Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Perbaiki Standar Operasional, Pastikan Makanan Layak dan Aman Dikonsumsi

Bakso Mas Bejo Di-Deadline Sepekan

PALANGKA RAYA–Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu menurunkan tim untuk mengecek dan meninjau tempat usaha Warung Bakso Mas Bejo yang viral karena temuan kepala tikus di mangkuk pelanggan. Tim gabungan yang diturunkan sepakat memberikan deadline sepekan kepada pemilik warung di Jalan Yos Sudarso itu untuk memperbaiki kelayakan tempat usaha.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Samsul Rizal mewakili Pj Wali Kota untuk mengecek Warung Bakso Mas Bejo. Ia datang bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya, dinas kesehatan (dinkes), dan Satpol PP.

Setelah melakukan pengecekan, tim gabungan sepakat memberikan waktu satu minggu kepada pemilik usaha untuk menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan. Hal itu untuk memperbaiki standar operasional, guna memastikan makanan yang disajikan aman dan layak dikonsumsi. BBPOM akan terus memantau perkembangan perbaikan tersebut dan siap mengambil langkah lanjutan jika diperlukan.

Tim gabungan melakukan pemeriksaan menyeluruh aspek operasional warung, mulai dari kebersihan peralatan, proses memasak dan penyajian, hingga pengelolaan limbah. Samsul Rizal menjelaskan, peninjauan dilakukan berdasarkan instruksi Pj Wali Kota yang merespons pemberitaan media terkait kasus tersebut.

“Kami sudah menggelar rapat bersama BBPOM, dinas kesehatan, dan Satpol PP untuk merumuskan langkah penanganan. Hari ini atau Kamis (17/10/2024), kami turun langsung untuk melihat dang mengecek kondisi tempat usaha yang viral dalam pemberitaan,” ujar Samsul Rizal usai meninjau lokasi.

Ia mengatakan, pemerintah kota hadir sebagai penengah dan memastikan agar pengusaha segera melakukan perbaikan. Sehingga dengan langkah-langkah itu serta masukan yang diberikan pihak BBPOM dan dinas kesehatan, dapat menjadikan tempat usaha (Mi Ayam dan Bakso Mas Bejo) bisa beroperasi dengan lebih baik dan mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat.

Samsul juga menekankan bahwa pemilik usaha berkomitmen membuktikan keamanan dan kebersihan produk makanan. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong pemilik usaha untuk segera mengurus sertifikasi halal dengan bantuan pemerintah. Sehingga diharapkan isu ini dapat segera mereda, masyarakat tidak resah, serta standar kebersihan dan keamanan pangan di seluruh wilayah Palangka Raya terjaga dengan baik.

“Insyaallah, Sabtu atau minggu depan, pemilik akan membuktikan bahwa bakso dan mi ayam di warung ini aman untuk dikonsumsi, kami berharap isu ini cepat mereda dan justru menjadi momentum perbaikan bagi usaha yang ada. Semoga ke depan, usaha ini makin ramai dan membawa berkah,” tutup Samsul Rizal.

Baca Juga :  Wagub Hadiri Musrenbang Tahun 2021

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Nur Ainawiyah, menegaskan bahwa pihaknya memiliki serangkaian format teknis yang menjadi acuan dalam menilai aspek kesehatan dalam pengolahan makanan di tempat usaha.

Dalam kasus Bakso Mas Bejo yang sempat viral karena dugaan pencemaran bahan makanan, dinkes menemukan sejumlah kekurangan yang harus segera diperbaiki.

“Pihak pengelola belum punya sertifikat higienitasi, belum pernah mengikuti pelatihan, karena itu tahun depan akan kami ajak untuk ikut pelatihan sertifikasi higienitasi,” ucap Nur Ainawiyah.

Salah satu aspek yang disoroti adalah kondisi atap lokasi pengolahan yang belum dilengkapi plafon, salah satu standar kebersihan yang harus dipenuhi. Lebih lanjut, Nur menjelaskan bahwa lingkungan pengolahan makanan harus steril dari keberadaan hewan.

“Standarnya, tidak boleh ada hewan atau binatang apa pun di lokasi pengolahan. Meski tidak bisa memberantas sepenuhnya, setidaknya harus ada upaya pengendalian,” tuturnya.

Salah satu upaya pengendalian yang direkomendasikan ialah dengan memasang perangkat hewan pengerat. Selain itu, perlu juga memperhatikan aspek kebersihan lokasi memasak, serta menggunakan peralatan yang standar dan tertutup rapat alias tidak terbuka atau mudah terpapar.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, kondisi dapur warung bersih. Makanan yang sudah dimasak ataupun stok bahan seperti bakso dan tetelan (daging lemak) yang digunakan sebagai tambahan bakso tertata rapi. Saat pengecekan, pemilik warung juga menjelaskan proses mendapatkan daging hingga pembuatannya. Pemilik mengatakan bahwa daging yang digunakan adalah daging fresh yang baru dipotong dan langsung dibawa ke penggilingan pentol. Selain itu, bumbu dan racikan ditakar langsung oleh pemilik warung di lokasi penggilingan, untuk memastikan kualitas dan cita rasa bakso.

Penggilingan bakso juga dilakukan tiap hari, sehingga pentol yang disimpan atau dibekukan tidak untuk waktu yang lama. Selain itu, pada hari Sabtu dan Minggu selalu dilakukan pembersihan warung secara menyeluruh.

Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya Wahyuri, yang turun mengecek langsung ke lokasi produksi mi ayam dan bakso Mas Bejo,  menemukan sejumlah aspek teknis yang perlu diperhatikan. Meliputi penyiapan bahan baku, penggunaan peralatan, cara pengolahan, penyajian, serta pembuangan limbah yang belum memenuhi standar kebersihan dan kesehatan.

Baca Juga :  Mohon Diperhatikan! Ini Seruan Ketua FSP PP-KSPSI Kalteng di Momen May Day

“Aspek mikrobiologi juga menjadi perhatian BBPOM kepada pelaku usaha,” kata Wahyuri.

Ia menekankan bahwa faktor kebersihan dan keamanan makanan harus benar-benar diperhatikan pemilik usaha. Aspek kebersihan harus tetap terjaga, terutama selama proses pengolahan. Hal ini sejalan dengan rekomendasi yang disampaikan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.

Namun, saat ditanya mengenai uji sampel lebih lanjut, Wahyuri mengatakan bahwa tim BBPOM belum melakukan uji laboratorium, melainkan hanya memberikan rekomendasi perbaikan yang harus segera dilakukana pengelola usaha bersangkutan.

“Dari hasil pantauan secara umum, perlu ada perbaikan signifikan dari sisi kebersihan di area pengolahan,” tutur Wahyuri.

Joko Setiyono selaku pemilik warung, menyambut kedatangan tim. Ia mengaku terkejut dengan tuduhan adanya kepala tikus dalam hidangan mi ayam yang disajikan kepada konsumen. Menurutnya, pihaknya belum pernah menerima komplain dari konsumen terkait kejadian itu. “Tahu-tahu viral, tapi konsumen itu tidak ada bilang atau komplain apa pun ke kami,” ucapnya.

Joko menjelaskan, apabila makanan yang disajikan bermasalah, biasanya konsumen akan langsung mengadu kepada karyawan untuk diganti. Namun, terkait kasus ini tidak pernah ada keluhan yang disampaikan. Joko menambahkan, konsumen yang menemukan kepala tikus itu justru menghabiskan hidangan mereka dan membayar seperti biasanya.

Selama inspeksi, Joko menunjukkan dapurnya kepada tim, termasuk area penyimpanan bahan baku, tempat pengolahan bakso, dan area memasak mi ayam. Area dapur terbagi menjadi dua bagian. Ada freezer dan kulkas untuk menyimpan daging dan bahan baku lainnya. Di area memasak terdapat empat kompor gas. Tiga di antaranya diletakkan berjejer dan digunakan untuk memasak bahan mi ayam, sementara satu kompor lagi digunakan khusus untuk merebus kuah bakso.

Joko mengakui bahwa atap dapur yang terbuat dari rangka kayu itu memang belum dipasangi plafon, sehingga ada kemungkinan binatang seperti tikus jatuh dari atas. Ia pun setuju dengan saran tim pemeriksa untuk segera memasang plafon guna memastikan kehigienisan proses pengolahan makanan. “Kami akan pasang plafon supaya lebih aman dan bersih,” pungkasnya. (mut/sja/ram/ce/ala)

PALANGKA RAYA–Pj Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu menurunkan tim untuk mengecek dan meninjau tempat usaha Warung Bakso Mas Bejo yang viral karena temuan kepala tikus di mangkuk pelanggan. Tim gabungan yang diturunkan sepakat memberikan deadline sepekan kepada pemilik warung di Jalan Yos Sudarso itu untuk memperbaiki kelayakan tempat usaha.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Samsul Rizal mewakili Pj Wali Kota untuk mengecek Warung Bakso Mas Bejo. Ia datang bersama Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya, dinas kesehatan (dinkes), dan Satpol PP.

Setelah melakukan pengecekan, tim gabungan sepakat memberikan waktu satu minggu kepada pemilik usaha untuk menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan. Hal itu untuk memperbaiki standar operasional, guna memastikan makanan yang disajikan aman dan layak dikonsumsi. BBPOM akan terus memantau perkembangan perbaikan tersebut dan siap mengambil langkah lanjutan jika diperlukan.

Tim gabungan melakukan pemeriksaan menyeluruh aspek operasional warung, mulai dari kebersihan peralatan, proses memasak dan penyajian, hingga pengelolaan limbah. Samsul Rizal menjelaskan, peninjauan dilakukan berdasarkan instruksi Pj Wali Kota yang merespons pemberitaan media terkait kasus tersebut.

“Kami sudah menggelar rapat bersama BBPOM, dinas kesehatan, dan Satpol PP untuk merumuskan langkah penanganan. Hari ini atau Kamis (17/10/2024), kami turun langsung untuk melihat dang mengecek kondisi tempat usaha yang viral dalam pemberitaan,” ujar Samsul Rizal usai meninjau lokasi.

Ia mengatakan, pemerintah kota hadir sebagai penengah dan memastikan agar pengusaha segera melakukan perbaikan. Sehingga dengan langkah-langkah itu serta masukan yang diberikan pihak BBPOM dan dinas kesehatan, dapat menjadikan tempat usaha (Mi Ayam dan Bakso Mas Bejo) bisa beroperasi dengan lebih baik dan mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat.

Samsul juga menekankan bahwa pemilik usaha berkomitmen membuktikan keamanan dan kebersihan produk makanan. Selain itu, pemerintah juga akan mendorong pemilik usaha untuk segera mengurus sertifikasi halal dengan bantuan pemerintah. Sehingga diharapkan isu ini dapat segera mereda, masyarakat tidak resah, serta standar kebersihan dan keamanan pangan di seluruh wilayah Palangka Raya terjaga dengan baik.

“Insyaallah, Sabtu atau minggu depan, pemilik akan membuktikan bahwa bakso dan mi ayam di warung ini aman untuk dikonsumsi, kami berharap isu ini cepat mereda dan justru menjadi momentum perbaikan bagi usaha yang ada. Semoga ke depan, usaha ini makin ramai dan membawa berkah,” tutup Samsul Rizal.

Baca Juga :  Wagub Hadiri Musrenbang Tahun 2021

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Nur Ainawiyah, menegaskan bahwa pihaknya memiliki serangkaian format teknis yang menjadi acuan dalam menilai aspek kesehatan dalam pengolahan makanan di tempat usaha.

Dalam kasus Bakso Mas Bejo yang sempat viral karena dugaan pencemaran bahan makanan, dinkes menemukan sejumlah kekurangan yang harus segera diperbaiki.

“Pihak pengelola belum punya sertifikat higienitasi, belum pernah mengikuti pelatihan, karena itu tahun depan akan kami ajak untuk ikut pelatihan sertifikasi higienitasi,” ucap Nur Ainawiyah.

Salah satu aspek yang disoroti adalah kondisi atap lokasi pengolahan yang belum dilengkapi plafon, salah satu standar kebersihan yang harus dipenuhi. Lebih lanjut, Nur menjelaskan bahwa lingkungan pengolahan makanan harus steril dari keberadaan hewan.

“Standarnya, tidak boleh ada hewan atau binatang apa pun di lokasi pengolahan. Meski tidak bisa memberantas sepenuhnya, setidaknya harus ada upaya pengendalian,” tuturnya.

Salah satu upaya pengendalian yang direkomendasikan ialah dengan memasang perangkat hewan pengerat. Selain itu, perlu juga memperhatikan aspek kebersihan lokasi memasak, serta menggunakan peralatan yang standar dan tertutup rapat alias tidak terbuka atau mudah terpapar.

Berdasarkan pantauan Kalteng Pos, kondisi dapur warung bersih. Makanan yang sudah dimasak ataupun stok bahan seperti bakso dan tetelan (daging lemak) yang digunakan sebagai tambahan bakso tertata rapi. Saat pengecekan, pemilik warung juga menjelaskan proses mendapatkan daging hingga pembuatannya. Pemilik mengatakan bahwa daging yang digunakan adalah daging fresh yang baru dipotong dan langsung dibawa ke penggilingan pentol. Selain itu, bumbu dan racikan ditakar langsung oleh pemilik warung di lokasi penggilingan, untuk memastikan kualitas dan cita rasa bakso.

Penggilingan bakso juga dilakukan tiap hari, sehingga pentol yang disimpan atau dibekukan tidak untuk waktu yang lama. Selain itu, pada hari Sabtu dan Minggu selalu dilakukan pembersihan warung secara menyeluruh.

Ketua Tim Kerja Informasi dan Komunikasi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palangka Raya Wahyuri, yang turun mengecek langsung ke lokasi produksi mi ayam dan bakso Mas Bejo,  menemukan sejumlah aspek teknis yang perlu diperhatikan. Meliputi penyiapan bahan baku, penggunaan peralatan, cara pengolahan, penyajian, serta pembuangan limbah yang belum memenuhi standar kebersihan dan kesehatan.

Baca Juga :  Mohon Diperhatikan! Ini Seruan Ketua FSP PP-KSPSI Kalteng di Momen May Day

“Aspek mikrobiologi juga menjadi perhatian BBPOM kepada pelaku usaha,” kata Wahyuri.

Ia menekankan bahwa faktor kebersihan dan keamanan makanan harus benar-benar diperhatikan pemilik usaha. Aspek kebersihan harus tetap terjaga, terutama selama proses pengolahan. Hal ini sejalan dengan rekomendasi yang disampaikan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.

Namun, saat ditanya mengenai uji sampel lebih lanjut, Wahyuri mengatakan bahwa tim BBPOM belum melakukan uji laboratorium, melainkan hanya memberikan rekomendasi perbaikan yang harus segera dilakukana pengelola usaha bersangkutan.

“Dari hasil pantauan secara umum, perlu ada perbaikan signifikan dari sisi kebersihan di area pengolahan,” tutur Wahyuri.

Joko Setiyono selaku pemilik warung, menyambut kedatangan tim. Ia mengaku terkejut dengan tuduhan adanya kepala tikus dalam hidangan mi ayam yang disajikan kepada konsumen. Menurutnya, pihaknya belum pernah menerima komplain dari konsumen terkait kejadian itu. “Tahu-tahu viral, tapi konsumen itu tidak ada bilang atau komplain apa pun ke kami,” ucapnya.

Joko menjelaskan, apabila makanan yang disajikan bermasalah, biasanya konsumen akan langsung mengadu kepada karyawan untuk diganti. Namun, terkait kasus ini tidak pernah ada keluhan yang disampaikan. Joko menambahkan, konsumen yang menemukan kepala tikus itu justru menghabiskan hidangan mereka dan membayar seperti biasanya.

Selama inspeksi, Joko menunjukkan dapurnya kepada tim, termasuk area penyimpanan bahan baku, tempat pengolahan bakso, dan area memasak mi ayam. Area dapur terbagi menjadi dua bagian. Ada freezer dan kulkas untuk menyimpan daging dan bahan baku lainnya. Di area memasak terdapat empat kompor gas. Tiga di antaranya diletakkan berjejer dan digunakan untuk memasak bahan mi ayam, sementara satu kompor lagi digunakan khusus untuk merebus kuah bakso.

Joko mengakui bahwa atap dapur yang terbuat dari rangka kayu itu memang belum dipasangi plafon, sehingga ada kemungkinan binatang seperti tikus jatuh dari atas. Ia pun setuju dengan saran tim pemeriksa untuk segera memasang plafon guna memastikan kehigienisan proses pengolahan makanan. “Kami akan pasang plafon supaya lebih aman dan bersih,” pungkasnya. (mut/sja/ram/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/