Rini mengaku siap menghadapi ujian akhir sekolah. Tidak ada mata pelajaran yang dikhawatirkan. “Gak ada masalah untuk mata pelajaran. Saya siap ikut UAS,” ucapnya dengan nada meyakinkan.
PTM juga dilaksanakan di SMAN 2 Palangka Raya. Kepala SMAN 2 Palangka Raya Muhammad Mirazullhaidi menyebut, pihaknya sudah melaksanakan PTM terbatas sejak dua minggu lalu. Namun hanya dikhususkan untuk siswa-siswi kelas XII. Sementara kelas X dan XI tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Mungkin tidak lama lagi kelas X dan kelas XI juga melaksanakan PTM, setelah Dinas Pendidikan Kalteng melaksanakan rapat koordinasi,” ucap Mirazullhaidi ketika ditemui di ruang kerjanya, Jumat (25/3).
Dia menerangkan, PTM terbatas dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi pertama 50 persen secara oḀine dan sesi kedua secara 50 persen online.
“Protokol kesehatan tetap dilaksanakan sesuai anjuran pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Mirazullhaidi, 25-31 Maret SMAN 2 Palangka Raya melaksanakan ujian praktik. Sementara ujian akhir sekolah dimulai 18 April sampai 26 April. Mata pelajaran yang akan diuji sesuai dengan jurusan masing-masing.
“Belum ada juknis untuk kelulusan dari sekolah, secara nilai dan kriteria mereka sudah mengikuti dari semester I sampai semester V. Itu bisa menentukan kelulusan. Sekolah tentu menargetkan 100 persen kelulusan,” sebutnya.
Menurutnya, sekolah belum sepenuhnya menjadi penentu kelulusan siswa-siswi. Pasalnya, yang mengeluarkan nilai ujian adalah disdik, karena lembaran jawaban ujian para siswa dikirim ke dinas tersebut. “Kami berharap peserta didik tetap belajar dan mengikuti pembelajaran dengan baik sebagai persiapan mengikuti UAS, dan tidak lupa untuk tetap menjalankan protokol kesehatan,” terangnya.
Pihaknya belum mendapat informasi dari dinas pendidikan mengenai aktivitas siswa-siswi selama bulan Ramadan. “Jadi kami masih menunggu dari dinas, apakah nanti semuanya masuk sekolah atau tidak. Memang kelas XII melaksanakan ujian pada pertengahan bulan Ramadan, artinya kelas X dan kelas XI saat itu tidak masuk,” bebernya.
Di tempat berbeda, salah satu siswi kelas XII IPA, Alya mengaku senang dengan dilaksanakan kembali PTM terbatas, walau hanya 50 persen kehadiran. Alya mengatakan, ada perbedaan cukup besar yang dirasakan antara belajar mengajar tatap muka langsung dengan pembelajaran secara online. Ada banyak kendala yang dialami selama belajar online, seperti, ketiduran, telepon genggam yang kurang memadai, maupun kendala lainnya. “Kami sebagai peserta didik merasa lebih nyaman saat PTM penuh dibanding PTM terbatas yang sekarang diterapkan,” tutupnya. (nue/*pwn/*isb/*rky/*fzn/*irj/ce/ala/ko)