Jumat, Juli 5, 2024
23.1 C
Palangkaraya

Masuknya Jaringan Listrik Memantik Gairah Warga Berwirausaha

PALANGKA RAYA-Warga Desa Simpur dan Desa Soren sudah bisa tersenyum lebar. Impian warga dari dua desa bertetangga itu untuk bisa menikmati listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) akhirnya terwujud 15 Maret lalu, setelah terpendam berpuluh-puluh tahun. Operasional jaringan listrik di dua desa yang berada di wilayah Kecamatan Kota Besi itu diresmikan oleh Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor.

Tujuh bulan berlalu, pemandangan di dua desa itu sudah berbeda. Malam tak lagi sepenuhnya gelap. Kelap-kelip lampu tampak dari kejauhan. Telinga tak lagi mendengar suara mesin disel atau mesin genset saling bersahutan. “Alhamdulillah, adanya listrik dari PLN ini benar-benar mengubah wajah desa,” kata Kepala Desa (Kades) Simpur, Khairil Anwar saat berbincang dengan wartawan Kaltengpos.Jawapos.com, Selasa (25/10/2022).

Dari ujung telepon, suara Pak Kades terdengar begitu lepas. Seperti tidak ada beban. Selalu terselip tawa. Kehidupan warga di Desa Simpur benar-benar berubah. Bisa menikmati lampu sampai subuh. Juga bisa mendengar dan melihat kabar dari layar televisi sewaktu-waktu.

Dahulu, lanjut bapak tiga anak itu menjabarkan, sebelum ada listrik dari PLN, beberapa warga yang mampu memilih menggunakan genset. Itu pun tak sampai subuh. Lalu tahun 2014, ada listrik desa. Menggunakan mesin disel. Dibeli menggunakan dana desa. Namun hanya dihidupkan dari pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB. Untuk beberapa jam saja itu, 25 liter solar ludes. Warga biasanya patungan dua pekan sekali. Ada yang Rp10 ribu, Rp15 ribu, bahkan Rp25 ribu. “Tergantung tingkat ekonomi warga itu sendiri,” sebutnya.

Baca Juga :  Kalteng Putra Optimistis Kembali ke Liga 1

Pria yang menjabat Kades Simpur sejak 2018 lalu itu membeberkan bahwa Desa Simpur berada di pinggir Sungai Mentaya. Ada sekitar 133 kepala keluarga dan 550 jiwa. Umumnya mata pencaharian utama adalah menyadap karet, mencari rotan, serta menangkap dan membudi daya ikan. Semenjak ada jaringan listrik dari PLN, sebagian warga, terutama kaum muda, tak ragu lagi membuka usaha, meski masih kecil-kecilan.

“Setelah ada aliran listrik dari PLN Maret lalu, benar-benar memantik gairah warga untuk berwirausaha,” ucap pria berusia 39 tahun itu sembari tertawa bahagia.

“Warung-warung makan, warung jual token, dan warung jual pulsa bermunculan. Ibu-ibu juga tak kalah. Mulai ramai membuat aneka kue dan berbagai jenis es. Tak lagi takut jualannya basi atau mencair,” tambahnya.

“Sekarang tinggal membenahi akses jalan saja, masih belum beraspal dan sering rusak, begitu pun dengan jaringan telekomunikasi yang belum stabil,” tutup Anwar.

Senada disampaikan oleh Kades Soren, Subhan. Pria berusia 37 tahun itu mengatakan, ada sekitar 600 jiwa mengucapkan puji syukur saat itu. Dia tak menampik jika setelag adanya aliran listrik dari PLN, kehidupan sehari-hari masyarakat menjadi begitu bergairah. “Peluang usaha terbuka lebar. Ya, meski masih kecil-kecilan,” ucapnya.

Baca Juga :  Lagi, Sinar Mas Bantu 200 Ton Beras untuk Korban Banjir di Kalteng
Tabel 1

Perjuangan untuk mendapatkan listrik sudah lama dilakukan oleh dua desa itu. Sampai pada era Nunik Muji Rahayu memimpin Kecamatan Kota Besi, permohonan itu akhirnya disetujui. Nunik menjabat camat pada 1 Oktober 2018. Ia mendapat laporan bahwa lima dari sembilan desa di wilayah Kota Besi belum teraliri listrik. Perempuan asli Kediri itu kemudian melakukan peninjauan langsung.

“Itu semua berkat kerja sama semua pihak, terutama dari pimpinan saya,” ucapnya merendah.

“Kalau dikatakan saya memiliki andil besar memperjuangkan, tidak juga, saat itu saya hanya menjalankan amanah, setiap ada momen bertemu dengan  pemangku kebijakan, saya memang selalu menyuarakan agar dibangun jaringan listrik ke Desa Simpur dan Soren,” ungkapnya.

Tabel 2

Terpisah, Manajer PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Provinsi Kalteng Purwanto menyampaikan, jangka panjang pembangunan kelistrikan di Bumi Tambun Bungai -sebutan lain dari Provinsi Kalteng, targetnya harus 100 persen. Pembangunan sampai tahun ini berjalan ke arah positif. Dari total 1.571 desa yang ada di Kalteng, 1.118 desa sudah berlistrik.

“Kami selalu bekerja sama dengan pemerintah daerah demi mewujudkan Kalteng Terang. Kami dari PLN sangat optimistis impian itu akan terwujud,” ungkap Purwanto saat ditemui di kantornya.(ram)

PALANGKA RAYA-Warga Desa Simpur dan Desa Soren sudah bisa tersenyum lebar. Impian warga dari dua desa bertetangga itu untuk bisa menikmati listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) akhirnya terwujud 15 Maret lalu, setelah terpendam berpuluh-puluh tahun. Operasional jaringan listrik di dua desa yang berada di wilayah Kecamatan Kota Besi itu diresmikan oleh Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Halikinnor.

Tujuh bulan berlalu, pemandangan di dua desa itu sudah berbeda. Malam tak lagi sepenuhnya gelap. Kelap-kelip lampu tampak dari kejauhan. Telinga tak lagi mendengar suara mesin disel atau mesin genset saling bersahutan. “Alhamdulillah, adanya listrik dari PLN ini benar-benar mengubah wajah desa,” kata Kepala Desa (Kades) Simpur, Khairil Anwar saat berbincang dengan wartawan Kaltengpos.Jawapos.com, Selasa (25/10/2022).

Dari ujung telepon, suara Pak Kades terdengar begitu lepas. Seperti tidak ada beban. Selalu terselip tawa. Kehidupan warga di Desa Simpur benar-benar berubah. Bisa menikmati lampu sampai subuh. Juga bisa mendengar dan melihat kabar dari layar televisi sewaktu-waktu.

Dahulu, lanjut bapak tiga anak itu menjabarkan, sebelum ada listrik dari PLN, beberapa warga yang mampu memilih menggunakan genset. Itu pun tak sampai subuh. Lalu tahun 2014, ada listrik desa. Menggunakan mesin disel. Dibeli menggunakan dana desa. Namun hanya dihidupkan dari pukul 17.00 WIB hingga 21.00 WIB. Untuk beberapa jam saja itu, 25 liter solar ludes. Warga biasanya patungan dua pekan sekali. Ada yang Rp10 ribu, Rp15 ribu, bahkan Rp25 ribu. “Tergantung tingkat ekonomi warga itu sendiri,” sebutnya.

Baca Juga :  Kalteng Putra Optimistis Kembali ke Liga 1

Pria yang menjabat Kades Simpur sejak 2018 lalu itu membeberkan bahwa Desa Simpur berada di pinggir Sungai Mentaya. Ada sekitar 133 kepala keluarga dan 550 jiwa. Umumnya mata pencaharian utama adalah menyadap karet, mencari rotan, serta menangkap dan membudi daya ikan. Semenjak ada jaringan listrik dari PLN, sebagian warga, terutama kaum muda, tak ragu lagi membuka usaha, meski masih kecil-kecilan.

“Setelah ada aliran listrik dari PLN Maret lalu, benar-benar memantik gairah warga untuk berwirausaha,” ucap pria berusia 39 tahun itu sembari tertawa bahagia.

“Warung-warung makan, warung jual token, dan warung jual pulsa bermunculan. Ibu-ibu juga tak kalah. Mulai ramai membuat aneka kue dan berbagai jenis es. Tak lagi takut jualannya basi atau mencair,” tambahnya.

“Sekarang tinggal membenahi akses jalan saja, masih belum beraspal dan sering rusak, begitu pun dengan jaringan telekomunikasi yang belum stabil,” tutup Anwar.

Senada disampaikan oleh Kades Soren, Subhan. Pria berusia 37 tahun itu mengatakan, ada sekitar 600 jiwa mengucapkan puji syukur saat itu. Dia tak menampik jika setelag adanya aliran listrik dari PLN, kehidupan sehari-hari masyarakat menjadi begitu bergairah. “Peluang usaha terbuka lebar. Ya, meski masih kecil-kecilan,” ucapnya.

Baca Juga :  Lagi, Sinar Mas Bantu 200 Ton Beras untuk Korban Banjir di Kalteng
Tabel 1

Perjuangan untuk mendapatkan listrik sudah lama dilakukan oleh dua desa itu. Sampai pada era Nunik Muji Rahayu memimpin Kecamatan Kota Besi, permohonan itu akhirnya disetujui. Nunik menjabat camat pada 1 Oktober 2018. Ia mendapat laporan bahwa lima dari sembilan desa di wilayah Kota Besi belum teraliri listrik. Perempuan asli Kediri itu kemudian melakukan peninjauan langsung.

“Itu semua berkat kerja sama semua pihak, terutama dari pimpinan saya,” ucapnya merendah.

“Kalau dikatakan saya memiliki andil besar memperjuangkan, tidak juga, saat itu saya hanya menjalankan amanah, setiap ada momen bertemu dengan  pemangku kebijakan, saya memang selalu menyuarakan agar dibangun jaringan listrik ke Desa Simpur dan Soren,” ungkapnya.

Tabel 2

Terpisah, Manajer PLN Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Provinsi Kalteng Purwanto menyampaikan, jangka panjang pembangunan kelistrikan di Bumi Tambun Bungai -sebutan lain dari Provinsi Kalteng, targetnya harus 100 persen. Pembangunan sampai tahun ini berjalan ke arah positif. Dari total 1.571 desa yang ada di Kalteng, 1.118 desa sudah berlistrik.

“Kami selalu bekerja sama dengan pemerintah daerah demi mewujudkan Kalteng Terang. Kami dari PLN sangat optimistis impian itu akan terwujud,” ungkap Purwanto saat ditemui di kantornya.(ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/