Minggu, Juni 30, 2024
28.4 C
Palangkaraya

Beras Kalteng Bisa Dipasok ke IKN

PALANGKA RAYA-Kedatangan mendadak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke sejumlah wilayah di Kalteng ternyata ingin melihat langsung realisasi program pompanisasi. Hal ini dilakukan mengingat ancaman gelombang panas atau kekeringan yang akan melanda, sehingga berpengaruh terhadap produksi padi petani. Pompanisasi menjadi salah satu upaya pemerintah agar produksi petani tetap terjaga.

Agenda kedatangan Jokowi ke Kalteng diawali dengan mengunjungi Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rabu (26/6). Presiden mengaku bersyukur karena Indonesia tetap mempertahankan produksi padi di level aman. Sementara banyak negara di dunia dalam kondisi memprihatinkan. Presiden yakin program pompanisasi yang digencarkan ini dapat membawa manfaat besar untuk produksi padi secara nasional.

“Sekarang ini kita terkena yang namanya gelombang panas atau kekeringan panjang, sehingga produksi beras semua negara turun. Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras, kini dipakai sendiri. Nah, negara kita juga sama. Perkiraan BMKG, nanti Juli atau Agustus ada kemungkinan terjadi gelombang panas atau keringan, itulah yang harus diantisipasi melalui pompanisasi,” ucap Jokowi, Rabu (26/6).

Presiden mengatakan, saat ini pemerintah sudah mendistribusikan 20 ribu pompa ke seluruh Indonesia. Jumlahnya akan terus ditambah hingga 70 ribu unit untuk memperkuat ketersediaan air pada lahan-lahan tadah hujan yang kemungkinan akan kering akibat gelombang panas.

“Di seluruh Tanah Air akan disiapkan kurang lebih 20.000 hinga 70.000. Pertama 20.000 dulu, kemudian berikutnya akan menuju angka 70.000. Dengan adanya pompa, air yang ada di bawah dan tidak bisa naik ke atas bisa kita atasi,” katanya.

Ditambahkan Presiden, pompanisasi yang sudah berjalan ini terbukti mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP), dari yang sebelumnya hanya satu kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali setahun.

“Dengan pompa pertanaman yang sebelumnya satu kali bisa jadi dua atau tiga, ini kan bisa menaikkan produktivitas padi para petani, sangat bagus, selain masalah-masalah yang lain yang berkaitan dengan pupuk terus kita pantau agar tepat waktu,” jelas Jokowi.

Penyiapan sektor pertanian dengan pompanisasi itu juga menjadi langkah awal pemerintah pusat untuk mempersiapkan wilayah penyangga pangan ibu kota Nusantara (IKN). Jika di Kotim mengalami kenaikan produktivitas pangan, maka kelebihan itu akan dialihkan ke wilayah IKN.

“Jika indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali menjadi tiga kali, artinya ada kelebihan produksi beras, nanti akan di bawa ke IKN. Tidak hanya di Kotim saja, tetapi juga kabupaten lain yang mengalami kelebihan produksi dengan adanya pompanisasi ini,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi langkah antisipatif yang strategis dalam menghadapi tantangan El Nino dan perubahan iklim yang makin tidak menentu.

“Wilayah ini memiliki potensi luas sawah tadah hujan 7.620 hektare, di mana 30 pompa yang tersedia ini mampu mengairi lahan seluas 435 hektare, dan diharapkan mampu meningkatkan IP dari 100 ke 300 dengan sumber air berasal dari Sungai Peang,” katanya.

Mentan mengatakan, dampak pompanisasi terhadap produksi gabah kering giling (GKG) sangat signifikan, terutama dalam menghasilkan tambahan produksi sebesar 2.784 ton, yang merupakan kenaikan sebesar 9,82 persen dari tahun sebelumnya.

“Tiap pompa memiliki target luas pelayanan yang ambisius, dengan masing-masing pompa 3 inch mampu mengairi 10 hektare per musim tanam, sementara pompa 4 inch mampu menggarap 15 hektare, dengan total luas 1.215 hektare untuk tiga musim tanam,” jelasnya.

Dalam kunjungan ke Kotim, Jokowi juga menyambangi Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) untuk mengecek harga pangan. Ia mengaku kaget lantaran harga pangan di wilayah Kotim terbilang stabil. Bahkan Presiden menyebut, harga bahan pokok di pasar yang ia kunjungi itu hampir sama dengan harga pangan di Pulau Jawa.

“Saya lihat harga barang sangat normal. Bawang merah dan putih Rp40 ribu, ayam Rp38 ribu, sama dengan di Jawa. Itu bagus. Saya juga kaget ternyata harganya hampir sama di Jawa,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahan pangan yang dikirim dari luar tidak terlalu memengaruhi harga pasar di Kotim. Hal itu dikarenakan pasokan hingga pendistribusian ke pasar lancar, sehingga harga jual terjangkau.

“Faktanya harga di pasar masih sama seperti di Jawa. Artinya pasokan, distribusi, transportasi itu lancar. Saya tadi mengecek langsung itu,” terangnya.

Pada hari yang sama, Jokowi juga berkunjung ke Kabupaten Katingan untuk mengecek harga sembako di pasar Kota Kasongan, lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke RSUD Mas Amsyar Kasongan.

“Di Katingan sama di Kotawaringin Timur, saya lihat harga-harga juga sama. Hampir sama, malah di sini lebih murah. Bawang putih 40 ribu per kg, bawang merah 40 ribu per kg, lebih murah, daging ayam 38 ribu. Semua sama, baik-baik,” ungkap Presiden Jokowi kepada wartawan di RSUD Mas Amsyar Kasongan.

Baca Juga :  Daerah Siaga Darurat Karhutla Bertambah

Menurut Presiden, stabilitas harga ini menandakan bahwa distribusi dan transportasi barang kebutuhan pokok di daerah berjalan lancar. “Distribusi, transportasi, saya kira semuanya enggak ada masalah,” terangnya.

Selain mengecek harga barang, Presiden juga membagikan bantuan modal kepada para pedagang. Salah satunya kepada pedagang ikan bernama Arjuna. Arjuna merasa sangat senang bisa mendapatkan tambahan modal untuk usaha dagangnya. “Senang, senang sekali, terima kasih Bapak Jokowi sudah membantu kami,” ucapnya, seraya menyampaikan harapannya agar UMKM di Kasongan mendapat perhatian lebih karena kondisi pasar yang kurang baik.

Pedagang lainnya, Rika, yang sehari-hari berjualan sayur, juga merasa terbantu dengan adanya bantuan modal. Rika juga berterima kasih karena kehadiran Presiden telah memberikan semangat bagi para pedagang lokal. “Untuk Bapak Jokowi, saya sebagai pedagang merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan ini, kami sangat senang dikunjungi seorang Presiden,” ungkapnya.

Kunjungan Presiden ini tidak hanya untuk memeriksa stabilisasi harga, tetapi juga sebagai dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil dan masyarakat di Kabupaten Katingan.

Kemudian, hasil pantauan di RSUD Mas Amsyar Kasongan, Presiden RI menilai kamar rawat inap BPJS masih kurang, karena hanya ada 53 kamar. Seharusnya di atas 100 kamar. “Tadi saya sampaikan langsung kepada Menteri Kesehatan untuk mempertimbangkan relokasi rumah sakit ini ke lahan baru yang ditawarkan bupati seluas 5 hektare, nanti akan dicek,” ucapnya.

Sekadar diketahui, turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Pj Bupati Katingan Saiful, serta para pejabat daerah.

Usai melayani wawancara dengan wartawan, Jokowi dan rombongan langsung kembali ke Kota Palangka Raya melalui jalur darat. Ketika kendaraan Presiden keluar dari pagar rumah sakit yang dikawal ketat paspempres, langsung disambut antusias oleh warga Kasongan. Mereka senang bisa melihat langsung Presiden Jokowi. Bahkan Jokowi juga terlihat memberikan baju kepada sejumlah warga yang berdiri berjejer di pinggir jalan.

Selanjutnya, Presiden Jokowi dan rombongan meninjau stok beras di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Km 7, Kota Palangka Raya. Jokowi datang bersama jajaran menteri terkait, seperti Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, dan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.

Saat menyapa masyarakat, Jokowi kemudian menanyakan kualitas beras yang diberikan pemerintah. Ia ingin memastikan beras yang dikonsumsi masyarakat dalam kondisi baik karena merupakan beras premium.

“Mengurus yang namanya beras itu bukan gampang, kalau harganya naik, petani pasti seneng, tapi ibu-ibu seneng nggak?” tanya Jokowi, yang seketika dibalas tidak oleh warga yang mayoritas merupakan ibu-ibu rumah tangga.

“Ini bertolak belakang, ibu-ibu nggak senang kalau beras naik, tapi kalau beras terlalu menurun harganya, nanti petani malas ke sawah,” tambahnya.

Maka dari itu, lanjut Jokowi, sudah menjadi tugas pemerintah untuk menyeimbangkan kebijakan, agar petani tetap dapat menikmati untung, sementara masyarakat tidak menjerit karena harga yang tinggi.

“Maka kalau harga bawang naik, cabai naik, bawang naik, daging naik, itu tanggung jawabnya Pak Kepala Badan Pangan Nasional,” sebutnya.

Presiden RI dua periode ini menyebut, jika memang stok dalam negeri kurang, maka mau tidak mau harus mengambil kebijakan impor beras, supaya harga beras nasional tidak mengalami kenaikan. Sebab, jika suplai kurang, otomatis harga akan naik.

“Tapi sekarang kita bisa tenang karena stok beras beras sekarang 1,7 juta ton, coba bayangkan sebanyak apa, di sini sendiri kalau ibu-ibu masih ragu, bisa lihat di dalam, sebanyak apa berasnya,” ujarnya sembari menunjuk gudang Bulog yang berisi berton-ton beras.

Di tempat yang sama, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan, saat ini pihaknya siap melakukan pengadaan di dalam negeri untuk stok beras di Indonesia yang saat ini jumlahnya sudah lebih dari 750 ribu ton.

“Sehingga sampai dengan akhir tahun pengadaan dalam negeri akan bisa sampai satu juta ton, saat ini stok itu sudah disiapkan untuk bantuan pangan yang akan ditambah tiga bulan untuk ke depan setelah Juni, Agustus, dan Desember,” ujarnya kepada wartawan usai mendampingi Presiden RI.

Bayu memastikan, Indonesia siap menghadapi potensi gangguan pangan jelang musim kemarau yang diprediksi akan datang. Pihaknya siap mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) RI yang telah meningkatkan produksi dalam negeri untuk musim tanam kedua yang akan panen di bulan Agustus dan September. “Bulog siap menampung hasil produksinya,” imbuhnya.

Baca Juga :  Eddy Raya: Penunjukkan Sancho Sesuai AD/ART KONI

Namun demikian, beberapa waktu lalu petani lokal di Kalteng protes karena harga gabah yang naik. Mereka juga mengeluh karena beras hasil produksi mereka tidak diserap oleh pemerintah. Menanggapi hal itu, Bayu menyebut pihaknya tetap menyerap hasil panen itu. Ia mengakui memang mengeluarkan kebijakan yang cukup disiplin terhadap standar kadar air hasil produksi petani.

Sementara itu, Kepala Kantor Bulog Wilayah Kalteng, Budi Cahyanto menjelaskan, beras yang diserap dari petani lokal di Kalteng, termasuk wilayah-wilayah sentra produksi beras dan food estate, hampir 12 ribu ton dalam bentuk beras.

“Itu dibeli dari Pagatan, Terusan, Pulang Pisau, sebagian Katingan, sebagian Dadahup, jadi semua daerah di provinsi ini kami ambil,” ujarnya kepada wartawan.

Sesuai dengan yang disampaikan Presiden RI, beras untuk serapan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dialokasikan untuk bantuan pangan dan lain-lain. Tetapi, pihaknya ada program dengan Pemprov Kalteng untuk menyerap beras produksi petani lokal.

“Jadi walaupun kami tidak mendapat banyak dari petani lokal untuk CBP yang harganya Rp11 ribu, kami masih beli harga beras premium yang produksinya di Kalteng,” tuturnya.

Terkait dengan persentase stok beras di Kalteng, apakah lebih banyak mendapat beras dari pusat atau hasil produksi petani lokal, Budi menjelaskan, 40 persen diserap dari petani lokal. Maka dari itu hasil produksi dari petani lokal belum menyentuh setengah dari kebutuhan beras di Kalteng. “Ini kan Agustus-September masih panen beras di Kalteng,” imbuhnya.

Di sela-sela kunjungan Jokowi ke Gudang Bulog itu, rombongan juga memberikan bantuan pangan kepada 380 KPM di Kalteng. Masyarakat KPM mendapatkan bantuan pangan berupa beras (15 Kg), gula (1 Kg), minyak goreng (1 liter), dan makanan ringan/biskuit (1 bungkus).

Masyarakat antusias dengan duduk berjajar di kursi yang telah disediakan bungkusan bantuan pangan yang bertuliskan “Bantuan Presiden Republik Indonesia”. Salah seorang masyarakat Dewi Royani sekaligus Kader Posyandu mewakili Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya menyebutkan, adanya bantuan ini memberikan manfaat dalam memenuhi kebutuhan dapur.

“Menjadi manfaat bagi rakyat yang membutuhkan,” ujarnya saat diwawancarai wartawan di sela-sela kunjungan Presiden RI.

Dirinya juga mengharapkan adanya kunjungan ini dapat memberikan dampak positif signifikan bagi masyarakat. Terlebih lagi dengan kebijakan yang belum terealisasi agar segera dilaksanakan, menimbang masa akhir masa jabatan presiden tersebut.

“Harapannya supaya kebijakan yang belum terlaksana segera dilaksanakan. Dan mudah-mudahan presiden yang baru dapat melanjutkan,” harapnya.

Di sela-sela kunjungannya, seperti biasa, Jokowi juga berinteraksi dengan masyarakat. Dirinya kali ini menguji hafalan Pancasila hadirin. Ketika sang kepala negara bertanya siapa yang hafal Pancasila di antara para hadirin itu, banyak kemudian yang mengangkat tangan, rebutan ingin menjawab.

Dari banyaknya orang yang mengangkat tangan ingin menjawab itu, dipilihlah dua orang, seorang ibu bernama Narolinda dan seorang bapak bernama Yadin.

Keduanya sama-sama sempat grogi ketika diminta Jokowi menyebutkan kelima poin Pancasila sehingga salah sebut poin Pancasila. Tetapi, sang presiden meyakinkan warga yang menyoraki bahwa keduanya hafal tetapi karena gugup jadi lupa.

“Hafal, tetapi gugup sehingga blank semua. Beda loh isi kepala waktu duduk sama berdiri di sini,” ujar Jokowi kepada warga sambil menunjuk Narolinda yang sedang merapal-rapal.

Lalu, keduanya pun bisa merapalkan Pancasila secara lancar sehingga sang presiden menghadiahkan keduanya sepeda.

Kedatangan Jokowi ke Palangka Raya disambut antusias, warga tumpah ruah ke jalan menyambut presiden.  Jokowi menyapa ribuan warga Palangka Raya sembari memberikan kaos dan bantuan kepada warga yang hadir menyambut kedatangan Jokowi.

Seorang warga bernama Novitasari mengaku senang menerima kaos pemberian Presiden Jokowi. Ungkapan itu ia sampaikan kepada awak media dengan mata yang berkaca-kaca. “Senang banget bisa dapat baju dari Presiden Jokowi. Saking bahagiannya bisa dapat kaos,” ungkapnya.

Sementara itu, Yati (55) Warga Danau Rangas yang mendapatkan bantuan pangan langsung dari Presiden Jokowi, merasa sangat bahagia atas bantuan yang diberikan.

“Bersyukur dapat bantuan, isinya ada beras, teh dan ada minyak. Senanglah bisa dapat bantuan dari bapak Presiden,” ungkapnya, Rabu (26/6).

Ia berharap bantaun seperti ini diteruskan karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga mendoakan Presiden Jokowi selalu sehat selalu.

“Saya berharap ini selalu ada, dan Presiden Jokowi sehat terus dan bisa berbagi kepada masyarakatnya,” pungkas ibu berkerudung biru tersebut.

Usai menyerahkan bantuan Pangan, Jokowi langsung beristrahat dan akan menginap di Palangka Raya dan akan melanjutkan kegiatan besok (27/6). Jokowi akan ke Barito Timur dan Barito Selatan dan juga peresmian peninjauan infrastruktur Pascasarjana IAIN Palangka Raya. (mif/dan/eri/irj/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Kedatangan mendadak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke sejumlah wilayah di Kalteng ternyata ingin melihat langsung realisasi program pompanisasi. Hal ini dilakukan mengingat ancaman gelombang panas atau kekeringan yang akan melanda, sehingga berpengaruh terhadap produksi padi petani. Pompanisasi menjadi salah satu upaya pemerintah agar produksi petani tetap terjaga.

Agenda kedatangan Jokowi ke Kalteng diawali dengan mengunjungi Desa Bapeang, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Rabu (26/6). Presiden mengaku bersyukur karena Indonesia tetap mempertahankan produksi padi di level aman. Sementara banyak negara di dunia dalam kondisi memprihatinkan. Presiden yakin program pompanisasi yang digencarkan ini dapat membawa manfaat besar untuk produksi padi secara nasional.

“Sekarang ini kita terkena yang namanya gelombang panas atau kekeringan panjang, sehingga produksi beras semua negara turun. Banyak negara yang sebelumnya ekspor beras, kini dipakai sendiri. Nah, negara kita juga sama. Perkiraan BMKG, nanti Juli atau Agustus ada kemungkinan terjadi gelombang panas atau keringan, itulah yang harus diantisipasi melalui pompanisasi,” ucap Jokowi, Rabu (26/6).

Presiden mengatakan, saat ini pemerintah sudah mendistribusikan 20 ribu pompa ke seluruh Indonesia. Jumlahnya akan terus ditambah hingga 70 ribu unit untuk memperkuat ketersediaan air pada lahan-lahan tadah hujan yang kemungkinan akan kering akibat gelombang panas.

“Di seluruh Tanah Air akan disiapkan kurang lebih 20.000 hinga 70.000. Pertama 20.000 dulu, kemudian berikutnya akan menuju angka 70.000. Dengan adanya pompa, air yang ada di bawah dan tidak bisa naik ke atas bisa kita atasi,” katanya.

Ditambahkan Presiden, pompanisasi yang sudah berjalan ini terbukti mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP), dari yang sebelumnya hanya satu kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali setahun.

“Dengan pompa pertanaman yang sebelumnya satu kali bisa jadi dua atau tiga, ini kan bisa menaikkan produktivitas padi para petani, sangat bagus, selain masalah-masalah yang lain yang berkaitan dengan pupuk terus kita pantau agar tepat waktu,” jelas Jokowi.

Penyiapan sektor pertanian dengan pompanisasi itu juga menjadi langkah awal pemerintah pusat untuk mempersiapkan wilayah penyangga pangan ibu kota Nusantara (IKN). Jika di Kotim mengalami kenaikan produktivitas pangan, maka kelebihan itu akan dialihkan ke wilayah IKN.

“Jika indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali menjadi tiga kali, artinya ada kelebihan produksi beras, nanti akan di bawa ke IKN. Tidak hanya di Kotim saja, tetapi juga kabupaten lain yang mengalami kelebihan produksi dengan adanya pompanisasi ini,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi langkah antisipatif yang strategis dalam menghadapi tantangan El Nino dan perubahan iklim yang makin tidak menentu.

“Wilayah ini memiliki potensi luas sawah tadah hujan 7.620 hektare, di mana 30 pompa yang tersedia ini mampu mengairi lahan seluas 435 hektare, dan diharapkan mampu meningkatkan IP dari 100 ke 300 dengan sumber air berasal dari Sungai Peang,” katanya.

Mentan mengatakan, dampak pompanisasi terhadap produksi gabah kering giling (GKG) sangat signifikan, terutama dalam menghasilkan tambahan produksi sebesar 2.784 ton, yang merupakan kenaikan sebesar 9,82 persen dari tahun sebelumnya.

“Tiap pompa memiliki target luas pelayanan yang ambisius, dengan masing-masing pompa 3 inch mampu mengairi 10 hektare per musim tanam, sementara pompa 4 inch mampu menggarap 15 hektare, dengan total luas 1.215 hektare untuk tiga musim tanam,” jelasnya.

Dalam kunjungan ke Kotim, Jokowi juga menyambangi Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) untuk mengecek harga pangan. Ia mengaku kaget lantaran harga pangan di wilayah Kotim terbilang stabil. Bahkan Presiden menyebut, harga bahan pokok di pasar yang ia kunjungi itu hampir sama dengan harga pangan di Pulau Jawa.

“Saya lihat harga barang sangat normal. Bawang merah dan putih Rp40 ribu, ayam Rp38 ribu, sama dengan di Jawa. Itu bagus. Saya juga kaget ternyata harganya hampir sama di Jawa,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahan pangan yang dikirim dari luar tidak terlalu memengaruhi harga pasar di Kotim. Hal itu dikarenakan pasokan hingga pendistribusian ke pasar lancar, sehingga harga jual terjangkau.

“Faktanya harga di pasar masih sama seperti di Jawa. Artinya pasokan, distribusi, transportasi itu lancar. Saya tadi mengecek langsung itu,” terangnya.

Pada hari yang sama, Jokowi juga berkunjung ke Kabupaten Katingan untuk mengecek harga sembako di pasar Kota Kasongan, lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke RSUD Mas Amsyar Kasongan.

“Di Katingan sama di Kotawaringin Timur, saya lihat harga-harga juga sama. Hampir sama, malah di sini lebih murah. Bawang putih 40 ribu per kg, bawang merah 40 ribu per kg, lebih murah, daging ayam 38 ribu. Semua sama, baik-baik,” ungkap Presiden Jokowi kepada wartawan di RSUD Mas Amsyar Kasongan.

Baca Juga :  Daerah Siaga Darurat Karhutla Bertambah

Menurut Presiden, stabilitas harga ini menandakan bahwa distribusi dan transportasi barang kebutuhan pokok di daerah berjalan lancar. “Distribusi, transportasi, saya kira semuanya enggak ada masalah,” terangnya.

Selain mengecek harga barang, Presiden juga membagikan bantuan modal kepada para pedagang. Salah satunya kepada pedagang ikan bernama Arjuna. Arjuna merasa sangat senang bisa mendapatkan tambahan modal untuk usaha dagangnya. “Senang, senang sekali, terima kasih Bapak Jokowi sudah membantu kami,” ucapnya, seraya menyampaikan harapannya agar UMKM di Kasongan mendapat perhatian lebih karena kondisi pasar yang kurang baik.

Pedagang lainnya, Rika, yang sehari-hari berjualan sayur, juga merasa terbantu dengan adanya bantuan modal. Rika juga berterima kasih karena kehadiran Presiden telah memberikan semangat bagi para pedagang lokal. “Untuk Bapak Jokowi, saya sebagai pedagang merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan ini, kami sangat senang dikunjungi seorang Presiden,” ungkapnya.

Kunjungan Presiden ini tidak hanya untuk memeriksa stabilisasi harga, tetapi juga sebagai dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan pedagang kecil dan masyarakat di Kabupaten Katingan.

Kemudian, hasil pantauan di RSUD Mas Amsyar Kasongan, Presiden RI menilai kamar rawat inap BPJS masih kurang, karena hanya ada 53 kamar. Seharusnya di atas 100 kamar. “Tadi saya sampaikan langsung kepada Menteri Kesehatan untuk mempertimbangkan relokasi rumah sakit ini ke lahan baru yang ditawarkan bupati seluas 5 hektare, nanti akan dicek,” ucapnya.

Sekadar diketahui, turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, dan Pj Bupati Katingan Saiful, serta para pejabat daerah.

Usai melayani wawancara dengan wartawan, Jokowi dan rombongan langsung kembali ke Kota Palangka Raya melalui jalur darat. Ketika kendaraan Presiden keluar dari pagar rumah sakit yang dikawal ketat paspempres, langsung disambut antusias oleh warga Kasongan. Mereka senang bisa melihat langsung Presiden Jokowi. Bahkan Jokowi juga terlihat memberikan baju kepada sejumlah warga yang berdiri berjejer di pinggir jalan.

Selanjutnya, Presiden Jokowi dan rombongan meninjau stok beras di Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Km 7, Kota Palangka Raya. Jokowi datang bersama jajaran menteri terkait, seperti Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Bayu Krisnamurthi, dan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.

Saat menyapa masyarakat, Jokowi kemudian menanyakan kualitas beras yang diberikan pemerintah. Ia ingin memastikan beras yang dikonsumsi masyarakat dalam kondisi baik karena merupakan beras premium.

“Mengurus yang namanya beras itu bukan gampang, kalau harganya naik, petani pasti seneng, tapi ibu-ibu seneng nggak?” tanya Jokowi, yang seketika dibalas tidak oleh warga yang mayoritas merupakan ibu-ibu rumah tangga.

“Ini bertolak belakang, ibu-ibu nggak senang kalau beras naik, tapi kalau beras terlalu menurun harganya, nanti petani malas ke sawah,” tambahnya.

Maka dari itu, lanjut Jokowi, sudah menjadi tugas pemerintah untuk menyeimbangkan kebijakan, agar petani tetap dapat menikmati untung, sementara masyarakat tidak menjerit karena harga yang tinggi.

“Maka kalau harga bawang naik, cabai naik, bawang naik, daging naik, itu tanggung jawabnya Pak Kepala Badan Pangan Nasional,” sebutnya.

Presiden RI dua periode ini menyebut, jika memang stok dalam negeri kurang, maka mau tidak mau harus mengambil kebijakan impor beras, supaya harga beras nasional tidak mengalami kenaikan. Sebab, jika suplai kurang, otomatis harga akan naik.

“Tapi sekarang kita bisa tenang karena stok beras beras sekarang 1,7 juta ton, coba bayangkan sebanyak apa, di sini sendiri kalau ibu-ibu masih ragu, bisa lihat di dalam, sebanyak apa berasnya,” ujarnya sembari menunjuk gudang Bulog yang berisi berton-ton beras.

Di tempat yang sama, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menjelaskan, saat ini pihaknya siap melakukan pengadaan di dalam negeri untuk stok beras di Indonesia yang saat ini jumlahnya sudah lebih dari 750 ribu ton.

“Sehingga sampai dengan akhir tahun pengadaan dalam negeri akan bisa sampai satu juta ton, saat ini stok itu sudah disiapkan untuk bantuan pangan yang akan ditambah tiga bulan untuk ke depan setelah Juni, Agustus, dan Desember,” ujarnya kepada wartawan usai mendampingi Presiden RI.

Bayu memastikan, Indonesia siap menghadapi potensi gangguan pangan jelang musim kemarau yang diprediksi akan datang. Pihaknya siap mendukung Kementerian Pertanian (Kementan) RI yang telah meningkatkan produksi dalam negeri untuk musim tanam kedua yang akan panen di bulan Agustus dan September. “Bulog siap menampung hasil produksinya,” imbuhnya.

Baca Juga :  Eddy Raya: Penunjukkan Sancho Sesuai AD/ART KONI

Namun demikian, beberapa waktu lalu petani lokal di Kalteng protes karena harga gabah yang naik. Mereka juga mengeluh karena beras hasil produksi mereka tidak diserap oleh pemerintah. Menanggapi hal itu, Bayu menyebut pihaknya tetap menyerap hasil panen itu. Ia mengakui memang mengeluarkan kebijakan yang cukup disiplin terhadap standar kadar air hasil produksi petani.

Sementara itu, Kepala Kantor Bulog Wilayah Kalteng, Budi Cahyanto menjelaskan, beras yang diserap dari petani lokal di Kalteng, termasuk wilayah-wilayah sentra produksi beras dan food estate, hampir 12 ribu ton dalam bentuk beras.

“Itu dibeli dari Pagatan, Terusan, Pulang Pisau, sebagian Katingan, sebagian Dadahup, jadi semua daerah di provinsi ini kami ambil,” ujarnya kepada wartawan.

Sesuai dengan yang disampaikan Presiden RI, beras untuk serapan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dialokasikan untuk bantuan pangan dan lain-lain. Tetapi, pihaknya ada program dengan Pemprov Kalteng untuk menyerap beras produksi petani lokal.

“Jadi walaupun kami tidak mendapat banyak dari petani lokal untuk CBP yang harganya Rp11 ribu, kami masih beli harga beras premium yang produksinya di Kalteng,” tuturnya.

Terkait dengan persentase stok beras di Kalteng, apakah lebih banyak mendapat beras dari pusat atau hasil produksi petani lokal, Budi menjelaskan, 40 persen diserap dari petani lokal. Maka dari itu hasil produksi dari petani lokal belum menyentuh setengah dari kebutuhan beras di Kalteng. “Ini kan Agustus-September masih panen beras di Kalteng,” imbuhnya.

Di sela-sela kunjungan Jokowi ke Gudang Bulog itu, rombongan juga memberikan bantuan pangan kepada 380 KPM di Kalteng. Masyarakat KPM mendapatkan bantuan pangan berupa beras (15 Kg), gula (1 Kg), minyak goreng (1 liter), dan makanan ringan/biskuit (1 bungkus).

Masyarakat antusias dengan duduk berjajar di kursi yang telah disediakan bungkusan bantuan pangan yang bertuliskan “Bantuan Presiden Republik Indonesia”. Salah seorang masyarakat Dewi Royani sekaligus Kader Posyandu mewakili Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya menyebutkan, adanya bantuan ini memberikan manfaat dalam memenuhi kebutuhan dapur.

“Menjadi manfaat bagi rakyat yang membutuhkan,” ujarnya saat diwawancarai wartawan di sela-sela kunjungan Presiden RI.

Dirinya juga mengharapkan adanya kunjungan ini dapat memberikan dampak positif signifikan bagi masyarakat. Terlebih lagi dengan kebijakan yang belum terealisasi agar segera dilaksanakan, menimbang masa akhir masa jabatan presiden tersebut.

“Harapannya supaya kebijakan yang belum terlaksana segera dilaksanakan. Dan mudah-mudahan presiden yang baru dapat melanjutkan,” harapnya.

Di sela-sela kunjungannya, seperti biasa, Jokowi juga berinteraksi dengan masyarakat. Dirinya kali ini menguji hafalan Pancasila hadirin. Ketika sang kepala negara bertanya siapa yang hafal Pancasila di antara para hadirin itu, banyak kemudian yang mengangkat tangan, rebutan ingin menjawab.

Dari banyaknya orang yang mengangkat tangan ingin menjawab itu, dipilihlah dua orang, seorang ibu bernama Narolinda dan seorang bapak bernama Yadin.

Keduanya sama-sama sempat grogi ketika diminta Jokowi menyebutkan kelima poin Pancasila sehingga salah sebut poin Pancasila. Tetapi, sang presiden meyakinkan warga yang menyoraki bahwa keduanya hafal tetapi karena gugup jadi lupa.

“Hafal, tetapi gugup sehingga blank semua. Beda loh isi kepala waktu duduk sama berdiri di sini,” ujar Jokowi kepada warga sambil menunjuk Narolinda yang sedang merapal-rapal.

Lalu, keduanya pun bisa merapalkan Pancasila secara lancar sehingga sang presiden menghadiahkan keduanya sepeda.

Kedatangan Jokowi ke Palangka Raya disambut antusias, warga tumpah ruah ke jalan menyambut presiden.  Jokowi menyapa ribuan warga Palangka Raya sembari memberikan kaos dan bantuan kepada warga yang hadir menyambut kedatangan Jokowi.

Seorang warga bernama Novitasari mengaku senang menerima kaos pemberian Presiden Jokowi. Ungkapan itu ia sampaikan kepada awak media dengan mata yang berkaca-kaca. “Senang banget bisa dapat baju dari Presiden Jokowi. Saking bahagiannya bisa dapat kaos,” ungkapnya.

Sementara itu, Yati (55) Warga Danau Rangas yang mendapatkan bantuan pangan langsung dari Presiden Jokowi, merasa sangat bahagia atas bantuan yang diberikan.

“Bersyukur dapat bantuan, isinya ada beras, teh dan ada minyak. Senanglah bisa dapat bantuan dari bapak Presiden,” ungkapnya, Rabu (26/6).

Ia berharap bantaun seperti ini diteruskan karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ia juga mendoakan Presiden Jokowi selalu sehat selalu.

“Saya berharap ini selalu ada, dan Presiden Jokowi sehat terus dan bisa berbagi kepada masyarakatnya,” pungkas ibu berkerudung biru tersebut.

Usai menyerahkan bantuan Pangan, Jokowi langsung beristrahat dan akan menginap di Palangka Raya dan akan melanjutkan kegiatan besok (27/6). Jokowi akan ke Barito Timur dan Barito Selatan dan juga peresmian peninjauan infrastruktur Pascasarjana IAIN Palangka Raya. (mif/dan/eri/irj/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/