Saat ini produk ikan lokal Kalteng yang sangat digemari negara pengimpor adalah ikan hias botia, seluang, betutu, aquatik plant atau tumbuhan liar, toman, sapu-sapu, lais, baung, dan julung-julung.
Ada banyak negara yang berminat dengan ikan lokal Kalteng, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Thai-land, Hongkong, Jerman, Prancis, China, Amerika Serikat, Korea, Inggris, hingga Ceko. Melihat produk perikanan yang sangat menjanjikan ini, tentu kita harus optimistis untuk pemulihan ekonomi daerah. Tidak ada jalan lain selain melakukan langkah perbaikan, pembenahan, termasuk peningkatan sinergi, bergerak bersama antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintah pusat, pelaku usaha perikanan, eksportir, stasiun karantina ikan, Bea Cukai, maskapai penerbangan, dan pihak lainnya.
“Maka saya meminta perhatian para pemimpin dan kepala daerah serta pemangku kepentingan untuk memperhatikan dan memetakan potensi ekspor perikanan Kalteng, meningkatkan komitmen untuk fasilitasi dan pembinaan, meningkatkan daya saing serta nilai ekspor Kalteng dengan standar global yang kuat, memberikan dukungan sarana prasarana kepada eksportir, memperkuat kerja sama, kepastian jadwal penerbangan, dukungan kelengkapan dokumen ekspor, termasuk pemberitahuan ekspor barang harus dikeluarkan di Palangka Raya. Karena selama ini banyak dikeluarkan di Jakarta, sehingga tidak tercatat di provinsi,” bebernya.
“Lunching ini tidak hanya seremonial semata, tapi menjadi momentum kebangkitan ekspor yang berkelanjutan, meningkat, berdampak pada pening-katan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat Kalteng. Kepada para pelaku UMKM dan eksportir, pemerintah mengucapkan terima kasih atas semangat, kerja keras, dan dedikasi yang ikut proaktif membangun Kalteng dan meningkatkan perekonomian di Bumi Tambun Bungai untuk Kalteng BERKAH,” tambahnya sembari berharap hal ini menjadi motivasi serta semangat bagi semua pelaku UMKM dan eksportir lainnya untuk membuka peluang dalam meningkat-kan kesejahteraan masyarakat. (nue/ce/ala)