KUALA KAPUAS – Petani di enam kecamatan yang ada di Kabupaten Kapuas sedang mencemaskan lahan pertanian. Bagaimana tidak? Kawasan yang masuk program food estate tersebut saat ini sedang diserang hama tungro yang menyebabkan tanaman padi rusak. Jika tidak segera ditangani, wabah akan terus meluas.
Tidak tertutup kemungkinan produksi pertanian di lumbung pangan pun terancam menurun. Penyakit tungro disebabkan infeksi ganda dari rice tungro bacilliorm virus (RTBV) dan rice tungro spherical virus (RTSV). Kedua virus (RTBV dan RTSV) penyebab tungro ditularkan oleh wereng ke tanaman.
Dampak dari serangan hama ini adalah menyebabkan tanaman jadi kerdil, anakan sedikit, terjadi diskolorasi daun yang bergradasi dari kuning hingga jingga, pertumbuhan akar terhambat, serta bulir gabah kecil dan kosong.
Dinas Pertanian (Distan) Kapuas menyebut ada enam kecamatan yang sedang dilanda wabah tungro ini. Keenam kecamatan itu mencakup Kapuas Timur, Tamban Catur, Dadahup, Kapuas Kuala, Kapuas Murung, dan Pulau Petak. Beberapa desa di enam kecamatan itu merupakan wilayah yang masuk dalam program food estate.
Kabid Produksi Distan Kabupaten Kapuas Edy Dese mengatakan, pada periode pengamatan Minggu (1/5) hingga Minggu (15/5), terlihat ada penyebaran penyakit tungro pada tanaman padi petani di enam kecamatan itu. “Dari 39.131,2 hektare (ha) luasan tanam se-Kabupaten Kapuas, ada sekitar 703,5 hektare yang terserang penyakit tungro,” beber Edy, Kamis (19/5).
Luas lahan yang terserang penyakit ini di Tamban Catur seluas 538 hektare, Kapuas Timur seluas 115 ha, Kapuas Kuala 32 ha, Pulau Petak 17,5 ha, Dadahup 3 ha, dan Kapuas Murung 1 hektare. “Agar hama ini tidak meluas, kami melakukan gerakan pengendalian,” ucapnya.