Melihat Kiprak Sanggar Riak Nyalong pada FBIM 2022
Selain olahraga tradisional, pada Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022 juga diperlombakan tari daerah. Masing-masing daerah mengirimkan perwakilan. Kabupaten Kapuas diwakili oleh Sanggar Riak Nyalong.
GALIH, Kuala Kapuas
PENAMPILAN Sanggar Tari Riak Nyalong Kuala Kapuas dalam perlombaan tari Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022 patut diapresiasi. Mereka sukses meraih juara dua, meski persiapannya tidak maksimal untuk mengikuti event yang diikuti perwakilan se-Kalimantan Tengah (Kalteng) ini.
“Saya sangat bangga dengan anak-anak yang sudah berjuang demi daerah (Kabupaten Kapuas), bahkan bisa meraih juara dua, meski persiapan sangat terbatas,” ucap Ketua Perkumpulan Pemuda Dayak (Perpedayak) Kabupaten Kapuas Timotius Mahar.
Ia menilai, perjuangan anak-anak sangat luar biasa. Ini juga menjadi pertanggungjawaban atas amanah yang diberikan untuk mewakili Kabupaten Kapuas pada ajang FBIM tahun ini.
Menurut Timotius, pada event FBIM tahun ini, Perpedayak Kapuas ditunjuk mengoordinasi Sanggar Tari Riak Nyalong untuk mengikuti lomba tari dan Perguruan Pelampang Tinjek Kapuas untuk lomba lawang sekepeng.
Keikutsertaan Sanggar Tari Riak Nyalong Kuala Kapuas yang dipimpin Mei Roni sebagai utusan Kabupaten Kapuas dalam FBIM 2022, yang digelar 17-22 Mei 2022 di Kota Palangka Raya didasarkan pada surat penunjukan dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Kapuas Nomor: 52/KEBUD/DISBUDPORA/V/2022. “Mereka berjuang untuk daerah dan mempertahankan kebudayaan lokal khususnya Dayak,” bebernya.
Lebih lanjut dikatakannya, ke depan aka nada perhatian terhadap sanggar-sanggar yang ada di Kabupaten Kapuas, terutama yang membawa nama Kabupaten Kapuas ke sejumlah event.
“Kalau bukan dari pemerintah, dewan, dan masyarakat sendiri, siapa lagi yang akan mempertahankan kebudayaan Dayak, jadi ke depan diharapkan makin baik,” pungkasnya.
Sementara itu, lomba tari daerah FBIM 2022 dilaksanakan di Taman Budaya, Palangka Raya, Sabtu (21/5). Masyarakat begitu antusias menyaksikan perlombaan ini.
Salah satunya Rahmah. Ia mengatakan keinginan untuk menyaksikan keindahan tari khas Kalteng menjadi motivasi baginya untuk datang menonton langsung.
“Saya memang suka dengan tarian daerah, ditambah lagi musik yang khas membuat saya takjub mendengarnya,” ucap wanita asal Barito Utara itu.
Perlombaan dimulai sekitar pukul 18.00 WIB. Meski sempat diguyur hujan, tapi tidak menyurutkan semangat penonton untuk menyaksikan perlombaan. Tak henti-hentinya mereka bersorak dan berteriak menyemangati peserta yang tampil malam itu. Lomba tari diikuti 10 peserta, yakni dari Kabupaten Gunung Emas, Sukamara, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Timur, Barito Selatan, Barito Timur, Pulang Pisau, Palangka Raya, dan Murung Raya.
Menurut Suraji selalu koordinator lomba, ada lima indikator penilaian yang dijadikan patokan bagi juri dalam memberi penilaian atas penampilan peserta. Mencakup konsep, koreografi, teknik, musik, dan penampilan. Menurutnya penampilan semua peserta malam itu luar biasa dan patut diapresiasi.
“Ini tidak sekadar perlombaan, tapi juga merupakan ajang silaturahmi sesama pelaku seni budaya, apalagi tahun kemarin tidak digelar FBIM karena kondisi pandemi Covid-19. Nah, ini kesempatan bagi para peserta, mereka bisa meluapkan kerinduan karena bisa tampil lagi di panggung acara,” ucapnya. (*irj/ce/ala/ko)