Sabtu, Oktober 5, 2024
26.7 C
Palangkaraya

1.623 Hektare Terdampak Hama Tungro

PALANGKA RAYA-Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peter­nakan (DTPHP) Provinsi Riza Rahmadi menyebut, hama tungro menyerang enam kecamatan di Ka­bupaten Kapuas.

Berdasarkan data yang diterima, ada tanaman padi di atas sawah seluas 1.623,5 hektare yang ter­kena dampak. Wilayah yang diduga masuk kawasan food estate itu ada di Kecamatan Tamban Catur dengan luas 1.458 hektare, Kapuas Timur seluas 115 hektare, Basa­rang 17,5 hektare, Kapuas Murung 1 hektare, Kopuas Hulu 32 hektare dan Dada­hup 3 hektare.

Hama tungro disebar­kan oleh wereng hijau dan rata-rata petani menanam padi farietas lokal yaitu siam, yang sangat rentan diserang hama tungro.

Baca Juga :  Direksi dan Karyawan Kalteng Pos Terima Vaksin

Sebenarnya hama tun­gro sudah ditemukan penyuluh dan petani sejak November 2021 lalu. Dimana pada proses persemaian sudah terlihat gejalanya, dengan melihat wereng hijau.

Sehingga pihaknya langsung melakukan pengendalian dan pen­gobatan. Namun petani tetap memaksakan untuk melakukan penanaman dengan bibit yang ada dan telah dilakukan lacakan dengan adanya virus yang disebabkan wereng hijau.

Sehingga dalam perjala­nan, pengendalian tungro juga pernah dilakukan pada Maret 2022 kemarin di Kecamatan Tambang Catur dengan pestisida un­tuk pencegahan. Bulan Mei juga dilakukan pestisida.

Pihaknya juga telah melakukan pengecekan di kalangan secara langsung, untuk melihat dan juga menyerahkan perstisida agar dapat digunakan musim tanam yang akan datang guna mencegah terjadinya penularan virus yang disebabkan oleh wereng hijau itu.

Baca Juga :  Nikah Massal, Ada Pasangan Pakai Mahar Rp77 Ribu

Melalui penyuluh yang disampaikan kepada mereka bahwa akan segera memutus siklus dari pe­nyakit tungro itu dengan menanam benih inbrida (bukan benih lokal) yang tahan terhadap penyakit tungro. Sehingga musik tanam yang akan datang akan memutus siklus itu.

“Mudah-mudahan petani kita mau beralih kebenih unggul (inbrida). Melalui penyuluh juga telah berkomunikasi yang meminta 1.500 hektare dan petani akan ikut ke benih unggul nasional dengan harapan dapat memutus siklus dari penyakit tungro itu,”tambahnya.

PALANGKA RAYA-Gubernur Kalimantan Tengah H Sugianto Sabran melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peter­nakan (DTPHP) Provinsi Riza Rahmadi menyebut, hama tungro menyerang enam kecamatan di Ka­bupaten Kapuas.

Berdasarkan data yang diterima, ada tanaman padi di atas sawah seluas 1.623,5 hektare yang ter­kena dampak. Wilayah yang diduga masuk kawasan food estate itu ada di Kecamatan Tamban Catur dengan luas 1.458 hektare, Kapuas Timur seluas 115 hektare, Basa­rang 17,5 hektare, Kapuas Murung 1 hektare, Kopuas Hulu 32 hektare dan Dada­hup 3 hektare.

Hama tungro disebar­kan oleh wereng hijau dan rata-rata petani menanam padi farietas lokal yaitu siam, yang sangat rentan diserang hama tungro.

Baca Juga :  Direksi dan Karyawan Kalteng Pos Terima Vaksin

Sebenarnya hama tun­gro sudah ditemukan penyuluh dan petani sejak November 2021 lalu. Dimana pada proses persemaian sudah terlihat gejalanya, dengan melihat wereng hijau.

Sehingga pihaknya langsung melakukan pengendalian dan pen­gobatan. Namun petani tetap memaksakan untuk melakukan penanaman dengan bibit yang ada dan telah dilakukan lacakan dengan adanya virus yang disebabkan wereng hijau.

Sehingga dalam perjala­nan, pengendalian tungro juga pernah dilakukan pada Maret 2022 kemarin di Kecamatan Tambang Catur dengan pestisida un­tuk pencegahan. Bulan Mei juga dilakukan pestisida.

Pihaknya juga telah melakukan pengecekan di kalangan secara langsung, untuk melihat dan juga menyerahkan perstisida agar dapat digunakan musim tanam yang akan datang guna mencegah terjadinya penularan virus yang disebabkan oleh wereng hijau itu.

Baca Juga :  Nikah Massal, Ada Pasangan Pakai Mahar Rp77 Ribu

Melalui penyuluh yang disampaikan kepada mereka bahwa akan segera memutus siklus dari pe­nyakit tungro itu dengan menanam benih inbrida (bukan benih lokal) yang tahan terhadap penyakit tungro. Sehingga musik tanam yang akan datang akan memutus siklus itu.

“Mudah-mudahan petani kita mau beralih kebenih unggul (inbrida). Melalui penyuluh juga telah berkomunikasi yang meminta 1.500 hektare dan petani akan ikut ke benih unggul nasional dengan harapan dapat memutus siklus dari penyakit tungro itu,”tambahnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/