Rabu, September 18, 2024
23.5 C
Palangkaraya

Pembatasan Jalur Masuk Kota Menunggu Kebijakan

PALANGKA RAYA-Sebaran kasus positif Covid-19 di Kalteng masih tinggi. Data per 24 Februari, ada tambahan 365 kasus baru. Pasien meninggal bertambah 4 orang. Palangka Raya masih menjadi daerah dengan kasus baru tertinggi, dengan tambahan 185 kasus. Sejauh ini belum ada pembatasan jalur darat untuk akses keluar maupun masuk Kota Palangka Raya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya Alman Pakpahan mengatakan, pihaknya belum akan menerapkan pembatasan maupun pengawasan keluar masuk orang dari dan ke Kota Cantik ini seperti yang dilakukan tahun lalu. “Sementara belum, kami belum ada petunjuk dari pimpinan,” kata Alman kepada Kalteng Pos.

Alman menyebut, Dishub Palangka Raya siap melakukan pengawasan dan pengetatan terkait keluar masuk orang dari dan ke Kota Palangka Raya apabila sudah ada kebijakan dari wali kota selaku pimpinan wilayah.

Terkait pengawasan itu, lanjut Alman, tidak hanya diterapkan pihak Pemko Palangka Raya, melainkan juga oleh kabupaten di seluruh wilayah Kalteng, terutama yang berbatasan dengan wilayah Palangka Raya.

Baca Juga :  Oknum Mantan Kades Korupsi Rp 3,2 M untuk Judi

“Tidak bisa hanya Palangka Raya, tetapi harus serempak oleh semua kabupaten, secara simultan antar kabupaten se-Kalteng,” ujar Alman.

Wabah Covid-19 diprediksi akan mengalami puncak lonjakan kasus pada akhir Februari. Pembatasan-pembatasan melalui jalur udara, laut, maupun darat terus dilakukan. Salah satu caranya dengan pengambilan swab acak terhadap para penumpang pesawat.

Pelaksana tugas (Plt) Kalaksa BPBPK Kalteng Falery Tuwan mengatakan, mendekati Ramadan, pihaknya akan melihat mengevaluasi perkembangan kasus Covid-19 dari analisis pusat. Daerah akan menyesuaikan dan mengikuti hasil keputusan maupun kebijakan satgas Covid-19 pusat. Misal saja soal penerapan PPKM.

“Kami menunggu petunjuk dari pusat perihal pencegahan Covid-19 selama bulan Ramadan,” tuturnya.

Di sisi lain pihaknya juga terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di seluruh daerah. Lantaran sesuai instruksi presiden, daerah-daerah diminta untuk mempercepat vaksinasi. Meski angka penambahan kasus terus tinggi akhir-akhir ini, tapi angka kematian sangat rendah, sementara angka kesembuhan meningkat.

Baca Juga :  Jurusan di ITSNU Menjanjikan buat Masa Depan

“Masyarakat harus tetap ketat dalam menerapkan protokol kesehatan dan bersedia mengikuti program vaksinasi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Ahli Persatuan Indonesia (PAEI) Kalteng Rini Fortina mengatakan, kasus penularan yang terjadi saat ini sudah merupakan transmisi lokal. Karena itu pemeritah daerah dituntut harus melaksanakan hal-hal yang sudah ditetapkan dalam Inmendagri, termasuk pelaksanaan PPKM.

“Panduan penanganan Covid-19 mengikuti Inmendagri itu,” ucapnya.

Sejauh ini testing di wilayah Kalteng sudah di atas 1.000, tapi belum tercapai untuk per tujuh hari. Ada banyak faktor penyebabnya. Di antaranya karena petugas yang mengalami sakit sehingga menghambat pelaksanaan testing, serta tidak kooperatifnya masyarakat.

“Tapi ini kumulatif, untuk Kota Palangka Raya sangat bagus dan capaiannya sudah melewati target,” pungkasnya. (sja/abw/ce/ram/ko)

PALANGKA RAYA-Sebaran kasus positif Covid-19 di Kalteng masih tinggi. Data per 24 Februari, ada tambahan 365 kasus baru. Pasien meninggal bertambah 4 orang. Palangka Raya masih menjadi daerah dengan kasus baru tertinggi, dengan tambahan 185 kasus. Sejauh ini belum ada pembatasan jalur darat untuk akses keluar maupun masuk Kota Palangka Raya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Palangka Raya Alman Pakpahan mengatakan, pihaknya belum akan menerapkan pembatasan maupun pengawasan keluar masuk orang dari dan ke Kota Cantik ini seperti yang dilakukan tahun lalu. “Sementara belum, kami belum ada petunjuk dari pimpinan,” kata Alman kepada Kalteng Pos.

Alman menyebut, Dishub Palangka Raya siap melakukan pengawasan dan pengetatan terkait keluar masuk orang dari dan ke Kota Palangka Raya apabila sudah ada kebijakan dari wali kota selaku pimpinan wilayah.

Terkait pengawasan itu, lanjut Alman, tidak hanya diterapkan pihak Pemko Palangka Raya, melainkan juga oleh kabupaten di seluruh wilayah Kalteng, terutama yang berbatasan dengan wilayah Palangka Raya.

Baca Juga :  Oknum Mantan Kades Korupsi Rp 3,2 M untuk Judi

“Tidak bisa hanya Palangka Raya, tetapi harus serempak oleh semua kabupaten, secara simultan antar kabupaten se-Kalteng,” ujar Alman.

Wabah Covid-19 diprediksi akan mengalami puncak lonjakan kasus pada akhir Februari. Pembatasan-pembatasan melalui jalur udara, laut, maupun darat terus dilakukan. Salah satu caranya dengan pengambilan swab acak terhadap para penumpang pesawat.

Pelaksana tugas (Plt) Kalaksa BPBPK Kalteng Falery Tuwan mengatakan, mendekati Ramadan, pihaknya akan melihat mengevaluasi perkembangan kasus Covid-19 dari analisis pusat. Daerah akan menyesuaikan dan mengikuti hasil keputusan maupun kebijakan satgas Covid-19 pusat. Misal saja soal penerapan PPKM.

“Kami menunggu petunjuk dari pusat perihal pencegahan Covid-19 selama bulan Ramadan,” tuturnya.

Di sisi lain pihaknya juga terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di seluruh daerah. Lantaran sesuai instruksi presiden, daerah-daerah diminta untuk mempercepat vaksinasi. Meski angka penambahan kasus terus tinggi akhir-akhir ini, tapi angka kematian sangat rendah, sementara angka kesembuhan meningkat.

Baca Juga :  Jurusan di ITSNU Menjanjikan buat Masa Depan

“Masyarakat harus tetap ketat dalam menerapkan protokol kesehatan dan bersedia mengikuti program vaksinasi,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Ahli Persatuan Indonesia (PAEI) Kalteng Rini Fortina mengatakan, kasus penularan yang terjadi saat ini sudah merupakan transmisi lokal. Karena itu pemeritah daerah dituntut harus melaksanakan hal-hal yang sudah ditetapkan dalam Inmendagri, termasuk pelaksanaan PPKM.

“Panduan penanganan Covid-19 mengikuti Inmendagri itu,” ucapnya.

Sejauh ini testing di wilayah Kalteng sudah di atas 1.000, tapi belum tercapai untuk per tujuh hari. Ada banyak faktor penyebabnya. Di antaranya karena petugas yang mengalami sakit sehingga menghambat pelaksanaan testing, serta tidak kooperatifnya masyarakat.

“Tapi ini kumulatif, untuk Kota Palangka Raya sangat bagus dan capaiannya sudah melewati target,” pungkasnya. (sja/abw/ce/ram/ko)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/