Produksi Padi Terancam Menurun, Distan Siapkan Benih Pengganti
KUALA KAPUAS-Para petani di Kecamatan Tamban Catur dan Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas mulai resah dan gelisah. Pemicunya adalah terjadinya penularan penyakit tungro pada tanaman padi yang disebabkan oleh virus yang dibawa wereng hijau. Tidak tanggung-tanggung, serangan hama ini mengancam sekitar 7.000 hektare (ha) lahan persawahan di dua kecamatan tersebut. Bahkan sekitar 1.000 ha tanaman padi di Tamban Catur sudah tertular penyakit ini.
Keresahan masyarakat ini dibenarkan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kapuas H Ahmad Baihaqi. Dikatakannya bahwa luas lahan persawahan yang terancam penyakit tungro ini sekitar 3.000 ha di Tamban Catur dan 4.000 ha di wilayah Kapuas Timur.
Karena penyakit ini sangat berpengaruh terhadap produksi padi petani, Ahmad Baihaqi mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kapuas melalui dinas pertanian (distan) bergerak cepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani saat ini.
“Wabah tungro ini akan mengancam hasil produksi petani nantinya, jika penyakit pada tanaman padi ini tidak segera ditangani, akan sangat merugikan petani kita. Jadi dengan apapun caranya, segera hentikan penyebaran wabah ini,” tegasnya.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) V ini mengakui bawha wilayah Tamban Catur, Kapuas Kuala, dan Kapuas Timur merupakan daerah penghasil padi di wilayah Kabupaten Kapuas. Karena itu ada keprihatinan yang muncul setelah mengetahui kondisi yang dihadapi para petani saat ini yang sedang dilanda kekhawatiran akibat ancaman penularan penyakit pada tanaman padi.
“Jangan sampai petani kita mengalami kerugian akibat serangan tungro ini,” tegasnya.
Secara teknis, lanjutnya, permasalahan ini menjadi ranahnya Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Kapuas. Distan berwenang dan punya tanggung jawab untuk mengatasi penyebaran penyakit tungro agar tidak meluas. “Segera ambil langkah, karena dampaknya besar bagi masyarakat, khususnya petani padi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Distan Kapuas Yaya membenarkan adanya serangan penyakit tungro pada tanaman padi di wilayah Tamban Catur, Kapuas Kuala, dan Kapuas Timur. “Ya, serangan penyakit tungro ini bersumber dari hama wereng, ini sudah tersebar di tiga kecamatan,” ungkap Yaya.
Kadistan menambahkan, kemunculan penyakit ini sudah terdeteksi sejak awal April. Sejauh ini penanganan yang dilakukan berupa penyemprotan pestisida ke tanaman padi yang masih bisa diselamatkan. Sedangkan untuk yang sudah dalam kondisi parah, disarankan untuk dibasmi dan diganti dengan tanaman baru jika waktu tanam memungkinkan. “Kami yang siapkan benih pengganti untuk para petani,” ujarnya. (alh/ce/ala/ko)