Ilmuwan mencampurkan minyak sawit sebanyak 30 persen ke dalam minyak solar, sehingga menghasilkan produk bernama B30 yang digunakan untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi nasional, meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit, mengurangi konsumsi impor bahan bakar minyak, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Dalam kerangka perubahan iklim, Indonesia berkomitmen akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dari business as usual dan 41 persen dengan bantuan internasional pada 2030,” kata Menko Airlangga.
Tiap tahun angka produksi biodiesel terus mengalami pertumbuhan yang positif. Jumlah produksi biodiesel pada 2016 tercatat mencapai 3 juta kiloliter. Kemudian meningkat 300 persen menjadi 8,5 juta kiloliter pada 2020.
Sementara itu, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Eddy Abdurrachman mengatakan, kenaikan harga indeks pasar minyak sawit dari waktu ke waktu telah mengakibatkan harga biodisel cenderung lebih mahal ketimbang harga solar. “Harga CPO makin meningkat, sedangkan CPO ini sebagai bahan bakar utama biodiesel yang mengakibatkan harga biodiesel relatif tinggi dibandingkan harga solar,” tuturnya. (hms/nue/ce/ala)