Jumat, November 22, 2024
30.8 C
Palangkaraya

Gema Muharram 1445 H, Wadah Generasi Muda Mendalami Ilmu Keagamaan

Salat Tahajud Berjemaah, Para Santri Bangga Bisa Berpartisipasi

Menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriah, Dewan Majid Indonesia (DMI) Palangka Raya dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) menggelar lomba bertajuk Gema Muharram. Kegiatan yang diikuti peserta dari TKA/TPA dan remaja masjid tersebut dilaksanakan di Masjid Kecubung, Palangka Raya.

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

 

PESERTA Gema Muharram 1445 H lalu-lalang memenuhi sayap kanan dan kiri Masjid Kecubung. Mulai dari anak-anak hingga pendamping, sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang tengah asyik bercengkrama, bercanda, merapikan barang bawaan, hingga yang sudah tenggelam dalam alam mimpi. Beberapa anak terlihat masih berlarian, disusul pendamping masing-masing yang meminta mereka untuk segera beristirahat. Dengan pembagian lokasi mabit perempuan di sayap kanan, laki-laki di sayap kiri.

Keseruan Gema Muharram 1445 H makin lengkap dengan adanya kegiatan mabit atau bermalam di Masjid Kecubung. Baik anak-anak peserta lomba hingga pendamping antusias berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari 1 malam itu dalam rangka memeriahkan tahun baru Islam 1445 H.

Selain menyelenggarakan lomba-lomba bertemakan keislaman, panitia mewajibkan mabit bagi seluruh peserta lomba. Mabit tersebut disambut antusias oleh para peserta.

Shofwah Waliati Al-Hanan, salah satu perwakilan dari TPQ Miftahussudur mengaku senang mengikuti kegiatan mabit itu.

“Suka ikut mabit karena bisa ketemu banyak orang, bisa puas main sama teman-teman, enggak dilarang sama umi abi,” ucap gadis berparas cantik itu kepada Kalteng Pos, Sabtu (22/7).

Ia juga mengaku tidak keberatan saat mengetahui bahwa panitia mewajibkan peserta lomba untuk mabit satu malam di lokasi kegiatan.

Gadis yang baru duduk di kelas IV sekolah dasar (SD) itu justru senang bisa terpilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti perlombaan tersebut.

“Kemarin latihan membaca ayat yang mau dibacakan saat lomba,” tuturnya.

Baca Juga :  Tuah Turangga Agung dan Pama Tebar Hewan Kurban

Shofwah yang masih berusia 10 tahun itu mengikuti cabang lomba tartil dengan didampingi Nadhrah. “Saat mabit, kami wajib nonton lomba, terus dibangunin untuk salat Tahajud berjamaah dan salat Subuh,” ungkapnya.

Menurut Nadhrah, kegiatan perlombaan Gema Muharram 1445 H cukup mengesankan bagi anak-anak, terlebih bagi yang pertama kali ikut mabit.

Kalteng Pos juga berbincang dengan Fauzan, peserta yang mengikuti lomba bilal masjid. Ia merupakan utusan dari Masjid Ukhuwatul Muslimin di Jalan Menteng 22.

“Awalnya kaget, tetapi juga senang dan bangga karena bisa mewakili masjid,” katanya.

Fauzan mengaku baru pertama kali mengikuti perlombaan, sehingga sempat ragu dan kurang percaya diri. Karena sehari-hari tinggal di pesantren, mabit merupakan hal biasa baginya.

“Karena sekolah di pesantren, jadi biasa aja ketika disuruh ikut mabit, tapi rasanya sedikit berbeda, karena ada banyak anak kecil yang ikut, jadi terasa lebih ramai,” ungkapnya.

Ada pula empat gadis cilik perwakilan dari TKA Darussalam di Jalan dr Murjani. Keempatnya sama-sama mengaku tidak bisa tidur. Padahal saat itu jam di layar ponsel sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. “Enggak bisa tidur, enakan tidur di rumah, lampunya terang sekali, jadi silau,” ucap Norma, salah satu dari keempat anak itu.

“Jadi hilang kantuknya karena kebanyakan bercanda,” timpal Ocha.

“Tapi seru juga sih, karena ini pertama kalinya kami nginap bareng,” sambung Sakinah yang duduk di antara Ocha dan Norma.

Ocha menyebut mereka bertiga mengikuti lomba ikrar santri, sedangkan Jihan ikut lomba menyanyi.

“Kalau ikut lomba ikrar santri itu harus bisa membaca dengan suara lantang, tegas, dan jelas, tentu juga harus hafal,” ucap Ocha, lalu mempraktikkan. Keempatnya mengaku didukung oleh orang tua masing-masing untuk mengikuti perlombaan kali ini.

Baca Juga :  Terbaik dalam Layanan, Kemenkumham Terima Penghargaan Digital Guvernment

“Makanya pas izin mau ikut, langsung dikasih ortu, kata mereka biar bisa dapat pengalaman baru,” kata Sakinah.

Kegiatan Gema Muharram tahun ini digelar atas kerja sama PD DMI Kota Palangka Raya dan DPW BKPRMI untuk menyemarakkan perayaan tahun baru Islam 1445 H. Menurut Ketua DPW BKPRMI Rusansyah, kegiatan tersebut rutin dilaksanakan tiap tahun. “Tahun kemarin, kami bekerja sama dengan PHBI, sekarang gabung dengan DMI,” terangnya.

Kegiatan itu diharapkan dapat bermanfaat bagi anak-anak sebagai bekal mereka di bidang keagamaan. “Tujuannya untuk membekali santriwan-santriwati dan remaja masjid untuk mendalami lebih jauh ilmu keagamaan,” tambahnya.

Sebagai contoh, lomba khatib dan bilal yang menurutnya dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi anak-anak. “Sehingga kelak saat mereka dewasa nanti bisa menjadi khatib, bilal, ataupun memimpin kegiatan-kegiatan sosial di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Pria yang juga merupakan ketua harian DMI Palangka Raya itu berharap anak-anak bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan riang dan tertib. “Semoga kegiatan ini bisa membekas di hati anak-anak, sehingga menjadi bekal mereka di masa mendatang,” ujarnya.

“Jumlah peserta ada 250 dari TKA/TPA dan sekitar 50 orang dari remaja masjid,” bebernya.

Rusansyah menyebut persiapan untuk kegiatan ini dimulai sejak seminggu yang lalu. Setelah rapat persiapan, langsung disebarkan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang bisa mengikuti lomba Gema Muharram.

“Alhamdulillah, walau persiapan hanya seminggu, peserta lombanya lumayan banyak,” ujarnya.

Peserta tingkat A untuk anak-anak usia 5—9 tahun, untuk MPA berusia 9—12 tahun, dan remaja masjid berusia 17—24 tahun. “Cabang lomba yang diikuti berbeda-beda, menyesuaikan usia dan kategori,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriah, Dewan Majid Indonesia (DMI) Palangka Raya dan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) menggelar lomba bertajuk Gema Muharram. Kegiatan yang diikuti peserta dari TKA/TPA dan remaja masjid tersebut dilaksanakan di Masjid Kecubung, Palangka Raya.

 

DHEA UMILATI, Palangka Raya

 

PESERTA Gema Muharram 1445 H lalu-lalang memenuhi sayap kanan dan kiri Masjid Kecubung. Mulai dari anak-anak hingga pendamping, sibuk dengan aktivitas masing-masing. Ada yang tengah asyik bercengkrama, bercanda, merapikan barang bawaan, hingga yang sudah tenggelam dalam alam mimpi. Beberapa anak terlihat masih berlarian, disusul pendamping masing-masing yang meminta mereka untuk segera beristirahat. Dengan pembagian lokasi mabit perempuan di sayap kanan, laki-laki di sayap kiri.

Keseruan Gema Muharram 1445 H makin lengkap dengan adanya kegiatan mabit atau bermalam di Masjid Kecubung. Baik anak-anak peserta lomba hingga pendamping antusias berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari 1 malam itu dalam rangka memeriahkan tahun baru Islam 1445 H.

Selain menyelenggarakan lomba-lomba bertemakan keislaman, panitia mewajibkan mabit bagi seluruh peserta lomba. Mabit tersebut disambut antusias oleh para peserta.

Shofwah Waliati Al-Hanan, salah satu perwakilan dari TPQ Miftahussudur mengaku senang mengikuti kegiatan mabit itu.

“Suka ikut mabit karena bisa ketemu banyak orang, bisa puas main sama teman-teman, enggak dilarang sama umi abi,” ucap gadis berparas cantik itu kepada Kalteng Pos, Sabtu (22/7).

Ia juga mengaku tidak keberatan saat mengetahui bahwa panitia mewajibkan peserta lomba untuk mabit satu malam di lokasi kegiatan.

Gadis yang baru duduk di kelas IV sekolah dasar (SD) itu justru senang bisa terpilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti perlombaan tersebut.

“Kemarin latihan membaca ayat yang mau dibacakan saat lomba,” tuturnya.

Baca Juga :  Tuah Turangga Agung dan Pama Tebar Hewan Kurban

Shofwah yang masih berusia 10 tahun itu mengikuti cabang lomba tartil dengan didampingi Nadhrah. “Saat mabit, kami wajib nonton lomba, terus dibangunin untuk salat Tahajud berjamaah dan salat Subuh,” ungkapnya.

Menurut Nadhrah, kegiatan perlombaan Gema Muharram 1445 H cukup mengesankan bagi anak-anak, terlebih bagi yang pertama kali ikut mabit.

Kalteng Pos juga berbincang dengan Fauzan, peserta yang mengikuti lomba bilal masjid. Ia merupakan utusan dari Masjid Ukhuwatul Muslimin di Jalan Menteng 22.

“Awalnya kaget, tetapi juga senang dan bangga karena bisa mewakili masjid,” katanya.

Fauzan mengaku baru pertama kali mengikuti perlombaan, sehingga sempat ragu dan kurang percaya diri. Karena sehari-hari tinggal di pesantren, mabit merupakan hal biasa baginya.

“Karena sekolah di pesantren, jadi biasa aja ketika disuruh ikut mabit, tapi rasanya sedikit berbeda, karena ada banyak anak kecil yang ikut, jadi terasa lebih ramai,” ungkapnya.

Ada pula empat gadis cilik perwakilan dari TKA Darussalam di Jalan dr Murjani. Keempatnya sama-sama mengaku tidak bisa tidur. Padahal saat itu jam di layar ponsel sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. “Enggak bisa tidur, enakan tidur di rumah, lampunya terang sekali, jadi silau,” ucap Norma, salah satu dari keempat anak itu.

“Jadi hilang kantuknya karena kebanyakan bercanda,” timpal Ocha.

“Tapi seru juga sih, karena ini pertama kalinya kami nginap bareng,” sambung Sakinah yang duduk di antara Ocha dan Norma.

Ocha menyebut mereka bertiga mengikuti lomba ikrar santri, sedangkan Jihan ikut lomba menyanyi.

“Kalau ikut lomba ikrar santri itu harus bisa membaca dengan suara lantang, tegas, dan jelas, tentu juga harus hafal,” ucap Ocha, lalu mempraktikkan. Keempatnya mengaku didukung oleh orang tua masing-masing untuk mengikuti perlombaan kali ini.

Baca Juga :  Terbaik dalam Layanan, Kemenkumham Terima Penghargaan Digital Guvernment

“Makanya pas izin mau ikut, langsung dikasih ortu, kata mereka biar bisa dapat pengalaman baru,” kata Sakinah.

Kegiatan Gema Muharram tahun ini digelar atas kerja sama PD DMI Kota Palangka Raya dan DPW BKPRMI untuk menyemarakkan perayaan tahun baru Islam 1445 H. Menurut Ketua DPW BKPRMI Rusansyah, kegiatan tersebut rutin dilaksanakan tiap tahun. “Tahun kemarin, kami bekerja sama dengan PHBI, sekarang gabung dengan DMI,” terangnya.

Kegiatan itu diharapkan dapat bermanfaat bagi anak-anak sebagai bekal mereka di bidang keagamaan. “Tujuannya untuk membekali santriwan-santriwati dan remaja masjid untuk mendalami lebih jauh ilmu keagamaan,” tambahnya.

Sebagai contoh, lomba khatib dan bilal yang menurutnya dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi anak-anak. “Sehingga kelak saat mereka dewasa nanti bisa menjadi khatib, bilal, ataupun memimpin kegiatan-kegiatan sosial di tengah masyarakat,” ungkapnya.

Pria yang juga merupakan ketua harian DMI Palangka Raya itu berharap anak-anak bisa mengikuti kegiatan tersebut dengan riang dan tertib. “Semoga kegiatan ini bisa membekas di hati anak-anak, sehingga menjadi bekal mereka di masa mendatang,” ujarnya.

“Jumlah peserta ada 250 dari TKA/TPA dan sekitar 50 orang dari remaja masjid,” bebernya.

Rusansyah menyebut persiapan untuk kegiatan ini dimulai sejak seminggu yang lalu. Setelah rapat persiapan, langsung disebarkan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang bisa mengikuti lomba Gema Muharram.

“Alhamdulillah, walau persiapan hanya seminggu, peserta lombanya lumayan banyak,” ujarnya.

Peserta tingkat A untuk anak-anak usia 5—9 tahun, untuk MPA berusia 9—12 tahun, dan remaja masjid berusia 17—24 tahun. “Cabang lomba yang diikuti berbeda-beda, menyesuaikan usia dan kategori,” pungkasnya. (*/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/