PALANGKA RAYA-Dunia olahraga Kalimantan Tengah (Kalteng) perlu pembenahan total. Baik dari sisi pengurus tiap cabang olahraga (cabor), induk organisasi, dan pihak-pihak yang berkecimpung di dalamnya. Hal ini diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum (Ketum) KONI Kalteng Christian Sancho saat menjadi tamu podcast Ruang Redaksi di kantor Kalteng Pos, Selasa (15/8).
“Sebagai seorang pegiat olahraga dan putra daerah, saya ingin mengubah olahraga Kalteng agar bisa berprestasi seperti dahulu,” ujar Sancho kepada Kalteng Pos, Selasa (15/8).
Kilas balik sebagai seorang pegiat olahraga, Sancho mengakui perjalannya selama bergabung dengan kepengurusan KONI tidaklah mudah. Ada banyak pihak yang mencoba menghalanginya untuk bisa bergabung dengan organisasi yang menjadi induk semua cabor tersebut.
“Tahun 2019 saya maju, dihajar habis-habisan, tetapi yang perlu digarisbawahi, sewaktu pertama kali saya maju itu sebenarnya tidak maju dengan keinginan hati, tetapi ada dorongan yang kuat agar saya maju menjadi ketua KONI,” ungkapnya.
Akan tetapi, lanjut Sancho, seiring berjalannya waktu, ada sedikit gesekan yang menggoyangkan posisinya sebagai petinggi KONI Kalteng.
“Saya ingin agar olahraga Kalteng maju, putra-putri daerah bisa menjadi orang yang penuh prestasi di dunia olahraga,” ujarnya.
Meski dirundung banyak permasalahan selama berkarier di dunia olahraga, Sancho menyebut itu justru merupakan hal baik baginya untuk terus berkarier memajukan dunia keolahragaan Bumi Tambun Bungai.
“Sama seperti sekarang, dengan majunya Pak Gubernur dan Pak Agustiar dalam musorprovlub, menurut saya inilah saatnya saya bertanding. Sudah saya sarankan ke TPP (tim penjaringan dan penyaringan), kalau musorprovlub nanti dimulai, harus ada penyampaian visi dan misi kandidat serta sasaran dan janji untuk kemajuan dunia olahraga Kalteng,” tuturnya.
Sancho berharap pada pelaksanaan musorprovlub nanti, ada sesi debat kandidat. Menurutnya penting dilakukan agar dapat mengetahui sejauh mana pemikiran para kandidat dalam membangun olahraga Kalteng.
“Dalam debat itu kita bisa mengetahui olahraga Kalteng mau dibawa ke mana. Jadi kalau memang nanti Pak Gubernur dan Pak Agustiar maju, bisa kita buka bersama pemikiran demi kemajuan dunia olahraga,” ujarnya.
Disinggung terkait syarat minimal dukungan berupa 50 persen KONI kabupaten/kota atau 50 persen pengprov cabor, Sancho optimistis bisa meraih dukungan sesuai syarat yang ditetapkan itu.
“Teman-teman yang masih loyalis dengan kami, yang masih komitmen, tentu akan mendukung. Namun semua itu berproses. Sebab bukan cuman dukungan, tetapi ada beberapa ketentuan umum yang harus dimiliki kandidat. Itu tergantung pihak TPP, karena mereka yang atur,” sebutnya.
Ditanya bagaimana dirinya mendulang anggaran dari pihak ketiga seperti perusahaan jika kelak terpilih sebagai ketum KONI Kalteng definitif, pria yang merupakan pengusaha swasta itu menyebut sudah cukup lama memiliki pemikiran untuk menjalankan program itu.
“Apabila saya terpilih sebagai ketua KONI nanti, saya akan berupaya agar para pengusaha dapat membantu menyokong dana untuk pengembangan olahraga,” ujarnya.
Meski demikian, Sancho menegaskan, pihaknya tidak ingin hanya ujug-ujug menyerahkan proposal dan meminta secara langsung pendanaan dari pihak korporasi tanpa didukung perencanaan pengembangan olahraga yang terencana dan terukur.
“Kami akan bikin lebih dahulu suatu desain bagaimana gambaran dunia olahraga, sasarannya apa saja, yang menjanjikan apa. Dalam waktu dekat, untuk memperbaiki itu, kami kan harus memperbaiki peringkat di PON Aceh-Sumatera,” jelasnya. (dan/ce/ala)