Menurut Mega, walaupun dirinya perempuan, dirinya pernah menjadi anggota DPR, wakil presiden, bahkan sampai menjadi presiden. Artinya, kaum perempuan bisa menjadi seperti dirinya. Karena itu, dia meminta agar jangan membeda-bedakan perempuan dan laki-laki. Bahkan, ajaran Islam tidak membedakan-bedakan antara perempuan dan laki-laki dalam berperan di berbagai bidang.
Jika ada kader PDIP yang tidak sepakat dengan pemikiran itu dan masih membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki, Megawati mempersilakan mereka keluar dari partai. ”Kalau tidak sejajar dengan kaum perempuan, out! Nah gitu wae,” katanya.
Pernyataan Megawati terkait kesetaraan perempuan dan laki-laki itu seolah menjadi sinyal bahwa PDIP ingin mengusung capres perempuan. Puan Maharani, anak Megawati, merupakan calon yang digadang-gadang untuk diusung menjadi capres. Namun, yang menjadi persoalan, elektabilitasnya masih rendah.
Puan sendiri mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada pembicaraan siapa yang akan diusung sebagai capres. Sesuai amanat kongres, ketua umum yang mempunyai hak prerogatif untuk menentukan capres dari PDIP. Terkait peluang kerja sama dengan partai lain, Puan menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Apalagi di DPR, partainya selalu melakukan komunikasi dengan partai lain.
Soal peluang PDIP berkoalisi dengan Gerindra dan PKB, Puan menegaskan, peluang kerja sama itu mungkin saja terjadi. ”Ketua umum sudah mengatakan bahwa membangun Indonesia tidak bisa sendirian, harus gotong royong,” tuturnya saat ditemui seusai pembukaan rakernas kemarin.