Senin, November 25, 2024
24.6 C
Palangkaraya

60 Tahun Berkarya, Bank Kalteng Makin Gemilang

Namun, bukan pekerjaan mudah untuk mulai membawa bisnis Bank Kalteng masuk ke pasar perkebunan. Satu kendala besar yang dihadapi misalnya, fakta bahwa hampir 80 persen kebun rakyat yang ada saat itu masih belum memiliki sertifikat hak milik (SHM) yang resmi tercatat di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sejak hadirnya Dias di Bank Kalteng, ia mampu membuktikan bahwa kata menyerah tidak ada dalam kamus hidupnya. Menurutnya, effort yang cukup dan terkalkulasi dengan baik masih sangat layak untuk dilakukan, mengingat potensi pasar perkebunan demikian besar.

“Kalau saya hanya menyuruh si pemilik kebun itu pulang untuk urus sertifikat tanahnya sendiri, maka tidak akan menyelesaikan masalah. Mereka juga tidak akan mengurus (sertifikat) itu. Maka caranya, kami berinisiatif untuk bekerja sama dengan BPN, agar ketika tanah ini diagunkan ke kami, begitu nanti (kreditnya) selesai, tanahnya sudah bersertifikat. Nah, ini yang namanya win-win solution. Kami happy, pemilik kebun pun happy dan bahkan jadi makin loyal ke kami,” ungkap direktur utama PT Bank Kalteng yang memperoleh penghargaan Outstanding CEO Regional Bank 2021 dan dinobatkan sebagai The Best CEO Of The Year pada 2020.

Baca Juga :  SHD: Beliau Sosok Bijak Mengambil Keputusan, Selalu Memberikan Nasihat pada Bawahan

Pola pikir yang fleksibel dengan berorientasi pada pemecahan dan mencari solusi ini, juga merupakan value selanjutnya yang dibangun Dias dalam manajemen Bank Kalteng dan seluruh jajaran karyawan. Hanya dengan etos kerja seperti itu, tidak terjebak pada zona nyaman dan selalu berorientasi pada solusi. Otomatis percepatan pertumbuhan bisnis dapat tercipta.

Dengan begitu, kiprah Bank Kalteng di masyarakat tidak hanya akan dianggap sebagai banknya pemda atau bank pelat merah. Namun, Bank Kalteng betul-betul diakui sebagai lembaga perbankan yang berkualitas dan dapat diandalkan, guna menopang perekonomian daerah.

“Saya pernah punya nasabah yang setiap harinya harus sewa pikap untuk kirim sayur dan buah ke kota. Dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR), kami belikan dia mobil pikap. Wah, dia sangat happy. Tidak hanya itu. Secara size bisnis juga meningkat, karena bisa saving dari cost sewa pikap. Melihat mereka makin loyal ke kami, maka bisnis kami juga ikut growth. Nah, pendekatan-pendekatan semacam ini yang selama ini menjadi andalan kami,” bebernya.

Baca Juga :  Rutin Blusukan, Target Mengunjungi Semua Desa

Namun, bukan pekerjaan mudah untuk mulai membawa bisnis Bank Kalteng masuk ke pasar perkebunan. Satu kendala besar yang dihadapi misalnya, fakta bahwa hampir 80 persen kebun rakyat yang ada saat itu masih belum memiliki sertifikat hak milik (SHM) yang resmi tercatat di Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sejak hadirnya Dias di Bank Kalteng, ia mampu membuktikan bahwa kata menyerah tidak ada dalam kamus hidupnya. Menurutnya, effort yang cukup dan terkalkulasi dengan baik masih sangat layak untuk dilakukan, mengingat potensi pasar perkebunan demikian besar.

“Kalau saya hanya menyuruh si pemilik kebun itu pulang untuk urus sertifikat tanahnya sendiri, maka tidak akan menyelesaikan masalah. Mereka juga tidak akan mengurus (sertifikat) itu. Maka caranya, kami berinisiatif untuk bekerja sama dengan BPN, agar ketika tanah ini diagunkan ke kami, begitu nanti (kreditnya) selesai, tanahnya sudah bersertifikat. Nah, ini yang namanya win-win solution. Kami happy, pemilik kebun pun happy dan bahkan jadi makin loyal ke kami,” ungkap direktur utama PT Bank Kalteng yang memperoleh penghargaan Outstanding CEO Regional Bank 2021 dan dinobatkan sebagai The Best CEO Of The Year pada 2020.

Baca Juga :  SHD: Beliau Sosok Bijak Mengambil Keputusan, Selalu Memberikan Nasihat pada Bawahan

Pola pikir yang fleksibel dengan berorientasi pada pemecahan dan mencari solusi ini, juga merupakan value selanjutnya yang dibangun Dias dalam manajemen Bank Kalteng dan seluruh jajaran karyawan. Hanya dengan etos kerja seperti itu, tidak terjebak pada zona nyaman dan selalu berorientasi pada solusi. Otomatis percepatan pertumbuhan bisnis dapat tercipta.

Dengan begitu, kiprah Bank Kalteng di masyarakat tidak hanya akan dianggap sebagai banknya pemda atau bank pelat merah. Namun, Bank Kalteng betul-betul diakui sebagai lembaga perbankan yang berkualitas dan dapat diandalkan, guna menopang perekonomian daerah.

“Saya pernah punya nasabah yang setiap harinya harus sewa pikap untuk kirim sayur dan buah ke kota. Dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR), kami belikan dia mobil pikap. Wah, dia sangat happy. Tidak hanya itu. Secara size bisnis juga meningkat, karena bisa saving dari cost sewa pikap. Melihat mereka makin loyal ke kami, maka bisnis kami juga ikut growth. Nah, pendekatan-pendekatan semacam ini yang selama ini menjadi andalan kami,” bebernya.

Baca Juga :  Rutin Blusukan, Target Mengunjungi Semua Desa

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/