Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Ingatkan Generasi Muda Semangat Menimba Ilmu

Inga Torang Raih Gelar Doktor Jelang Purnatugas

GELAR doktor secara resmi diberikan oleh Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Andrie Elia kepada dosen Jurusan Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian UPR Dr Ir Inga Torang MSi, usai sidang promosi doktor Program Studi Ilmu Lingkungan Pogram Pascasarjana UPR secara daring, Senin (21/3). Inga telah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul Studi Ekologi Perifiton di Sungai Pagar, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya.

“Syukur, sudah lega setelah menyelesaikan sidang promosi doktor hari ini (kemarin, red),” katanya ketika dibincangi usai sidang.

Ucapan selamat dan pelukan hangat keluarga membuatnya makin lega dan puas dengan perjuangannya melaksanakan penelitian pada program doktoral ini. Meski beberapa bulan lagi, pria yang sudah berusia 65 tahun ini akan memasuki masa purnatugas.

“Desember tahun ini saya sudah pensiun, tapi tidak menjadi masalah gelar doktor ini diraih mendekati masa purnatugas saya,” katanya kepada Kalteng Pos.

Pria kelahiran Tumbang Kajuei, 6 November 1957 silam itu mengaku bahwa menggali ilmu dan menempuh pendidikan bisa dilakukan sampai kapan pun. Ia sudah membuktikannya. Masa purnatugas bukan halangan baginya untuk menempuh studi S-3.

Baca Juga :  Perusahaan Sawit Diminta Bantu Listrik Desa

“Saya ambil pendidikan S-3 ini tidak melalui beasiswa, semuanya mandiri. Karena tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan pendidikan, meski harus dengan biaya sendiri,” katanya.

Ia ingin langkah yang sudah diambilnya ini bisa memberi semangat sekaligus memotivasi kaum muda generasi penerus bangsa, untuk tak henti-hentinya menimba ilmu. Dikatakannya bahwa pendidikan perlu diperjuangkan.

“Meski akan memasuki purnatugas, saya puas dengan gelar baru saya ini,” tegasnya.

Pada usia yang tak muda lagi, ia tetap menikmati setiap proses dalam menyelesaikan studi S-3 yang dimulai sejak 2016 lalu. Ia memerlukan waktu enam bulan untuk penelitiannya, demi mendapatkan 13 sampel. Pengambilan setiap sampel memiliki jeda waktu dua minggu.

“Saya sangat menikmati selama melaksanakan sampling itu, karena saya ingin hasil terbaik,” katanya.

Pria yang telah memulai karier sebagai dosen sejak 1984 lalu itu, mengaku siap jika tenaganya masih diperlukan sebagai dosen di UPR, meski tanpa digaji. “Walau tidak ada honor, tidak masalah. Lagipula saat ini mengajar bisa dilakukan secara daring,” ucapnya.

Baca Juga :  Hujan Pengaruhi Kualitas Padi Food Estate

Anak kedua dari delapan bersaudara ini, dalam penelitian untuk disertasinya itu menemukan bahwa organisme perifiton merupakan organisme autotrof yang mampu mengolah bahan nonorganik seperti nitrogen, fosfor, dan kalium menjadi bahan organik. Organisme ini mampu mereduksi bahan-bahan nonorganik tersebut dengan bantuan cahaya matahari.

“Sehingga itu tersimpan dan menjadi energi makanan bagi organisme konsumen tingkat satu seperti zooplankton dalam air. Zooplankton ini adalah makanan bagi anak-anak ikan yang merupakan organisme tingkat dua. Sementara manusia sebagai konsumen ikan,” bebernya soal isi disertasi yang dipaparkan dalam sidang.

Ia menyebut, apabila tidak ada organisme autotrof ini, maka tidak dapat terambil bahan-bahan yang dari alam.

Inga menyebut bahwa disertasinya ini akan diserahkannya kepada Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya.

“Harapannya dengan hasil disertasi ini, Pemerintah Kota Palangka Raya bisa mempertahankan alam di Desa Pager, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya, karena saat ini susah mencari sungai yang masih asri seperti yang ada di desa itu,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)

Inga Torang Raih Gelar Doktor Jelang Purnatugas

GELAR doktor secara resmi diberikan oleh Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Andrie Elia kepada dosen Jurusan Perikanan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian UPR Dr Ir Inga Torang MSi, usai sidang promosi doktor Program Studi Ilmu Lingkungan Pogram Pascasarjana UPR secara daring, Senin (21/3). Inga telah berhasil mempertahankan disertasinya berjudul Studi Ekologi Perifiton di Sungai Pagar, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya.

“Syukur, sudah lega setelah menyelesaikan sidang promosi doktor hari ini (kemarin, red),” katanya ketika dibincangi usai sidang.

Ucapan selamat dan pelukan hangat keluarga membuatnya makin lega dan puas dengan perjuangannya melaksanakan penelitian pada program doktoral ini. Meski beberapa bulan lagi, pria yang sudah berusia 65 tahun ini akan memasuki masa purnatugas.

“Desember tahun ini saya sudah pensiun, tapi tidak menjadi masalah gelar doktor ini diraih mendekati masa purnatugas saya,” katanya kepada Kalteng Pos.

Pria kelahiran Tumbang Kajuei, 6 November 1957 silam itu mengaku bahwa menggali ilmu dan menempuh pendidikan bisa dilakukan sampai kapan pun. Ia sudah membuktikannya. Masa purnatugas bukan halangan baginya untuk menempuh studi S-3.

Baca Juga :  Perusahaan Sawit Diminta Bantu Listrik Desa

“Saya ambil pendidikan S-3 ini tidak melalui beasiswa, semuanya mandiri. Karena tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan pendidikan, meski harus dengan biaya sendiri,” katanya.

Ia ingin langkah yang sudah diambilnya ini bisa memberi semangat sekaligus memotivasi kaum muda generasi penerus bangsa, untuk tak henti-hentinya menimba ilmu. Dikatakannya bahwa pendidikan perlu diperjuangkan.

“Meski akan memasuki purnatugas, saya puas dengan gelar baru saya ini,” tegasnya.

Pada usia yang tak muda lagi, ia tetap menikmati setiap proses dalam menyelesaikan studi S-3 yang dimulai sejak 2016 lalu. Ia memerlukan waktu enam bulan untuk penelitiannya, demi mendapatkan 13 sampel. Pengambilan setiap sampel memiliki jeda waktu dua minggu.

“Saya sangat menikmati selama melaksanakan sampling itu, karena saya ingin hasil terbaik,” katanya.

Pria yang telah memulai karier sebagai dosen sejak 1984 lalu itu, mengaku siap jika tenaganya masih diperlukan sebagai dosen di UPR, meski tanpa digaji. “Walau tidak ada honor, tidak masalah. Lagipula saat ini mengajar bisa dilakukan secara daring,” ucapnya.

Baca Juga :  Hujan Pengaruhi Kualitas Padi Food Estate

Anak kedua dari delapan bersaudara ini, dalam penelitian untuk disertasinya itu menemukan bahwa organisme perifiton merupakan organisme autotrof yang mampu mengolah bahan nonorganik seperti nitrogen, fosfor, dan kalium menjadi bahan organik. Organisme ini mampu mereduksi bahan-bahan nonorganik tersebut dengan bantuan cahaya matahari.

“Sehingga itu tersimpan dan menjadi energi makanan bagi organisme konsumen tingkat satu seperti zooplankton dalam air. Zooplankton ini adalah makanan bagi anak-anak ikan yang merupakan organisme tingkat dua. Sementara manusia sebagai konsumen ikan,” bebernya soal isi disertasi yang dipaparkan dalam sidang.

Ia menyebut, apabila tidak ada organisme autotrof ini, maka tidak dapat terambil bahan-bahan yang dari alam.

Inga menyebut bahwa disertasinya ini akan diserahkannya kepada Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya.

“Harapannya dengan hasil disertasi ini, Pemerintah Kota Palangka Raya bisa mempertahankan alam di Desa Pager, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya, karena saat ini susah mencari sungai yang masih asri seperti yang ada di desa itu,” pungkasnya. (*/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/