Jumat, November 22, 2024
23.5 C
Palangkaraya

35 Fasilitas Kesehatan Lumpuh

PALANGKA RAYA-Banjir yang terjadi di 9 kabupaten/kota di Kalteng menganggu berbagai layanan kepada masyarakat, menyebabkan puluhan fasilitas kesehatan (Faskes) lumpuh. Petugas kesehatan tidak bisa memberikan layanan kesehatan. Kondisi ini membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng bergerak cepat, menurunkan tim kesehatan untuk membantu memberikan pelayanan.

Kepala Dinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul mengatakan berdasarkan hasil instruksi Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran melalui sektor kesehatan, pihaknya telah memiliki 20 tim kesehatan yang siap digerakkan kapan saja dimana terdiri dari tim dari Dinkes Provinsi Kalteng, tim dari RS Doris Sylvanus, tim dari RSJ, tim dari RS TNI, dan tim dari RS Bhayangkara, diperkuat lagi oleh tim dari institusi pendidikan kesehatan serta beberapa instansi dari kabupaten/kota, dan tim dari organisasi profesi.

“Total orang yang bisa kita kerahkan setiap saat ada 170 orang dan ini akan menjadi satu kesatuan tim tanggap bencana sektor kesehatan yang bertugas tidak hanya saat banjir tapi juga bencana lainnya,” kata dr Suyuti Syamsul, kemarin (19/10).

Baca Juga :  Banjir di Kotim Tahun Ini Terparah

Terkait dengan ketersediaan fasilitas kesehatan (faskes) selama terjadinya banjir di sebagian besar wilayah Kalteng, Suyuti membeberkan sejauh ini terdapat 35 fasilitas kesehatan yang terdampak banjir sehingga tidak dapat memberikan layanan kesehatan. “Satu faskes itu Puskesmas, selebihnya Puskesmas pembantu dan Pos Kesehatan Desa,” tuturnya.

Mengenai sebaran faskes yang tidak dapat beroperasi itu Suyuti tidak dapat memberikan rincian sebaran secara spesifik, namun ia memastikan bahwa hampir semua kabupaten/kota yang terdampak banjir terdapat faskes yang terendam banjir. Namun, kendati banjir, Suyuti mengatakan pihaknya tetap melakukan operasional dengan meminjam bangunan pemerintah atau bangunan masyarakat yang terendam banjir.

“Ada di Sampit, di Seruyan, semua yang ada banjirnya saat ini faskesnya terendam, tetapi tetap operasional menggunakan gedung masyarakat yang tidak tergenang banjir,” ucapnya.

Selain fasilitas kesehatan, banjir juga mengganggu sektor pendidikan. Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Achmad Syaifudi menyampaikan ada beberapa sekolah harus diliburkan, karena teredam banjir.

Baca Juga :  Gubernur Kalteng Perjuangkan Pemekaran Dua Provinsi dan Satu Kabupaten

“Ada dua yang disampaikan yakni sekolah terdampak banjir dan sekolah yang terkena banjir, dan seperti sekolah yang terkena banjir sudah saya minta untuk proses pembelajaran untuk diliburkan sementara, karena sekolahnya terendam bahkan pemberian tugaspun tidak dianjurkan melihat kondisi siswa yang terdampak,” ucap Syaifudi.

Proses pembelajaran pun menurutnya tidak bisa dilanjutkan dengan pembelajaran daring, karena rumah para murid juga ikut terendam. Dan dia juga menjelaskan bahwa sekolah yang tersebut dampak banjir yang dimaksud adalah contoh sekolah yang akses terendam banjir. Hal ini juga ditujukan kepada siswa untuk diliburkan.

“Sekolah yang terdampak banjir seperti akses menuju sekolah tersebut banjir maka kami juga minta siswa yang tidak bisa menuju sekolahnya maka kaki liburkan juga,” ucapnya.

Banjir Kalteng Akibat Perubahan Iklim

Sementara itu, Sekretaris daerah H Nuryakin menyampaikan saat ini intensitas curah hujan sedang tinggi. Ditambah lagi secara teori bahwa daya serap air yang tidak maksimal mengakibatkan genangan air yang begitu besar.

PALANGKA RAYA-Banjir yang terjadi di 9 kabupaten/kota di Kalteng menganggu berbagai layanan kepada masyarakat, menyebabkan puluhan fasilitas kesehatan (Faskes) lumpuh. Petugas kesehatan tidak bisa memberikan layanan kesehatan. Kondisi ini membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng bergerak cepat, menurunkan tim kesehatan untuk membantu memberikan pelayanan.

Kepala Dinkes Kalteng dr Suyuti Syamsul mengatakan berdasarkan hasil instruksi Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran melalui sektor kesehatan, pihaknya telah memiliki 20 tim kesehatan yang siap digerakkan kapan saja dimana terdiri dari tim dari Dinkes Provinsi Kalteng, tim dari RS Doris Sylvanus, tim dari RSJ, tim dari RS TNI, dan tim dari RS Bhayangkara, diperkuat lagi oleh tim dari institusi pendidikan kesehatan serta beberapa instansi dari kabupaten/kota, dan tim dari organisasi profesi.

“Total orang yang bisa kita kerahkan setiap saat ada 170 orang dan ini akan menjadi satu kesatuan tim tanggap bencana sektor kesehatan yang bertugas tidak hanya saat banjir tapi juga bencana lainnya,” kata dr Suyuti Syamsul, kemarin (19/10).

Baca Juga :  Banjir di Kotim Tahun Ini Terparah

Terkait dengan ketersediaan fasilitas kesehatan (faskes) selama terjadinya banjir di sebagian besar wilayah Kalteng, Suyuti membeberkan sejauh ini terdapat 35 fasilitas kesehatan yang terdampak banjir sehingga tidak dapat memberikan layanan kesehatan. “Satu faskes itu Puskesmas, selebihnya Puskesmas pembantu dan Pos Kesehatan Desa,” tuturnya.

Mengenai sebaran faskes yang tidak dapat beroperasi itu Suyuti tidak dapat memberikan rincian sebaran secara spesifik, namun ia memastikan bahwa hampir semua kabupaten/kota yang terdampak banjir terdapat faskes yang terendam banjir. Namun, kendati banjir, Suyuti mengatakan pihaknya tetap melakukan operasional dengan meminjam bangunan pemerintah atau bangunan masyarakat yang terendam banjir.

“Ada di Sampit, di Seruyan, semua yang ada banjirnya saat ini faskesnya terendam, tetapi tetap operasional menggunakan gedung masyarakat yang tidak tergenang banjir,” ucapnya.

Selain fasilitas kesehatan, banjir juga mengganggu sektor pendidikan. Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Achmad Syaifudi menyampaikan ada beberapa sekolah harus diliburkan, karena teredam banjir.

Baca Juga :  Gubernur Kalteng Perjuangkan Pemekaran Dua Provinsi dan Satu Kabupaten

“Ada dua yang disampaikan yakni sekolah terdampak banjir dan sekolah yang terkena banjir, dan seperti sekolah yang terkena banjir sudah saya minta untuk proses pembelajaran untuk diliburkan sementara, karena sekolahnya terendam bahkan pemberian tugaspun tidak dianjurkan melihat kondisi siswa yang terdampak,” ucap Syaifudi.

Proses pembelajaran pun menurutnya tidak bisa dilanjutkan dengan pembelajaran daring, karena rumah para murid juga ikut terendam. Dan dia juga menjelaskan bahwa sekolah yang tersebut dampak banjir yang dimaksud adalah contoh sekolah yang akses terendam banjir. Hal ini juga ditujukan kepada siswa untuk diliburkan.

“Sekolah yang terdampak banjir seperti akses menuju sekolah tersebut banjir maka kami juga minta siswa yang tidak bisa menuju sekolahnya maka kaki liburkan juga,” ucapnya.

Banjir Kalteng Akibat Perubahan Iklim

Sementara itu, Sekretaris daerah H Nuryakin menyampaikan saat ini intensitas curah hujan sedang tinggi. Ditambah lagi secara teori bahwa daya serap air yang tidak maksimal mengakibatkan genangan air yang begitu besar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/