Jumat, September 13, 2024
30.3 C
Palangkaraya

Proses Produksi Sangat Ketat, VCO Punya Banyak Khasiat

Mengolah Kelapa Tembaga dari Samuda Menjadi Produk Bernilai Jual Tinggi

Kelapa tidak hanya nikmat untuk diminum atau dikonsumsi secara langsung. Kelapa juga memiliki manfaat lainnya. Dari air, daging buahnya, hingga serabut kelapa. Salah satu produk yang mulai dikenal adalah virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa murni dari kelapa tembaga khas Kalteng.  

MUTOHAROH, Palangka Raya

KALTENG tidak hanya terkenal karena keindahan alam dan pariwisatanya, tetapi juga karena kekayaan flora yang menyimpan berbagai manfaat luar biasa. Salah satunya adalah VCO atau dikenal juga sebagai minyak kelapa tembaga. Di luar Kalteng, kelapa tembaga kerap disebut dengan nama gading. Kelapa tembaga Kalteng memiliki manfaat dan khasiat yang unik.

Produk VCO yang diolah oleh Monic bersama timnya dipamerkan dalam Pesona Tambun Bungai yang digelar di GPU Tambun Bungai, Palangka Raya, Rabu (15/8/2024). Dalam kesempatan itu, Monic menceritakan bahwa VCO tidak hanya memiliki fungsi ganda sebagai produk konsumsi dan perawatan tubuh, tetapi juga telah terbukti secara ilmiah bermanfaat untuk kesehatan.

Selain itu, VCO juga bisa digunakan untuk perawatan tubuh, seperti membantu pertumbuhan rambut, menebalkan alis, memperpanjang bulu mata, serta untuk membersihkan wajah, menutrisi, dan melembabkan kulit.

Baca Juga :  Warga Terdampak Ablasi, Ini Saran Pemprov Kalteng

“Menurut para dokter spesialis jantung, VCO sangat bagus untuk metabolisme dan dapat membantu menormalkan fungsi jantung, ini adalah pilihan alami yang bisa diandalkan,” jelas Monic.

Proses produksi VCO di Kalteng dimulai dengan pengumpulan kelapa tembaga dari daerah Samuda, tepatnya di wilayah Seruyan. Kelapa-kelapa itu kemudian dibawa ke Palangka Raya untuk diproses lebih lanjut. Monic menuturkan, dari 100 buah kelapa yang dikumpulkan, hanya sekitar 20 buah saja yang mungkin memenuhi kriteria untuk diproses menjadi VCO. Proses seleksi sangat ketat, mengingat VCO yang dihasilkan harus layak dikonsumsi dan tidak mengandung zat beracun.

Kelapa yang lolos seleksi kemudian diparut secara manual, melibatkan sumber daya manusia lokal yang diberdayakan untuk membantu proses ini, sekaligus untuk tambahan penghasilan bagi mereka. Setelah diparut, santan yang dihasilkan diendapkan dalam wadah besar untuk memisahkan minyak dari santan. Minyak yang mengapung di atas santan kemudian diambil dan disaring menggunakan kapas dalam proses penyulingan yang dilakukan hingga lima kali. Dari 100 buah kelapa, hanya sekitar dua liter VCO yang dihasilkan. Itu menunjukkan betapa eksklusifnya produk ini.

Pemasaran VCO Kalteng saat ini masih terbatas. Lebih mengandalkan informasi dari mulut ke mulut. Meski demikian, prospeknya sangat menjanjikan. Pesanan mulai ramai berdatangan. Bahkan dari luar daerah, seperti Kalimantan Timur dan Jawa.

Baca Juga :  Polisi Kesulitan Cari Jejak Pelaku Pembunuhan Pasutri

PT Eju Daranicma Hapakat merupakan perusahaan yang memproduksi VCO ini. Mereka juga mengembangkan produk-produk lain berbasis bahan alami khas Kalteng. Termasuk jamu tradisional dan masker bedak dingin.

Monic menambahkan, ide pembuatan VCO ini muncul dari keprihatinan akan banyaknya sumber daya alam di Kalteng yang belum diolah secara optimal. Dengan memproduksi VCO, mereka berharap dapat mengangkat nama daerah, sekaligus menciptakan produk yang dapat menjadi ikon Kalteng di mata dunia.

“Kami berkomitmen untuk mendukung komunitas-komunitas lokal dalam mengembangkan potensi ini, sehingga dapat saling membantu dan meningkatkan kesejahteraan bersama,” tambahnya.

Saat ini, VCO tembaga dari Kalteng tersedia dalam dua varian ukuran, yaitu ukuran 100 ml yang dijual dengan harga Rp36.000 dan ukuran 250 ml seharga Rp70.000. Dengan proses produksi yang teliti dan manfaat yang luar biasa, diharapkan VCO ini makin dikenal dan menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Monic dan timnya terus berupaya memperluas jangkauan pemasaran. Dengan prospek yang menjanjikan, tidak tertutup kemungkinan produk ini akan segera mendapat tempat di pasar yang lebih luas. (*/ce/ala)

Mengolah Kelapa Tembaga dari Samuda Menjadi Produk Bernilai Jual Tinggi

Kelapa tidak hanya nikmat untuk diminum atau dikonsumsi secara langsung. Kelapa juga memiliki manfaat lainnya. Dari air, daging buahnya, hingga serabut kelapa. Salah satu produk yang mulai dikenal adalah virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa murni dari kelapa tembaga khas Kalteng.  

MUTOHAROH, Palangka Raya

KALTENG tidak hanya terkenal karena keindahan alam dan pariwisatanya, tetapi juga karena kekayaan flora yang menyimpan berbagai manfaat luar biasa. Salah satunya adalah VCO atau dikenal juga sebagai minyak kelapa tembaga. Di luar Kalteng, kelapa tembaga kerap disebut dengan nama gading. Kelapa tembaga Kalteng memiliki manfaat dan khasiat yang unik.

Produk VCO yang diolah oleh Monic bersama timnya dipamerkan dalam Pesona Tambun Bungai yang digelar di GPU Tambun Bungai, Palangka Raya, Rabu (15/8/2024). Dalam kesempatan itu, Monic menceritakan bahwa VCO tidak hanya memiliki fungsi ganda sebagai produk konsumsi dan perawatan tubuh, tetapi juga telah terbukti secara ilmiah bermanfaat untuk kesehatan.

Selain itu, VCO juga bisa digunakan untuk perawatan tubuh, seperti membantu pertumbuhan rambut, menebalkan alis, memperpanjang bulu mata, serta untuk membersihkan wajah, menutrisi, dan melembabkan kulit.

Baca Juga :  Warga Terdampak Ablasi, Ini Saran Pemprov Kalteng

“Menurut para dokter spesialis jantung, VCO sangat bagus untuk metabolisme dan dapat membantu menormalkan fungsi jantung, ini adalah pilihan alami yang bisa diandalkan,” jelas Monic.

Proses produksi VCO di Kalteng dimulai dengan pengumpulan kelapa tembaga dari daerah Samuda, tepatnya di wilayah Seruyan. Kelapa-kelapa itu kemudian dibawa ke Palangka Raya untuk diproses lebih lanjut. Monic menuturkan, dari 100 buah kelapa yang dikumpulkan, hanya sekitar 20 buah saja yang mungkin memenuhi kriteria untuk diproses menjadi VCO. Proses seleksi sangat ketat, mengingat VCO yang dihasilkan harus layak dikonsumsi dan tidak mengandung zat beracun.

Kelapa yang lolos seleksi kemudian diparut secara manual, melibatkan sumber daya manusia lokal yang diberdayakan untuk membantu proses ini, sekaligus untuk tambahan penghasilan bagi mereka. Setelah diparut, santan yang dihasilkan diendapkan dalam wadah besar untuk memisahkan minyak dari santan. Minyak yang mengapung di atas santan kemudian diambil dan disaring menggunakan kapas dalam proses penyulingan yang dilakukan hingga lima kali. Dari 100 buah kelapa, hanya sekitar dua liter VCO yang dihasilkan. Itu menunjukkan betapa eksklusifnya produk ini.

Pemasaran VCO Kalteng saat ini masih terbatas. Lebih mengandalkan informasi dari mulut ke mulut. Meski demikian, prospeknya sangat menjanjikan. Pesanan mulai ramai berdatangan. Bahkan dari luar daerah, seperti Kalimantan Timur dan Jawa.

Baca Juga :  Polisi Kesulitan Cari Jejak Pelaku Pembunuhan Pasutri

PT Eju Daranicma Hapakat merupakan perusahaan yang memproduksi VCO ini. Mereka juga mengembangkan produk-produk lain berbasis bahan alami khas Kalteng. Termasuk jamu tradisional dan masker bedak dingin.

Monic menambahkan, ide pembuatan VCO ini muncul dari keprihatinan akan banyaknya sumber daya alam di Kalteng yang belum diolah secara optimal. Dengan memproduksi VCO, mereka berharap dapat mengangkat nama daerah, sekaligus menciptakan produk yang dapat menjadi ikon Kalteng di mata dunia.

“Kami berkomitmen untuk mendukung komunitas-komunitas lokal dalam mengembangkan potensi ini, sehingga dapat saling membantu dan meningkatkan kesejahteraan bersama,” tambahnya.

Saat ini, VCO tembaga dari Kalteng tersedia dalam dua varian ukuran, yaitu ukuran 100 ml yang dijual dengan harga Rp36.000 dan ukuran 250 ml seharga Rp70.000. Dengan proses produksi yang teliti dan manfaat yang luar biasa, diharapkan VCO ini makin dikenal dan menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional. Monic dan timnya terus berupaya memperluas jangkauan pemasaran. Dengan prospek yang menjanjikan, tidak tertutup kemungkinan produk ini akan segera mendapat tempat di pasar yang lebih luas. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/