PALANGKA RAYA-Bencana banjir yang terus melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng) sejak akhir November 2024, memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
Berdasarkan laporan terkini dari Pusat Data dan Informasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng, per tanggal 16 Desember banjir masih menggenangi beberapa kabupaten/kota.
Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalteng, Ahmad Toyib, mengatakan banjir pertama kali terjadi di Kota Palangka Raya pada 23 November 2024, dan hingga 16 Desember 2024 belum surut.
Empat wilayah kecamatan di kota ini terendam, yakni Jekan Raya, Bukit Batu, Pahandut, dan Sebangau, sehingga berdampak pada 8.229 kepala keluarga (KK) atau sekitar 28.514 jiwa.
Meski hanya ada 3 kepala keluarga (KK) yang mengungsi, banjir telah merendam 3.905 rumah, merusak 66 fasilitas umum dan 3 sarana pendukung lainnya.
Di Kabupaten Pulang Pisau, banjir mulai terjadi sejak 26 November 2024 dan berlanjut hingga saat ini.
Lima kecamatan, yakni Jabiren Raya, Kahayan Hilir, Sebangau Kuala, Maliku, dan Kahayan Tengah terdampak, dengan 1.681 KK atau 6.693 jiwa terdampak. Selain itu, 238 unit rumah dan 20 fasilitas umum pun terimbas.
“Banjir serupa melanda Kabupaten Kapuas pada 28 November 2024, dengan dampak yang lebih luas. Wilayah Kecamatan Kapuas Tengah, Pasak Talawang, Timpah, dan Mantangai terendam. Air menggenangi 4.783 unit rumah warga dan merusak 272 fasilitas umum. Sebanyak 8.300 KK atau 22.629 jiwa turut terdampak karena bencana alam ini,” bebernya, Selasa (17/12).
Sementara itu, banjir di Kabupaten Kotawaringin Barat terjadi dalam periode yang lebih singkat, 11-16 Desember 2024, di Kecamatan Arut Selatan dan Kumai. Sebanyak 50 KK atau 189 jiwa terdampak, termasuk 51 rumah warga dan 24 fasilitas umum.
Di Kabupaten Sukamara, bencana banjir terjadi 14-15 Desember 2024 pada lima kelurahan di Kecamatan Jelai. Tercatat 386 rumah warga terendam, 26 fasilitas umum rusak, serta 402 KK atau 1.376 jiwa terdampak.
“Secara keseluruhan, bencana banjir telah melanda lima kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, dengan 16 kecamatan dan 65 kelurahan/desa, 18.662 KK atau 59.401 jiwa terdampak langsung, 9.363 unit rumah terendam, dan 408 fasilitas umum mengalami kerusakan. Meski demikian, hingga kini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Sebagian kecil warga masih mengungsi, dengan 3 KK yang bertahan di tempat pengungsian,” tambahnya.
Kondisi di beberapa wilayah yang terdampak bencana banjir, kini berangsur membaik, meski status darurat masih berlaku di beberapa daerah.
Kabupaten Lamandau, misalnya, berada dalam status siaga darurat banjir sejak 15 Oktober 2024 dan diperkirakan akan berlangsung hingga 31 Desember 2024. Sementara itu, Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas berada dalam masa tanggap darurat hingga akhir Desember 2024.
Di sisi lain, menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPB-PK Provinsi Kalteng, Alpius Patanan, upaya penanganan bencana sudah dilakukan dengan baik oleh pemerintah daerah.
Banjir di Kabupaten Kapuas yang terjadi sejak 19 November 2024 menunjukkan tanda-tanda fluktuatif. Namun bantuan dan penanganan darurat telah dilakukan sesuai prosedur.
“BPBD Provinsi Kalteng terus berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman banjir yang diperkirakan dapat terus terjadi, mengingat kondisi geografis Kalteng yang rawan banjir, terutama selama musim hujan. Upaya mitigasi dan penanggulangan risiko banjir tetap menjadi prioritas, demi melindungi masyarakat dari dampak yang lebih buruk,” tandasnya. (ovi/ce/ala)