Bagi Yulia, novel bergenre fantasi merupakan buku bacaan favoritnya. Yang bikin keren, dia berhasil menamatkan seluruh seri novel terkenal Harry Potter karya monumental JK Rowling.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
YULIA. Pendek saja namanya. Wanita kelahiran 1998 itu merupakan salah satu pengunjung “langganan” Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kalteng. Sama seperti kebanyakan anak muda lainnya, Yulia sering bertandang ke Perpusda Kalteng untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan. Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Palangka Raya (UPR) Program Studi Akuntansi itu banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk membaca buku yang menjadi referensi.
“Kalau ke sini saya lebih ke mencari referensi untuk kuliah sama buat tambahan bahan penelitian,” ucap Yulia kepada Kalteng Pos saat berbincang-bincang di Perpusda Kalteng, Senin (20/2).
Perpustakaan daerah mempunyai peran besar bagi kecintaan Yulia membaca buku. Saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), ia sering berkunjung ke perpustakaan daerah di Kota Muara Teweh. “Waktu awal-awal kenal buku, sering mengunjungi perpustakaan daerah di Muara Teweh, namanya juga masih anak-anak, punya rasa ingin tahu tinggi, jadi ya sering sekali ke sana (perpustakaan, red),” kenangnya.
Kebiasaan itu terbawa hingga ia menempuh kuliah di Kota Palangka Raya sejak 2016 lalu. Semenjak awal kuliah, wanita kelahiran 8 September itu sering mengunjungi Perpusda Kalteng untuk mengerjakan tugas maupun membaca buku-buku menarik yang tersedia di perpustakaan.
“Di sini tersedia buku-buku yang begitu lengkap dan menunjang referensi kuliahku, kalau di perpustakaan kampus ada sih, cuman enggak sebanyak koleksi di sini,” tuturnya.
Motivasinya bertandang ke perpustakaan tak sekadar mencari referensi tugas perkuliahan, tetapi juga mencari segudang ilmu yang bermanfaat bagi kelancaran studi dan keingintahuannya terhadap bidang ilmu yang saat ini dipelajarinya. Tak hanya itu, rupanya anak pertama dari tiga bersaudara ini sangat menyenangi aktivitas membaca, khususnya membaca karya-karya fiksi.
Awal mula Yulia menyukai buku fiksi ketika membaca novel berseri berjudul ‘Harry Potter’ karya JK Rowling. Membaca delapan seri novel dengan jumlah halaman yang tak sedikit itu menjadi aktivitas menyenangkan bagi Yulia kecil.
“Saking senangnya baca novel Harry Potter, pernah sampai lupa makan. Tapi saya akui membutuhkan waktu lama untuk menamatkan semua seri novel itu, halamanya tebal-tebal, tapi jalan ceritanya ramai, butuh waktu satu tahun untuk bisa membaca semua seri novel itu, sejak kelas satu SMP,” ungkapnya.
Kini Yulia justru menggandrungi buku-buku karya Wira Nagara. Seorang komika yang juga penulis buku nonfiksi bergenre pengembangan diri. “Yang saya suka dari karya tulisnya Wira Nagara itu buku-bukunya bagus, bertemakan pengembangan diri, tapi enggak menggurui,” tuturnya.
Kecintaannya terhadap buku dan aktivitas membaca tumbuh sejak Yulia duduk di bangku kelas dua SMP. Kala itu iklim literasi dibentuk oleh keluarga yang memang gemar membaca buku. “Ayah sama ibu senang membaca buku, kalau ayah suka buku ensiklopedia, ibu suka baca buku bertemakan religi, sementara saya dari SMP sampai sekarang suka sama novel bergenre romantis fantasi, sesekali romantis,” tuturnya.
Bagi wanita yang akrab disapa Yuli itu, perpustakaan merupakan gudang ilmu yang dapat mengubahnya menjadi pribadi bermanfaat. Menurutnya, aktivitas membaca merupakan bara yang bisa membuat seseorang makin menjadi cerdas, pintar, dan memiliki kecakapan hidup.
“Karena itulah saya memaknai aktivitas membaca sebagai sarana mengembangkan diri, terserah bacaannya apa, karena semua bacaan berkontribusi bagi peningkatan kepintaran kita, minimal memperkaya diksi,” tandasnya. (ce/ram)