Senin, September 16, 2024
28.4 C
Palangkaraya

Bundaran Besar Bakal Diresmikan saat HUT Kalteng

PALANGKA RAYA-Pengerjaan renovasi Bundaran Besar yang terletak di tengah Kota Palangka Raya terus dikebut. Proyek Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng itu ditargetkan rampung sebelum hari ulang tahun (HUT) ke-67 Provinsi Kalteng tahun 2024, sehingga dapat diresmikan bertepatan dengan momentum peringatan hari jadi Kalteng tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalteng, Shalahuddin mengatakan, peresmian Bundaran Besar diperkirakan bertepatan dengan momentum peringatan HUT ke-67 Kalteng, yakni pada bulan Mei atau Juni mendatang. Kontrak pengerjaan Bundaran Besar sendiri berakhir pada Desember 2024 mendatang.

“Mungkin bulan Mei atau Juni. Tapi sebetulnya dari sisi kontrak, pengerjaannya berakhir Desember 2024 nanti,” bebernya kepada awak media saat diwawancarai di Kantor Gubernur Kalteng, Senin (29/1).

Shalahuddin mengakui bahwa pengerjaan proyek tersebut, dari segi fisik memang agak terlambat. Namun anggaran untuk renovasi itu sudah tersedia sampai tahun 2024. Ia memastikan bahwa pengerjaan renovasi Bundaran Besar yang masuk dalam program multiyears atau tahun jamak itu (2022-2024) dapat rampung secepat, sehingga bisa segera digunakan masyarakat.

“Jadi itu multiyears, jika terlambat, tetap ada denda, tapi sebetulnya dari kontrak induk itu sampai dengan Desember 2024. Untuk progres pengerjaannya sejauh ini, saya pikir sudah 100 persen, tinggal finishing,” ujarnya.

Baca Juga :  Kontraktor Diberi Surat Peringatan

Yang menjadi fokus saat ini adalah aspek penataan dan penghijauan area bundaran, memastikan tanaman tumbuh subur di seputaran Bundaran Besar.

“Untuk track lari juga sudah selesai, lalu tahap terakhir adalah pembuatan pagar pembatas, kemudian penyempurnaan kolam dan lighting. Saat ini sudah lumayan ada kemajuan. Jika sudah aspal semua, nanti akan dibuka habis agar bisa fungsional,” jelasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng H Nuryakin mengungkapkan, renovasi dan penataan ulang Bundaran Besar merupakan misi Gubernur Kalteng untuk menjadikan bundaran tersebut sebagai ikon Provinsi Kalteng. Keberadaan Bundaran Besar menyimpan sejarah penting bagi provinsi terluas di Indonesia itu.

“Sejak dulu, waktu zaman Pak Soekarno masih menjadi Presiden, Bundaran Besar itu mengandung nilai delapan penjuru mata angin. Jadi Bundaran Besar ini punya nilai sejarah yang tinggi,” kata Nuryakin saat dihubungi Kalteng Pos, Kamis (4/1).

Dengan dilakukan renovasi, pihaknya meyakini Bundaran Besar akan menjelma menjadi ikon unik di Ibu Kota Provinsi Kalteng, sehingga layak untuk dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Juga digadang-gadang menjadi destinasi wisata baru.

Baca Juga :  Ini Alasan Atlet Dayung PON Kalteng Turun ke Jalan Menggalang Dana

“Adanya orang yang menyambangi dan berkunjung ke bundaran itu, otomatis transportasi, hotel, akomodasi, kuliner, suvenir, dan UMKM akan lebih menggeliat lagi, sehingga meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Kegiatan-kegiatan terbatas dalam momentum tertentu yang digelar di Bundaran Besar, seperti malam minggu, car free day, dan lain-lain juga dapat menarik minat masyarakat untuk menghabiskan waktu di area tersebut. Tentunya itu akan berdampak pada perputaran uang.

Penataan Bundaran Besar sejatinya dilakukan secara holistik. Tak hanya di kawasan inti bundaran, tetapi juga di kawasan sekitar bundaran. Menurut pria yang pernah menjabat Kepala BKAD Provinsi Kalteng itu, setelah kawasan inti bundaran rampung direnovasi, area di sekitarnya pun akan ditata dan dirancang menjadi ruang terbuka hijau.

“Dibandingkan dengan sebelum direnovasi, nantinya Bundaran Besar ini memiliki teater mini, perpustakaan, dan ruang terbuka hijau. Orang-orang bisa berfoto dan aktivitas lainnya. Jadi ada banyak keunggulannya setelah direnovasi,” jelasnya. (dan/ce/ala)

PALANGKA RAYA-Pengerjaan renovasi Bundaran Besar yang terletak di tengah Kota Palangka Raya terus dikebut. Proyek Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng itu ditargetkan rampung sebelum hari ulang tahun (HUT) ke-67 Provinsi Kalteng tahun 2024, sehingga dapat diresmikan bertepatan dengan momentum peringatan hari jadi Kalteng tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Kalteng, Shalahuddin mengatakan, peresmian Bundaran Besar diperkirakan bertepatan dengan momentum peringatan HUT ke-67 Kalteng, yakni pada bulan Mei atau Juni mendatang. Kontrak pengerjaan Bundaran Besar sendiri berakhir pada Desember 2024 mendatang.

“Mungkin bulan Mei atau Juni. Tapi sebetulnya dari sisi kontrak, pengerjaannya berakhir Desember 2024 nanti,” bebernya kepada awak media saat diwawancarai di Kantor Gubernur Kalteng, Senin (29/1).

Shalahuddin mengakui bahwa pengerjaan proyek tersebut, dari segi fisik memang agak terlambat. Namun anggaran untuk renovasi itu sudah tersedia sampai tahun 2024. Ia memastikan bahwa pengerjaan renovasi Bundaran Besar yang masuk dalam program multiyears atau tahun jamak itu (2022-2024) dapat rampung secepat, sehingga bisa segera digunakan masyarakat.

“Jadi itu multiyears, jika terlambat, tetap ada denda, tapi sebetulnya dari kontrak induk itu sampai dengan Desember 2024. Untuk progres pengerjaannya sejauh ini, saya pikir sudah 100 persen, tinggal finishing,” ujarnya.

Baca Juga :  Kontraktor Diberi Surat Peringatan

Yang menjadi fokus saat ini adalah aspek penataan dan penghijauan area bundaran, memastikan tanaman tumbuh subur di seputaran Bundaran Besar.

“Untuk track lari juga sudah selesai, lalu tahap terakhir adalah pembuatan pagar pembatas, kemudian penyempurnaan kolam dan lighting. Saat ini sudah lumayan ada kemajuan. Jika sudah aspal semua, nanti akan dibuka habis agar bisa fungsional,” jelasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng H Nuryakin mengungkapkan, renovasi dan penataan ulang Bundaran Besar merupakan misi Gubernur Kalteng untuk menjadikan bundaran tersebut sebagai ikon Provinsi Kalteng. Keberadaan Bundaran Besar menyimpan sejarah penting bagi provinsi terluas di Indonesia itu.

“Sejak dulu, waktu zaman Pak Soekarno masih menjadi Presiden, Bundaran Besar itu mengandung nilai delapan penjuru mata angin. Jadi Bundaran Besar ini punya nilai sejarah yang tinggi,” kata Nuryakin saat dihubungi Kalteng Pos, Kamis (4/1).

Dengan dilakukan renovasi, pihaknya meyakini Bundaran Besar akan menjelma menjadi ikon unik di Ibu Kota Provinsi Kalteng, sehingga layak untuk dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Juga digadang-gadang menjadi destinasi wisata baru.

Baca Juga :  Ini Alasan Atlet Dayung PON Kalteng Turun ke Jalan Menggalang Dana

“Adanya orang yang menyambangi dan berkunjung ke bundaran itu, otomatis transportasi, hotel, akomodasi, kuliner, suvenir, dan UMKM akan lebih menggeliat lagi, sehingga meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.

Kegiatan-kegiatan terbatas dalam momentum tertentu yang digelar di Bundaran Besar, seperti malam minggu, car free day, dan lain-lain juga dapat menarik minat masyarakat untuk menghabiskan waktu di area tersebut. Tentunya itu akan berdampak pada perputaran uang.

Penataan Bundaran Besar sejatinya dilakukan secara holistik. Tak hanya di kawasan inti bundaran, tetapi juga di kawasan sekitar bundaran. Menurut pria yang pernah menjabat Kepala BKAD Provinsi Kalteng itu, setelah kawasan inti bundaran rampung direnovasi, area di sekitarnya pun akan ditata dan dirancang menjadi ruang terbuka hijau.

“Dibandingkan dengan sebelum direnovasi, nantinya Bundaran Besar ini memiliki teater mini, perpustakaan, dan ruang terbuka hijau. Orang-orang bisa berfoto dan aktivitas lainnya. Jadi ada banyak keunggulannya setelah direnovasi,” jelasnya. (dan/ce/ala)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/