Site icon KaltengPos

Akui Banyak Pelukis Berbakat, Berharap Event Serupa Rutin Digelar

KARYA TERBAIK: Emy Nillan memperlihatkan lukisan karya tangannya pada pameran seni yang digelar di UPT Taman Budaya.

Berbincang dengan Emy Nillan, Seniman yang Mengubah Kardus Jadi Karya Seni

Pameran seni rupa bertajuk “Dia, Lo, Gue” yang diselenggarakan oleh Perupa Kalimantan Tengah (Pekat) di UPT Taman Budaya Palangka Raya hingga 29 Juli mendatang menampilkan beragam karya seni yang mengesankan. Di antara berbagai karya yang dipamerkan, lukisan di atas kardus karya Emy Nillan menjadi salah satu sorotan utama, mengundang decak kagum dari para pengunjung.

NOVIA NADYA CLAUDIA, Palangka Raya

EMY Nillan, seorang seniman asal Palangka Raya, berhasil mentransformasi kardus bekas yang biasanya hanya dianggap sebagai sampah, menjadi suatu karya seni yang unik dan menakjubkan. Ide melukis di atas kardus muncul karena pengamatannya pada permukaan kardus yang mulus.

“Waktu itu lagi mikir mau bikin apa lagi. Kebetulan di rumah ada kardus bekas yang permukaannya mulus, lalu munculah ide untuk melukis di kardus itu. Apalagi harga bahan bakunya terbilang murah,” ujarnya.

Kardus, yang umumnya dianggap sebagai barang tak bernilai, ternyata bisa menjadi media ekspresi berseni. Melukis di atas kardus memberikan tantangan tersendiri bagi Emy, karena teksturnya yang ringkih. Berbeda dengan kanvas yang lebih kokoh. Emy menuturkan, melukis di atas kardus memberinya kesempatan untuk bereksperimen dan keluar dari batasan konvensional.

“Bukan media lukis biasa, tentu melukis di atas kardus memiliki tantangan tersendiri, apabila kalau ditekan sedikit saja, langsung berubah bentuk permukaan kardus,” tuturnya.

Wanita berusia 36 tahun itu telah menekuni profesi sebagai pelukis selama kurang lebih 16 tahun. Ini sebenarnya bukan kali pertama ia menggunakan media yang tidak biasa. Tahun lalu, Emy pernah melukis di atas koran, meski karya-karya tersebut tidak sempat dipamerkan karena sudah terjual semua.

Pada pameran kali ini, ia memamerkan beberapa lukisan di kardus yang mencerminkan suasana tertentu. Di antaranya lukisan berjudul “Cardboard Climb” yang menggambarkan nuansa panjat tebing dan lukisan “Falling” yang menunjukkan efek dramatis dengan elemen kardus yang keluar dari bingkai.

“Lukisan berjudul ‘Falling’ memang sengaja dibuat ada kardus yang keluar dari bingkai, seolah-olah orang jatuh dan keluar dari bingkai,” ungkapnya.

Emy, selain dikenal sebagai pelukis, juga merupakan seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak. Menariknya, anak pertama yang sudah berusia 15 tahun mulai menunjukkan minat mengikuti jejaknya dalam seni lukis. Menggambarkan bagaimana darah seni bisa diturunkan dan menjadi bagian dari keluarga. Bak pepatah; Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Selain itu, Emy juga aktif mengajar seni lukis di sanggar miliknya, Sanggar Lukis Warna Palangka Raya, yang berlokasi di Jalan Rajawali IV. Ia juga mengadakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah serta aktif dalam Komunitas Pekat.

Pada pameran tersebut, terdapat banyak karya seni lain yang dipamerkan, termasuk layang-layang hasil karya anak-anak didik Emy. Ia mengakui bahwa banyak anak di Palangka Raya yang memiliki bakat melukis. Oleh karena itu, Emy berharap mereka bisa terus mengasah bakat melukis, dan berharap ada dukungan dari pemerintah untuk lebih sering mengadakan acara seni, termasuk lomba melukis bagi anak-anak.

“Kami berharap perhatian juga dari pemerintah untuk rutin mengadakan event maupun lomba lukis atau karya seni lainnya bagi anak-anak. Ini penting untuk mengenalkan seni kepada masyarakat dan menjaring bibit unggul di daerah kita. Karena kalau kami sendiri yang berinisiatif, terkadang terkendala oleh keterbatasan dana untuk mengadakan event, jadi kami berharap adanya dukungan dari pemerintah,” harapnya.

Pameran “Dia, Lo, Gue” yang berlangsung hingga 29 Juli ini menjadi platform yang penting untuk menunjukkan kekayaan kreativitas lokal. Melalui karya-karya yang dipamerkan, termasuk inovasi Emy Nillan dengan media kardus, menunjukkan bahwa seni dapat ditemukan dan diekspresikan melalui berbagai bentuk dan media. Masyarakat pun diajak untuk melihat dan menikmati seni dari perspektif berbeda. (*/ce/ala)

Exit mobile version