“Kemarin sempat PTM, tapi karena viral perseberan varian Omicron, maka kami hanya mewajibkan siswa-siswi kelas XII untuk turun ke sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ucap Kepala SMKN-3 Palangka Raya Sri Sundhari kepada Kalteng Pos, Jumat (25/3).
Dikatakan Sri, PTM sangat penting bagi siswa-siswi untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Karena, untuk menentukan kelulusan ditinjau selama tiga tahun mereka bersekolah. Mulai dari nilai dan perilaku, dan puncaknya mengikuti ujian yang diselenggarakan sekolah.
“Inikan sudah dua tahun kami laksanakan pembelajaran online, terus PTM masih terbatas. Semoga ke depannya kebijakan pemerintah bisa menerapkan pembelajaran secara tatap muka secara menyeluruh, biar proses pembelajaran bisa maksimal,” ucap perempuan yang telah delapan tahun menjabat kepala sekolah.
SMKN 3 Palangka Raya memiliki 936 peserta didik. Terbagi dalam enam jurusan. Meliputi jurusan perhotelan, tata boga, kecantikan, teknologi komputer jaringan, tata busana, dan pariwisata. Saat wartawan Kalteng Pos berkunjung ke sekolah yang beralamat di Jalan RA Kartini itu, beberapa peserta didik tampak sedang mengikuti ujian praktik.
Siswa-siswi kelas XII pun merasa senang dengan dilaksanakannya kembali PTM. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi ujian akhir, baik ujian praktik maupun teori. “Alhamdulillah sekarang belajar tatap muka lagi. Dari awal masuk sekolah tahun 2019, cuman 1 semester belajar tatap muka,” tutur Gebril Musroni, siswa kelas XII, Jumat (25/3).
Gebril menyebut, siswa-siswi jurusan perhotelan memang lebih banyak bergumul dengan praktik ketimbang teori. “Kalau belajarnya daring terus, materinya sedikit saja yang masuk di otak. Sebentar lagi ujian akhir sekolah mau dimulai, kami butuh praktik untuk menambah skill,” ujarnya.
Rini, salah satu siswi yang mengambil jurusan perhotelan, mengaku senang setelah PTM digelar kembali. Tak jadi persoalan jika diwajibkan memakai masker dan selalu mengecek suhu tubuh sebelum masuk ruang kelas. Menurutnya hal itu penting untuk mencegah penyebaran virus dan mengakhiri pandemi Covid-19, agar proses belajar mengajar tatap muka terus dilaksanakan ke depannya.
“Karena belajar di rumah tidak cukup bagi kami, apalagi sebentar lagi ujian, harus banyak praktik,” tuturnya.