Senin, November 25, 2024
30.4 C
Palangkaraya

Mendagri Minta Juni Serapan APBD Kalteng Capai 30 Persen

PALANGKA RAYA-Setelah dilantik pada 25 Mei lalu, Wagub Kalteng H Edy Pratowo langsung menjalankan rangkaian kegiatan sebagai wakil gubenur. Salah satunya menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Serapan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalteng bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (27/5).

Dalam kesempatan itu Mendagri Tito Karnavian mengatakan, kehadirannya ke Kalteng merupakan arahan dari Presiden RI Joko Widodo dalam rangka percepatan belanja daerah. Pasalnya, belanja serapan APBD ini dinilai perlu dipercepat untuk meningkatkan perekonomian daerah.

“Saat ini Kalteng berada di posisi 33 dari 34 provinsi berkenaan pertumbuhan ekonomi dengan angka -3,12 persen. Hal ini yang mendorong saya datang ke Kalteng untuk memberi motivasi dalam rangka mendongkrak percepatan realisasi belanja,” katanya saat menyampaikan paparan, kemarin.

Baca Juga :  Tindakan Cepat Menangani Pandemi, Wagub Serahkan Bantuan Oksigen

Mendagri Tito membeberkan, realisasi belanja tertinggi saat ini dimiliki Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan capaian sudah di atas 30 persen per 24 Mei lalu. Sedangkan Kalteng berada di posisi lima dengan capaian realisasi belanja 26 persen lebih.

“Kami bersyukur karena realisasi sudah mencapai demikian (26 persen), tetapi memang harus digenjot hingga akhir Juni nanti, supaya realisasi belanja bisa capai 30 persen,” ucapnya.

Apabila realisasi belanja meningkat dengan capaian rata-rata di atas 30 persen, maka perekonomian  negara pada triwulan II ini dapat mencapai angka 7 persen. Apabila target 7 persen ini tidak tercapai, maka akan sulit mencapai target perekonomian negara di atas 5 persen pada akhir tahun nanti.

Baca Juga :  Sambut Baik Sistem OSS Berbasis Risiko

“Padahal target dan fokus presiden yakni pada akhir tahun nanti perekonomian negara berada di atas 5 persen, jika di triwulan kedua ini tidak mencapai angka 7 persen, maka akan sulit mengejar target akhir tahun nanti,” ungkap Tito.

PALANGKA RAYA-Setelah dilantik pada 25 Mei lalu, Wagub Kalteng H Edy Pratowo langsung menjalankan rangkaian kegiatan sebagai wakil gubenur. Salah satunya menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Serapan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalteng bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Kamis (27/5).

Dalam kesempatan itu Mendagri Tito Karnavian mengatakan, kehadirannya ke Kalteng merupakan arahan dari Presiden RI Joko Widodo dalam rangka percepatan belanja daerah. Pasalnya, belanja serapan APBD ini dinilai perlu dipercepat untuk meningkatkan perekonomian daerah.

“Saat ini Kalteng berada di posisi 33 dari 34 provinsi berkenaan pertumbuhan ekonomi dengan angka -3,12 persen. Hal ini yang mendorong saya datang ke Kalteng untuk memberi motivasi dalam rangka mendongkrak percepatan realisasi belanja,” katanya saat menyampaikan paparan, kemarin.

Baca Juga :  Tindakan Cepat Menangani Pandemi, Wagub Serahkan Bantuan Oksigen

Mendagri Tito membeberkan, realisasi belanja tertinggi saat ini dimiliki Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan capaian sudah di atas 30 persen per 24 Mei lalu. Sedangkan Kalteng berada di posisi lima dengan capaian realisasi belanja 26 persen lebih.

“Kami bersyukur karena realisasi sudah mencapai demikian (26 persen), tetapi memang harus digenjot hingga akhir Juni nanti, supaya realisasi belanja bisa capai 30 persen,” ucapnya.

Apabila realisasi belanja meningkat dengan capaian rata-rata di atas 30 persen, maka perekonomian  negara pada triwulan II ini dapat mencapai angka 7 persen. Apabila target 7 persen ini tidak tercapai, maka akan sulit mencapai target perekonomian negara di atas 5 persen pada akhir tahun nanti.

Baca Juga :  Sambut Baik Sistem OSS Berbasis Risiko

“Padahal target dan fokus presiden yakni pada akhir tahun nanti perekonomian negara berada di atas 5 persen, jika di triwulan kedua ini tidak mencapai angka 7 persen, maka akan sulit mengejar target akhir tahun nanti,” ungkap Tito.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/