Megawati juga meminta semua kader taat dalam menjalankan instruksi partai. Jika dia memberikan perintah, harus dijalankan, kemudian dilaporkan. Itu berlaku bagi semua kader. ”Kalau saya bilang instruksi jalankan, jalankan. Laporan, laporan. Itu sudah mulai dilupakan,” tegasnya.
Mega juga menyoroti manuver-manuver politik yang dilakukan menjelang Pemilu 2024. Dengan lantang dia meminta kader partainya tidak melakukan manuver politik untuk menjadi capres. Bagi kader yang melakukan manuver politik, Mega mempersilakan keluar dari PDIP. Dia menegaskan, di dalam PDIP tidak ada yang bermain dua kaki atau tiga kaki. ”Kalian siapa yang berbuat manuver, manuver, keluar!” tegas Megawati dengan suara lantang, disambut tepuk tangan peserta rakernas.
Sebagai ketua umum, Mega mengaku memiliki hak prerogatif untuk menentukan siapa yang akan menjadi capres dari PDIP. Jadi, mereka yang masih melakukan manuver politik lebih baik segera keluar dari PDIP. ”Ingat lho, lebih baik keluar deh, lebih baik keluar deh, daripada saya pecati lho kamu,” ucapnya disambut gemuruh tepuk tangan.
Selain melarang kader bermanuver politik, Megawati meminta kadernya tidak mengumbar pernyataan terkait koalisi. Dia terus mengikuti perkembangan koalisi-koalisi yang dilakukan sejumlah partai. Menurut Mega, Indonesia menganut sistem presidensial, bukan parlementer. Dalam sistem presidensial, lanjut dia, tidak dikenal istilah koalisi. Yang ada hanya kerja sama. Dia mengajak semua pihak kembali ke sistem ketatanegaraan yang benar. ”Kalau di PDI Perjuangan masih ada yang ngomong urusan koalisi-koalisi, out! Berarti nggak ngerti sistem ketatanegaraan kita,” cetusnya.
Megawati juga menyinggung kesetaraan perempuan dan laki-laki. Menurut dia, masih banyak kaum perempuan yang tidak diberi kesempatan dalam berbagai bidang. Padahal, Indonesia sudah merdeka, berdaulat, bebas, dan aktif.