Site icon KaltengPos

Lomba Perahu Hias, Tradisi Tepian Kahayan yang Memikat Wisatawan

MENARIK PERHATIAN: Perahu hias Kali Naga karya perwakilan Kabupaten Murung Raya menarik perhatian penonton pada perlombaan yang digelar di Sungai Kahayan, Senin (20/5). FOTO: ARIEF PRATHAMA/KALTENG POS

PALANGKA RAYA-Semarak menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-67 Provinsi Kalteng dirasakan masyarakat. Dalam sepekan terakhir, berbagai acara hiburan seni, budaya, olahraga tradisional, hingga kejuaraan internasional disuguhkan kepada masyarakat. Lomba perahu hias merupakan salah satu agenda yang rutin digelar di Sungai Kahayan tiap peringatan hari jadi Kalteng. Perlombaan itu cukup memikat wisatawan.

Warga Kota Palangka Raya antusias menyaksikan lomba perahu hias sebagai salah satu agenda dari rangkaian perlombaan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2024. Sejak siang hari, mereka memadati Dermaga Flamboyan, tempat start dan finish perlombaan itu, Senin (20/5).

Sejumlah perserta dari kabupaten/kota, organisasi perangkat daerah (OPD), serta instansi vertikal bersaing menampilkan karya terbaik. Berbagai hiasan, musik, dan tari-tarian menjadi salah satu nilai lebih yang dapat menghantarkan mereka menjadi juara. Namun pengumuman juara akan dilaksanakan pada malam penutupan FBIM 2024, 24 Mei nanti.

Plh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kalteng Herson B AdenAden turut hadir dalam kegiatan tersebut, mewakili Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran. Dikatakannya, lomba perahu hias yang dilaksanakan ini bukan sekadar hiburan semata, tetapi juga meningkatkan partisipasi masyarakat tepian sungai dalam menarik wisatawan untuk mengenal keindahan sungai-sungai di Kalteng.

“Ini juga dapat memotivasi masyarakat merawat perahu dan memperindahnya agar menarik minat wisatawan, serta mem-branding tradisi lokal sebagai festival untuk hiburan masyarakat dan wisatawan. Penonton dari segala lapisan masyarakat dan profesi bersatu dalam kegembiraan, merayakan penuh sukacita dalam rangkaian peringatan hari jadi Provinsi Kalteng,” ucap Herson membacakan sambutan Gubernur Kalteng, kemarin.

Dari sekian banyak peserta lomba, ada salah satu yang menarik perhatian penonton, yakni perahu hias bernomor urut 9 yang merupakan karya perwakilan Kabupaten Murung Raya. Perabu tersebut didesain sedemikian rupa hingga terlihat seperti seekor naga. Dari bagian mulut naga tersebut keluar air. Ada pula penampilan tari-tarian serta asap warna-warni yang membuat perahu hias itu tampak berbeda.

Idontori selaku koordinator perwakilan Kabupaten Murung Raya untuk perlombaan itu mengatakan, tahun ini pihaknya mengangkat sebuah legenda Naga Daring dari Desa Tujang, yakni sebuah “Kali Naga” dalam bahasa Dayak Siang (artinya Naga yang Digali) dan dipercaya sampai saat ini anaknya masih tersisa. Di daerah perbukitan terdapat sebuah danau yang sebenarnya bila dipikir tidak mungkin ada danau di perbukitan itu.

Ia menceritakan, dahulu kala ada sebuah desa kecil di mana tiap harinya ada seorang anak yang hilang, ternyata karena diculik oleh seekor naga. Hingga akhirnya naga tersebut dibunuh oleh orang tua sang anak dengan menggunakan langgei (pisau kecil).

Sementara itu, tim kesenian perahu hias Kabupaten Murung Raya mengusung subtema karya yakni Congi Kuta Lowuk Korok Pinang yang secara harafiah berarti pilar penyangga utama yang kokoh, penuh keadidayaan untuk membentengi keaslian ritual dan budaya, alam nan asri dan tanah leluhur suku Dayak Siang. Dengan itu juga Congi Kuta Lowuk Korok Pinang bertumpuk pada makna bergotong royong, gigih, teguh, bijaksana, berani, taat kepada ajaran leluhur, berintegrasi, konsisten, disiplin dan adil, serta peduli lingkungan.

“Tim kami ada sekitar 15 orang. Perahu didesain sedemikian rupa dengan kearifan lokal dan divisualisasikan melalui sebuah perahu naga. Pengerjaannya di Kota Palangka Raya selama 10 hari, tetapi konsep dan lainnya sudah dirancang sejak lama. Tadi juga ada tarian dari suku Dayak Siang Murung Bakumpai,” tandasnya, Senin (20/5).

Ia meyakini bahwa perahu yang mereka buat akan dapat memberikan hasil yang maksimal. Kerja keras, semangat, serta nilai yang ingin disampaikan dapat menjadikan Kabupaten Murung Raya mampu meraih juara.

Di sisi lain, penonton yang menyaksikan lomba ini bukan hanya dari warga lokal saja, tetapi juga dari mancanegara yang kebetulan sedang melakukan susur sungai menggunakan kapal wisata. Terlihat dari kejauhan mereka tidak ingin melewatkan momen berharga yang menampilkan kreativitas dari budaya lokal.

Begitu pula dengan banyaknya warga yang berada di tepian sungai. Mereka sangat senang dan antusias. Beruntung, cuaca saat itu teduh, tidak panas dan tidak hujan. Hingga membuat dermaga Flamboyan semakin membeludak.

Reni Anggarista (27), membawa serta kedua anaknya untuk menyaksikan even tahunan ini. Ia mengaku sangat senang melihat berbagai pertunjukan para peserta yang menampilkan karya terbaik. Terlebih anaknya yang terlihat sangat bahagia karena merupakan pengalaman pertama mereka.

“Senang bisa bawa anak-anak, bagus-bagus juga pesertanya, bangga melihat peserta bisa membuat perahu sebagus itu. Semoga tahun-tahun ke depannya bisa lebih menarik dan beragam lagi. Sebagai warga Kalteng saya mendukung kegiatan seperti ini,” ucapnya. (ovi/ce/ala)

Exit mobile version