang usianya berkisar 7 sampai 15 tahun itu, tetap melanjutkan tarian meski hujan turun dengan deras. Penonton yang sebagiannya memilih mencari tempat berteduh, merasa kagum dengan semangat para penari muda itu.

Baca Juga :  Tak Ingin Kecolongan, “Jalan Tikus” Juga Dijaga

Dinda, salah satu pengajar di Sanggar Betang Batarung menambahkan, tidak ada satu pun anak yang mengeluh malam itu, meski harus tampil di tengah guyuran hujan.

“Mungkin karena mereka sudah terbiasa, mental mereka sudah siap menghadapi apa pun, meski sempat kehujanan, semangat mereka tetap membara,” tuturnya.

Salah satu penari muda yang tampil malam itu, Metwan Timotius, berbagi pengalamannya. Walau sempat panik karena kehujanan, ia tetap berusaha untuk fokus menyelesaikan penampilan.

“Tampil saat hujan rasanya luar biasa, campur aduk perasaan kami, tetapi juga sangat senang bisa menampilkan yang terbaik malam ini,” ujar Metwan dengan senyum bangga.

Senada juga diutarakan Dinda. Ia berharap rangkaian acara itu dapat menjadi sarana bagi para penari cilik untuk terus mengasah kemampuan dan melestarikan budaya Nusantara.

Baca Juga :  SHD: Beliau Sosok Bijak Mengambil Keputusan, Selalu Memberikan Nasihat pada Bawahan

“Selain itu, kegiatan rutin ini juga memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk terus belajar dan mengembangkan bakat seni,” tuturnya.

Malam itu, meski hujan mengguyur, semangat dan antusiasme para penari cilik dari Sanggar Betang Batarung tak padam. “Hal ini menjadi bukti nyata bahwa dedikasi pada seni dan budaya tidak akan surut, meski diterpa cuaca buruk,” tutupnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng Adiah Chandra Sari saat diwawancarai media, berharap kegiatan pentas seni itu dapat digelar juga di luar bulan Agustus. Mengingat gelar seni budaya tidak hanya menampilkan budaya Kalteng, tetapi juga budaya dari provinsi lain. Event seperti ini juga sangat menyokong keberadaan pelaku ekonomi kreatif.

“Semoga dengan acara seperti ini makin menumbuhkan rasa cinta kita terhadap kebudayaan dan menambah rasa cinta tanah air dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia,” tandasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/