Selasa, September 17, 2024
24.2 C
Palangkaraya

Konsumsi Ikan Efektif Cegah Stunting

“Ikan itu kolesterolnya sedikit sekali. Kalau misalkan kayak ayam, dagingdaging, itu kolesterolnya tinggi. Jadi pada ikan itu, lemaknya merupakan lemak baik,” ucapnya.
Untuk memberikan konsumsi ikan kepada anak-anak agar terhindar dari risiko stunting, lanjut Hermawati, tidak membutuhkan jenis metode memasak tertentu. Baik digoreng, direbus, atau dengan cara lainnya, selagi bahan utama makanan masih merupakan ikan, akan tetap bagus untuk dikonsumsi.

“Penyajiannya yang penting dimasak saja. Kalau misalkan mau digoreng pun tidak masalah. Terus dikukus boleh, dipanggang boleh. Atau anak-anak yang nggak suka makan
ikan bisa dibikin pentol, atau nugget, dan lain-lain,” jelasnya.

Namun demikian, Hermawati menyarankan agar jangan terlalu sering dimasak bergoreng dengan minyak banyak. Menanggapi pandangan sebagian masyarakat soal makan ikan dapat menyebabkan cacingan dan gangguan kesehatan lainnya, Hermawati mengatakan terjadinya penyakit demikian dapat terjadi karena ikan tidak dimasak dengan baik dan
benar. Kebersihan dalam memasak tidak dijaga, alat makan tidak dijaga, kondisi tangan tidak dicuci ketika makan, turut menjadi pemicu munculnya penyakit demikian.

Baca Juga :  Karyawan PT Victor Dua Tiga Mega Diperiksa sebagai Saksi

Hermawati mengatakan untuk memilih jenis ikan yang akan diberikan kepada anak tidak perlu muluk-muluk membeli ikan salmon, ikan lokal yang terdapat di daerah juga memiliki kandungan yang sama dengan salmon.

Sehingga, ia merekomendasikan kepada masyarakat agar memanfaatkan potensi perikanan daerah yang ada saja, tak perlu ikan salmon yang harganya mahal. “Ikan lokal kan banyak yang bagus, seperti ikan haruan yang albuminnya tinggi, jadi banyak produk ikan kita ini yang bagus,” ucapnya.

Ikan dapat mulai dikonsumsi oleh bayi pada usia enam bulan pada makanan pendamping
ASI (MP-ASI). Tentu, cara memberikan konsumsi ikan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sang bayi, seperti disaring dan dilembutkan sesuai kondisi bayi. “Jadi sejak
anak sudah diajarkan makan itu sudah boleh dikasih (ikan, red) selama anaknya tidak alergi,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengakui konsumsi ikan sangat baik bagi tubuh khususnya bagi pencegahan stunting. Suyuti mengatakan pihaknya sangat merekomendasikan ikan sebagai sumber protein
untuk mencegah stunting.

Baca Juga :  SKIPM Palangka Raya Komitmen Member Layanan yang Mudah dan Enggak Ribet

Beberapa alasan mengapa Dinkes Kalteng merekomendasikan ikan dikarenakan, pertama, ikan mudah didapatkan dan lebih murah dibanding harga daging di Kalteng. Kedua, ikan kaya dengan lemak omega 3 yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak.
Mengkonsumsi ikan selain bagus untuk pertumbuhan badan juga sangat bagus
untuk meningkatkan kecerdasan. Ketiga, ikan tidak termasuk daging merah yang terkenal memiliki kandungan kolesterol jahat yang tinggi.

“Selain itu, mengkonsumsi ikan akan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke,” ucap
Suyuti kepada Kalteng Pos lewat pesan WhatsApp, Sabtu (19/11).

Dikatakannya pula, saat ini pihaknya terus mendorong masyarakat agar mengkonsumsi ikan melalui kedua program kesehatan masyarakat yang tengah terus mereka jalankan saat ini.

“Program dinkes terkait upaya mendorong konsumsi ikan dilakukan melalui germas dan isi piringku. Kedua program ini bertujuan agar masyarakat konsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan serat dalam komposisi yang seimbang dan bersumber dari keanekaragaman sumber makanan termasuk ikan,” tuturnya.

“Ikan itu kolesterolnya sedikit sekali. Kalau misalkan kayak ayam, dagingdaging, itu kolesterolnya tinggi. Jadi pada ikan itu, lemaknya merupakan lemak baik,” ucapnya.
Untuk memberikan konsumsi ikan kepada anak-anak agar terhindar dari risiko stunting, lanjut Hermawati, tidak membutuhkan jenis metode memasak tertentu. Baik digoreng, direbus, atau dengan cara lainnya, selagi bahan utama makanan masih merupakan ikan, akan tetap bagus untuk dikonsumsi.

“Penyajiannya yang penting dimasak saja. Kalau misalkan mau digoreng pun tidak masalah. Terus dikukus boleh, dipanggang boleh. Atau anak-anak yang nggak suka makan
ikan bisa dibikin pentol, atau nugget, dan lain-lain,” jelasnya.

Namun demikian, Hermawati menyarankan agar jangan terlalu sering dimasak bergoreng dengan minyak banyak. Menanggapi pandangan sebagian masyarakat soal makan ikan dapat menyebabkan cacingan dan gangguan kesehatan lainnya, Hermawati mengatakan terjadinya penyakit demikian dapat terjadi karena ikan tidak dimasak dengan baik dan
benar. Kebersihan dalam memasak tidak dijaga, alat makan tidak dijaga, kondisi tangan tidak dicuci ketika makan, turut menjadi pemicu munculnya penyakit demikian.

Baca Juga :  Karyawan PT Victor Dua Tiga Mega Diperiksa sebagai Saksi

Hermawati mengatakan untuk memilih jenis ikan yang akan diberikan kepada anak tidak perlu muluk-muluk membeli ikan salmon, ikan lokal yang terdapat di daerah juga memiliki kandungan yang sama dengan salmon.

Sehingga, ia merekomendasikan kepada masyarakat agar memanfaatkan potensi perikanan daerah yang ada saja, tak perlu ikan salmon yang harganya mahal. “Ikan lokal kan banyak yang bagus, seperti ikan haruan yang albuminnya tinggi, jadi banyak produk ikan kita ini yang bagus,” ucapnya.

Ikan dapat mulai dikonsumsi oleh bayi pada usia enam bulan pada makanan pendamping
ASI (MP-ASI). Tentu, cara memberikan konsumsi ikan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan sang bayi, seperti disaring dan dilembutkan sesuai kondisi bayi. “Jadi sejak
anak sudah diajarkan makan itu sudah boleh dikasih (ikan, red) selama anaknya tidak alergi,” ucapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengakui konsumsi ikan sangat baik bagi tubuh khususnya bagi pencegahan stunting. Suyuti mengatakan pihaknya sangat merekomendasikan ikan sebagai sumber protein
untuk mencegah stunting.

Baca Juga :  SKIPM Palangka Raya Komitmen Member Layanan yang Mudah dan Enggak Ribet

Beberapa alasan mengapa Dinkes Kalteng merekomendasikan ikan dikarenakan, pertama, ikan mudah didapatkan dan lebih murah dibanding harga daging di Kalteng. Kedua, ikan kaya dengan lemak omega 3 yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak anak.
Mengkonsumsi ikan selain bagus untuk pertumbuhan badan juga sangat bagus
untuk meningkatkan kecerdasan. Ketiga, ikan tidak termasuk daging merah yang terkenal memiliki kandungan kolesterol jahat yang tinggi.

“Selain itu, mengkonsumsi ikan akan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke,” ucap
Suyuti kepada Kalteng Pos lewat pesan WhatsApp, Sabtu (19/11).

Dikatakannya pula, saat ini pihaknya terus mendorong masyarakat agar mengkonsumsi ikan melalui kedua program kesehatan masyarakat yang tengah terus mereka jalankan saat ini.

“Program dinkes terkait upaya mendorong konsumsi ikan dilakukan melalui germas dan isi piringku. Kedua program ini bertujuan agar masyarakat konsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan serat dalam komposisi yang seimbang dan bersumber dari keanekaragaman sumber makanan termasuk ikan,” tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/