Jumat, September 20, 2024
38.1 C
Palangkaraya

Hasil Penelitian Bermanfaat bagi Petani Mengatasi Hama

Ketika Pelajar MTsN 1 Palangka Raya Raih Emas Ajang YISF

BERAWAL dari ide membasmi walang sangit yang merusak tanaman hias di sekolahnya, siswi MTsN 1 Kota Palangka Raya, Rifa Azizah dan Devina Alya Syifa, berhasil meraih medali emas pada lomba karya ilmiah ajang YISF.

Medali emas yang diraih dari kategori environmental science (sains lingkungan) pada level secondary ini, menjadi kebanggaan tersendiri bagi keduanya. Harus bersaing dengan sejumlah peserta tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, serta mempertahankan hasil penelitian Moliacinnalicum Sifrutescens (MS).

Selain medali emas, proyek ini mendapatkan apresiasi berupa special award dari Pimpinan Organisasi Ilmuwan Muda Malaysia (Malaysia Young Scientists Organization). Tujuan penelitian ini adalah membantu petani untuk meningkatkan produksi gabah tanpa gangguan hama walang sangit. Selain efektif dan efisien, formula yang digunakan pun aman, karena menggunakan bahan alami. Bioinsektisida ini memanfaatkan buah dan daun mengkudu, dicampur dengan cabai rawit dan kayu manis.

Youth International Science Fair (YISF) ini diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Food Science and Technology Department, Bogor Agricultural University (IPB), Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS), Buca Municipality Kizilenllu Science and Art Center, BUCA IMSEF (International Music, Science, Energy, and Engineering Fair), dan Turki.

Baca Juga :  Jurusan di ITSNU Menjanjikan buat Masa Depan

Indonesian Youth Scientist Association (IYSA) merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang inovasi dan invasi menyelenggarakan event tahunan yang berharga ini, untuk memberikan kesempatan kepada pelajar menumbuhkan jiwa saintis muda dan menemukan inovasi baru melalui penelitian remaja yang berguna bagi kehidupan.

Forum ilmiah pelajar dari tingkat dasar, menengah, dan tinggi tahun 2022 ini diikuti oleh 673 tim dari 23 negara. Beberapa negara yang turut berpartisipasi, seperti Malaysia, Thailand, Brazil, Puerto Rico, Mexico, India dan Rusia hadir secara daring. Sementara peserta dari Indonesia hadir langsung di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang sejak 14 Maret hingga 17 Maret 2022.

Kepala MTsN 1 Kota Rita Sukaesih mengatakan, untuk bisa berpartisipasi dalam ajang internasional ini, pihaknya telah membuat persiapan sejak jauh hari sebelumnya. Penelitian dilakukan sejak awal Februari 2022. Ketika mendapat pemberitahuan bahwa proyek lolos seleksi proposal, segera dilakukan treatment ke walang sangit yang mengganggu tanaman hias di madrasah.

Baca Juga :  Tangis Haru Keluarga Lepas Prajurit ke Papua

“Bukan hal mudah untuk menyelesaikan proyek ini, karena anak-anak harus konsisten pada niat dan jadwal kegiatan mereka selama penelitian,” ucap Rita yang mendampingi kedua siswa tersebut ke Semarang.

Selain dirinya menguasai penelitian bidang biologi, Rita juga menyebut bahwa proyek yang berjudul Moliacinnalicum Sifrutescens (MS) ini mengambil bahan sederhana yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, tetapi sangat bermanfaat.

Sementara itu, bagi Rifa dan Devina, kesempatan pertama mengikuti ajang internasional ini memberikan pengalaman yang luar biasa kepada mereka. Tanya jawab dalam bahasa Inggris tentang hasil penelitian ini cukup membuat keduanya grogi.

Keyakinan mereka sangat besar, karena mereka berdua sudah mempersiapkan diri dengan baik, termasuk komunikasi menggunakan bahasa Inggris. Keduanya sangat bersyukur bahwa pengalaman pertama ini memberikan hasil terbaik untuk sekolah mereka dan Kalimantan Tengah pada umumnya. Harapannya, prestasi ini menjadi cambuk semangat bagi semua civitas akademika MTsN 1 Kota Palangka Raya untuk terus berinovasi dan mendapatkan berkah dalam proses pembelajaran, sesuai dengan moto; Siap Islami Berprestasi. (hms/yah/ce/ala/ko)

Ketika Pelajar MTsN 1 Palangka Raya Raih Emas Ajang YISF

BERAWAL dari ide membasmi walang sangit yang merusak tanaman hias di sekolahnya, siswi MTsN 1 Kota Palangka Raya, Rifa Azizah dan Devina Alya Syifa, berhasil meraih medali emas pada lomba karya ilmiah ajang YISF.

Medali emas yang diraih dari kategori environmental science (sains lingkungan) pada level secondary ini, menjadi kebanggaan tersendiri bagi keduanya. Harus bersaing dengan sejumlah peserta tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, serta mempertahankan hasil penelitian Moliacinnalicum Sifrutescens (MS).

Selain medali emas, proyek ini mendapatkan apresiasi berupa special award dari Pimpinan Organisasi Ilmuwan Muda Malaysia (Malaysia Young Scientists Organization). Tujuan penelitian ini adalah membantu petani untuk meningkatkan produksi gabah tanpa gangguan hama walang sangit. Selain efektif dan efisien, formula yang digunakan pun aman, karena menggunakan bahan alami. Bioinsektisida ini memanfaatkan buah dan daun mengkudu, dicampur dengan cabai rawit dan kayu manis.

Youth International Science Fair (YISF) ini diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Food Science and Technology Department, Bogor Agricultural University (IPB), Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS), Buca Municipality Kizilenllu Science and Art Center, BUCA IMSEF (International Music, Science, Energy, and Engineering Fair), dan Turki.

Baca Juga :  Jurusan di ITSNU Menjanjikan buat Masa Depan

Indonesian Youth Scientist Association (IYSA) merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang inovasi dan invasi menyelenggarakan event tahunan yang berharga ini, untuk memberikan kesempatan kepada pelajar menumbuhkan jiwa saintis muda dan menemukan inovasi baru melalui penelitian remaja yang berguna bagi kehidupan.

Forum ilmiah pelajar dari tingkat dasar, menengah, dan tinggi tahun 2022 ini diikuti oleh 673 tim dari 23 negara. Beberapa negara yang turut berpartisipasi, seperti Malaysia, Thailand, Brazil, Puerto Rico, Mexico, India dan Rusia hadir secara daring. Sementara peserta dari Indonesia hadir langsung di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang sejak 14 Maret hingga 17 Maret 2022.

Kepala MTsN 1 Kota Rita Sukaesih mengatakan, untuk bisa berpartisipasi dalam ajang internasional ini, pihaknya telah membuat persiapan sejak jauh hari sebelumnya. Penelitian dilakukan sejak awal Februari 2022. Ketika mendapat pemberitahuan bahwa proyek lolos seleksi proposal, segera dilakukan treatment ke walang sangit yang mengganggu tanaman hias di madrasah.

Baca Juga :  Tangis Haru Keluarga Lepas Prajurit ke Papua

“Bukan hal mudah untuk menyelesaikan proyek ini, karena anak-anak harus konsisten pada niat dan jadwal kegiatan mereka selama penelitian,” ucap Rita yang mendampingi kedua siswa tersebut ke Semarang.

Selain dirinya menguasai penelitian bidang biologi, Rita juga menyebut bahwa proyek yang berjudul Moliacinnalicum Sifrutescens (MS) ini mengambil bahan sederhana yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, tetapi sangat bermanfaat.

Sementara itu, bagi Rifa dan Devina, kesempatan pertama mengikuti ajang internasional ini memberikan pengalaman yang luar biasa kepada mereka. Tanya jawab dalam bahasa Inggris tentang hasil penelitian ini cukup membuat keduanya grogi.

Keyakinan mereka sangat besar, karena mereka berdua sudah mempersiapkan diri dengan baik, termasuk komunikasi menggunakan bahasa Inggris. Keduanya sangat bersyukur bahwa pengalaman pertama ini memberikan hasil terbaik untuk sekolah mereka dan Kalimantan Tengah pada umumnya. Harapannya, prestasi ini menjadi cambuk semangat bagi semua civitas akademika MTsN 1 Kota Palangka Raya untuk terus berinovasi dan mendapatkan berkah dalam proses pembelajaran, sesuai dengan moto; Siap Islami Berprestasi. (hms/yah/ce/ala/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/