Selasa, Oktober 1, 2024
26.1 C
Palangkaraya

Lima Daerah di Kalteng Masih Rawan Karhutla, Satgas Udara Diperkuat

Dampak Karhutla, Ratusan Warga Kena ISPA

PALANGKA RAYA-Seiring meningkatnya kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palangka Raya selama bulan Agustus ini, muncul dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Ratusan warga Palangka Raya terpapar infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, ada peningkatan jumlah kasus ISPA pada bulan Agustus ini. Kepala Dinkes Palangka Raya Andjar H Pernomo mengatakan, pada Juni lalu ada 898 kasus ISPA. Kemudian pada Juli menurun menjadi 629 kasus. Namun per 29 Agustus mengalami kenaikan hingga 901 kasus.

Andjar menyebut, asap dari karhutla sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Di antaranya gangguan saluran pernapasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi, dan hipertensi.

“Memang pada bulan Agustus ini ada peningkatan kasus (ISPA, red). Itu dikarenakan menurunnya kualitas udara (udara tercemar) yang kita hirup sehari-hari, yang disebabkan oleh asap dari kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon.

Dijelaskannya, ISPA tidak hanya disebabkan oleh pencemaran udara. Kasus ISPA juga bisa disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Cukup dengan menerapkan pola hidup sehat, banyak mengonsumsi air putih, dan mengurangi aktivitas di luar ruang.

Dengan adanya peningkatan kasus ISPA, lanjut Andjar, dinkes mengimbau masyarakat untuk rutin memantau kualitas udara. Salah satunya melalui aplikasi ISPU.net. Apabila kualitas udara berbahaya bagi kesehatan, maka diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Namun jika terpaksa harus beraktivitas di luar rumah, maka sebaiknya mengenakan masker dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Seiring makin rendahnya kualitas udara, maka kami imbau masyarakat untuk mengecek kualitas udara sebelum keluar dari rumah. Jika harus melakukan aktivasi di luar ruangan, maka sebaiknya gunakan masker,” tegasnya.

 

Curah Hujan Minim, Perkuat Pencegahan Karhutla 

Sejumlah daerah di Kalteng dinilai rawan mengalami bencana karhutla saat musim kemarau melanda. Pemerintah daerah melalui satuan tugas (satgas) karhutla terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Ahmad Toyib mengatakan, sejauh ini jumlah kejadian karhutla se-Kalteng masih dalam kategori stabil, meski fluktuatif.

“Kadang meningkat, kadang menurun. Memang ada beberapa daerah yang rawan karhutla. Mencakup Palangka Raya, Pulang Pisau, Kapuas, Seruyan, dan Kotim,” beber Toyib kepada Kalteng Pos, Rabu (30/8).

Ia menjelaskan, sejak sebulan belakangan curah hujan di Kalteng minim. Namun, dalam beberapa hari terakhir turun hujan dengan intensitas sedang. Itu cukup membantu pemadaman kebakaran di sejumlah lokasi.

“Kalau berdasarkan data kemarin (Selasa, red), di Palangka Raya ada 17 titik kejadian, Kapuas 9 kejadian, Kotim 5 kejadian, dan Barsel 4 kejadian. Kalau di daerah lain rata-rat 1 kejadian per hari,” bebernya.

Untuk memaksimalkan pencegahan karhutla, pihaknya telah mengusulkan penambahan helikopter patroli dan water bombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Kemungkinan besok (hari ini) atau lusa (besok) akan ada satu unit helikopter bantuan yang dikirim pusat untuk memperkuat sarpras kita dalam menangani karhutla,” ujarnya.

Helikopter bantuan itu berjenis Blackhawk, yang diusulkan untuk melakukan water bombing, dengan kapasitas 4.000-5.000 liter sekali angkut. Pihaknya juga rutin melakukan patroli dua kali dalam sehari, yakni pada pagi dan siang hari.

Baca Juga :  Polisi: PT Adhi Graha Sama Sekali Belum Punya Modal

“Unit helikopter yang melakukan water bombing itu bolak-balik mengambil air dari sumber air ke titik api, sementara mereka dalam perjalanan pemadaman itu, bisa jadi satgas menemukan titik api di luar helikopter patroli,” jelasnya.

Terkait dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menekan potensi karhutla melalui pembenihan awan hujan, Toyib mengatakan, TMC ditangani oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi (BRIN).

“Hasil evaluasi kami pada Selasa (29/8) di Pusdalops, berdasarkan data BMKG, sejak dua hari terakhir potensi hujan sangat minim, tetapi tidak tertutup kemungkinan ada awan hujan yang terbawa angin,” jelasnya.

Menurutnya, bisa saja bibit-bibit awan yang berpotensi menjadi hujan terbawa ke daerah-daerah yang rawan karhutla. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan BRGM untuk menerapkan TMC di sejumlah daerah yang rawan terjadi karhutla. Rabu siang (30/8), telah dilaksanakan evaluasi oleh BRGM dan BRIN terkait penerapan TMC di Kalteng.

“TMC telah diterapkan sejak awal Agustus 2023, kemungkinan sudah 10-12 kali, daerah prioritas adalah Kapuas dan Pulang Pisau,” bebernya.

Namun, lanjut Toyib, bibit awan yang berpotensi hujan tidak berada di dua daerah prioritas pencegahan, yakni Kapuas dan Pulang Pisau. Kemarin sudah dilakukan TMC di daerah Barito, Palangka Raya, dan Kotawaringin Timur, berdasarkan potensi awan hujan yang ada di daerah-daerah itu.

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh BPBPK Kalteng berkoordinasi dengan BMKG, awan potensial hujan untuk Kalteng secara keseluruhan tidak ada. Hal itu tentunya menjadi kendala untuk menerapkan TMC.

“Tiap saat juga dilakukan pemantauan secara berkala oleh BMKG terkait pergerakan awan potensial hujan, di titik-titik mana saja,” tuturnya.

Selain melakukan pemadaman jalur udara dan penerapan TMC, satgas darat juga terus bersiaga di lapangan untuk melakukan pemadaman jalur darat. Namun, tak jarang satgas darat kesulitan menjangkau titik lokasi kebakaran karena alasan akses. Ditambah lagi sulitnya menemukan sumber air untuk pemadaman.

Mengatasi persoalan itu, Toyib menyebut ada beberapa opsi solusi yang dapat diambil.

“Teman-teman BPBD kami imbau untuk mengoptimalkan sumber air dari mobil tangki, selain itu ada opsi pembuatan sumur bor di lokasi kebakaran,” tuturnya.

Menurut Toyib, sumur bor dapat dibuat langsung di lokasi kejadian karhutla yang skalanya cukup besar, di samping bantuan pemadaman dari jalur udara menggunakan helikopter water bombing.

“Kami masih berkoordinasi dengan stakeholder terkait, karena untuk menerapkan itu butuh dana, ada beberapa BPBD kabupaten/kota yang mengusulkan untuk membuat sumur bor menggunakan dana BTT,” katanya.

Sejumlah pihak menilai terjadinya karhutla lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia. Yakni adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja membakar lahan untuk membuka lahan. Menanggapi hal itu, Toyib menyebut aparat penegak hukum masih terus menyelidiki  sebab terjadinya karhutla akhir-akhir ini.

“Laporan sementara, sudah ada beberapa orang yang ditetapkan tersangka dan sedang diproses oleh aparat penegak hukum,” tuturnya.

Di samping upaya penanggulangan karhutla, pihaknya juga bekerja sama dengan satgas di kabupaten/kota untuk melakukan sosialisasi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda terkait pentingnya pencegahan, bahaya karhutla, serta dampak karhutla dari sisi kesehatan dan perekonomian.

Baca Juga :  KPU Minta Masyarakat Cermati DCS

“Para tokoh di masyarakat diharapkan dapat turut serta memberikan pemahaman dan edukasi di lingkungan atau komunitasnya masing-masing guna mempertajam misi sosialisasi itu,” ujarnya.

 

Polresta Panggil Pemilik Lahan yang Terbakar di Katimpun

Sementara itu, Polresta Kota Palangka Raya menggelar apel bersama dengan BPBD Kota Palangka Raya, dengan tujuan mengevaluasi kinerja dan merancang rencana penanganan karhutla ke depannya.

Kabag Ops Polresta Kota Palangka Raya Kompol Ganda B Napitupulu menjelaskan, dalam menangani karhutla, polresta menggandeng BPBD, TSAK, damkar, dan Satpol PP. “Kami akan mengirimkan personrl ke BPBD untuk ikut melakukan pemadaman,” ucapnya, Rabu (30/8).

Perlu diketahui, kebakaran lahan yang terjadi di Petuk Katimpun beberapa hari lalu, sejauh ini sudah bisa diatasi petugas. Namun, dari lahan bekas kebakaran itu masih sering keluar asap. Karena itu, tim dari polresta dan BPBD masih terus berjuang memadamkan bara api yang tersisa.

Kompol Ganda B Napitupulu menambahkan, Polresta Palangka Raya akan menurunkan tim Inafis untuk mengidentifikasi lebih lanjut sebab terjadinya karhutla di Petuk Katimpun dan melakukan olah TKP, bekerja sama dengan pihak reskrim dan intelijen.

“Nanti kami akan melakukan penyelidikan, kami akan panggil pemilik lahan untuk klarifikasi,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya Heri Pauzi menuturkan, hingga kemarin pihaknya belum sepenuhnya mengatasi karhutla yang terjadi di Petuk Katimpun. Sulitnya menemukan sumber air menjadi hambatan bagi petugas.

“Lahan yang terbakar mencakup dua kelurahan, yakni Kelurahan Petuk Katimpun dan Bukit Tunggal. Diperkirakan ada puluhan hektare lahan yang terbakar,” tambahnya.

Heri menambahkan, BPBD Kota Palangka Raya mendapat informasi sekitar pukul 09.00 WIB. Karhutla terjadi di Kelurahan Bukit Tunggal, tepatnya di Jalan Danau Rangas, lalu merambat ke wilayah Kelurahan Petuk Katimpun.

“Berdasarkan evaluasi, kami sudah membagikan personel untuk melakukan penanganan di beberapa titik. Tim penanganan terdiri dari TNI dan Polri, relawan, damkar, dan BPBD. Kami juga menyiapkan posko kesehatan untuk tim di lokasi dan menyiapkan rumah oksigen untuk tim jika ada yang kesulitan bernapas,” tutupnya. (mut/dan/ham/ce/ala)

DATA KARHUTLA DI KALTENG

 

(Periode 1-29 Agustus 2023)

 

DAERAH                               HOTSPOT            KARHUTLA          LUAS (Ha)

 

Barito Selatan                    614                         125                         232,88

Barito Timur                       161                         9                              12,9

Barito Utara                        56                           34                           29,41

Gunung Mas                      139                         5                              111,52

Kapuas                                 1.007                     203                         555,51

Katingan                              631                         44                           99,2877

Palangka Raya                   148                         225                         384,543

Kotawaringin Barat          39                           36                           239,057

Kotawaringin Timur         1.118                     173                         312,476

Lamandau                           358                         1                              0,08

Murung Raya                     38                           7                              6,53

Pulang Pisau                       360                         142                         247,137

Seruyan                               1.175                     79                           362,501

Sukamara                            183                         16                           79,5

 

TOTAL                                   6.027                     1.099                     2673,33

 

 

LUAS KARHUTLA PER BULAN

BULAN                                                  LUAS (Ha)

Januari                                                  90,22

Februari                                               53,77

Maret                                                   37,68

April                                                       34,62

Mei                                                        564,83

Juni                                                        518,74

Juli                                                          1.411,24

Agustus (per 29 Agustus)             2.673,33

SUMBER: POSKO PENANGANAN DARURAT BENCANA KARHUTLA KALTENG

PALANGKA RAYA-Seiring meningkatnya kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Palangka Raya selama bulan Agustus ini, muncul dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Ratusan warga Palangka Raya terpapar infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya, ada peningkatan jumlah kasus ISPA pada bulan Agustus ini. Kepala Dinkes Palangka Raya Andjar H Pernomo mengatakan, pada Juni lalu ada 898 kasus ISPA. Kemudian pada Juli menurun menjadi 629 kasus. Namun per 29 Agustus mengalami kenaikan hingga 901 kasus.

Andjar menyebut, asap dari karhutla sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Di antaranya gangguan saluran pernapasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi, dan hipertensi.

“Memang pada bulan Agustus ini ada peningkatan kasus (ISPA, red). Itu dikarenakan menurunnya kualitas udara (udara tercemar) yang kita hirup sehari-hari, yang disebabkan oleh asap dari kebakaran hutan dan lahan,” ungkapnya kepada Kalteng Pos melalui sambungan telepon.

Dijelaskannya, ISPA tidak hanya disebabkan oleh pencemaran udara. Kasus ISPA juga bisa disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Cukup dengan menerapkan pola hidup sehat, banyak mengonsumsi air putih, dan mengurangi aktivitas di luar ruang.

Dengan adanya peningkatan kasus ISPA, lanjut Andjar, dinkes mengimbau masyarakat untuk rutin memantau kualitas udara. Salah satunya melalui aplikasi ISPU.net. Apabila kualitas udara berbahaya bagi kesehatan, maka diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Namun jika terpaksa harus beraktivitas di luar rumah, maka sebaiknya mengenakan masker dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

“Seiring makin rendahnya kualitas udara, maka kami imbau masyarakat untuk mengecek kualitas udara sebelum keluar dari rumah. Jika harus melakukan aktivasi di luar ruangan, maka sebaiknya gunakan masker,” tegasnya.

 

Curah Hujan Minim, Perkuat Pencegahan Karhutla 

Sejumlah daerah di Kalteng dinilai rawan mengalami bencana karhutla saat musim kemarau melanda. Pemerintah daerah melalui satuan tugas (satgas) karhutla terus melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Ahmad Toyib mengatakan, sejauh ini jumlah kejadian karhutla se-Kalteng masih dalam kategori stabil, meski fluktuatif.

“Kadang meningkat, kadang menurun. Memang ada beberapa daerah yang rawan karhutla. Mencakup Palangka Raya, Pulang Pisau, Kapuas, Seruyan, dan Kotim,” beber Toyib kepada Kalteng Pos, Rabu (30/8).

Ia menjelaskan, sejak sebulan belakangan curah hujan di Kalteng minim. Namun, dalam beberapa hari terakhir turun hujan dengan intensitas sedang. Itu cukup membantu pemadaman kebakaran di sejumlah lokasi.

“Kalau berdasarkan data kemarin (Selasa, red), di Palangka Raya ada 17 titik kejadian, Kapuas 9 kejadian, Kotim 5 kejadian, dan Barsel 4 kejadian. Kalau di daerah lain rata-rat 1 kejadian per hari,” bebernya.

Untuk memaksimalkan pencegahan karhutla, pihaknya telah mengusulkan penambahan helikopter patroli dan water bombing ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Kemungkinan besok (hari ini) atau lusa (besok) akan ada satu unit helikopter bantuan yang dikirim pusat untuk memperkuat sarpras kita dalam menangani karhutla,” ujarnya.

Helikopter bantuan itu berjenis Blackhawk, yang diusulkan untuk melakukan water bombing, dengan kapasitas 4.000-5.000 liter sekali angkut. Pihaknya juga rutin melakukan patroli dua kali dalam sehari, yakni pada pagi dan siang hari.

Baca Juga :  Polisi: PT Adhi Graha Sama Sekali Belum Punya Modal

“Unit helikopter yang melakukan water bombing itu bolak-balik mengambil air dari sumber air ke titik api, sementara mereka dalam perjalanan pemadaman itu, bisa jadi satgas menemukan titik api di luar helikopter patroli,” jelasnya.

Terkait dengan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menekan potensi karhutla melalui pembenihan awan hujan, Toyib mengatakan, TMC ditangani oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi (BRIN).

“Hasil evaluasi kami pada Selasa (29/8) di Pusdalops, berdasarkan data BMKG, sejak dua hari terakhir potensi hujan sangat minim, tetapi tidak tertutup kemungkinan ada awan hujan yang terbawa angin,” jelasnya.

Menurutnya, bisa saja bibit-bibit awan yang berpotensi menjadi hujan terbawa ke daerah-daerah yang rawan karhutla. Pihaknya masih terus berkoordinasi dengan BRGM untuk menerapkan TMC di sejumlah daerah yang rawan terjadi karhutla. Rabu siang (30/8), telah dilaksanakan evaluasi oleh BRGM dan BRIN terkait penerapan TMC di Kalteng.

“TMC telah diterapkan sejak awal Agustus 2023, kemungkinan sudah 10-12 kali, daerah prioritas adalah Kapuas dan Pulang Pisau,” bebernya.

Namun, lanjut Toyib, bibit awan yang berpotensi hujan tidak berada di dua daerah prioritas pencegahan, yakni Kapuas dan Pulang Pisau. Kemarin sudah dilakukan TMC di daerah Barito, Palangka Raya, dan Kotawaringin Timur, berdasarkan potensi awan hujan yang ada di daerah-daerah itu.

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh BPBPK Kalteng berkoordinasi dengan BMKG, awan potensial hujan untuk Kalteng secara keseluruhan tidak ada. Hal itu tentunya menjadi kendala untuk menerapkan TMC.

“Tiap saat juga dilakukan pemantauan secara berkala oleh BMKG terkait pergerakan awan potensial hujan, di titik-titik mana saja,” tuturnya.

Selain melakukan pemadaman jalur udara dan penerapan TMC, satgas darat juga terus bersiaga di lapangan untuk melakukan pemadaman jalur darat. Namun, tak jarang satgas darat kesulitan menjangkau titik lokasi kebakaran karena alasan akses. Ditambah lagi sulitnya menemukan sumber air untuk pemadaman.

Mengatasi persoalan itu, Toyib menyebut ada beberapa opsi solusi yang dapat diambil.

“Teman-teman BPBD kami imbau untuk mengoptimalkan sumber air dari mobil tangki, selain itu ada opsi pembuatan sumur bor di lokasi kebakaran,” tuturnya.

Menurut Toyib, sumur bor dapat dibuat langsung di lokasi kejadian karhutla yang skalanya cukup besar, di samping bantuan pemadaman dari jalur udara menggunakan helikopter water bombing.

“Kami masih berkoordinasi dengan stakeholder terkait, karena untuk menerapkan itu butuh dana, ada beberapa BPBD kabupaten/kota yang mengusulkan untuk membuat sumur bor menggunakan dana BTT,” katanya.

Sejumlah pihak menilai terjadinya karhutla lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia. Yakni adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja membakar lahan untuk membuka lahan. Menanggapi hal itu, Toyib menyebut aparat penegak hukum masih terus menyelidiki  sebab terjadinya karhutla akhir-akhir ini.

“Laporan sementara, sudah ada beberapa orang yang ditetapkan tersangka dan sedang diproses oleh aparat penegak hukum,” tuturnya.

Di samping upaya penanggulangan karhutla, pihaknya juga bekerja sama dengan satgas di kabupaten/kota untuk melakukan sosialisasi kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda terkait pentingnya pencegahan, bahaya karhutla, serta dampak karhutla dari sisi kesehatan dan perekonomian.

Baca Juga :  KPU Minta Masyarakat Cermati DCS

“Para tokoh di masyarakat diharapkan dapat turut serta memberikan pemahaman dan edukasi di lingkungan atau komunitasnya masing-masing guna mempertajam misi sosialisasi itu,” ujarnya.

 

Polresta Panggil Pemilik Lahan yang Terbakar di Katimpun

Sementara itu, Polresta Kota Palangka Raya menggelar apel bersama dengan BPBD Kota Palangka Raya, dengan tujuan mengevaluasi kinerja dan merancang rencana penanganan karhutla ke depannya.

Kabag Ops Polresta Kota Palangka Raya Kompol Ganda B Napitupulu menjelaskan, dalam menangani karhutla, polresta menggandeng BPBD, TSAK, damkar, dan Satpol PP. “Kami akan mengirimkan personrl ke BPBD untuk ikut melakukan pemadaman,” ucapnya, Rabu (30/8).

Perlu diketahui, kebakaran lahan yang terjadi di Petuk Katimpun beberapa hari lalu, sejauh ini sudah bisa diatasi petugas. Namun, dari lahan bekas kebakaran itu masih sering keluar asap. Karena itu, tim dari polresta dan BPBD masih terus berjuang memadamkan bara api yang tersisa.

Kompol Ganda B Napitupulu menambahkan, Polresta Palangka Raya akan menurunkan tim Inafis untuk mengidentifikasi lebih lanjut sebab terjadinya karhutla di Petuk Katimpun dan melakukan olah TKP, bekerja sama dengan pihak reskrim dan intelijen.

“Nanti kami akan melakukan penyelidikan, kami akan panggil pemilik lahan untuk klarifikasi,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Palangka Raya Heri Pauzi menuturkan, hingga kemarin pihaknya belum sepenuhnya mengatasi karhutla yang terjadi di Petuk Katimpun. Sulitnya menemukan sumber air menjadi hambatan bagi petugas.

“Lahan yang terbakar mencakup dua kelurahan, yakni Kelurahan Petuk Katimpun dan Bukit Tunggal. Diperkirakan ada puluhan hektare lahan yang terbakar,” tambahnya.

Heri menambahkan, BPBD Kota Palangka Raya mendapat informasi sekitar pukul 09.00 WIB. Karhutla terjadi di Kelurahan Bukit Tunggal, tepatnya di Jalan Danau Rangas, lalu merambat ke wilayah Kelurahan Petuk Katimpun.

“Berdasarkan evaluasi, kami sudah membagikan personel untuk melakukan penanganan di beberapa titik. Tim penanganan terdiri dari TNI dan Polri, relawan, damkar, dan BPBD. Kami juga menyiapkan posko kesehatan untuk tim di lokasi dan menyiapkan rumah oksigen untuk tim jika ada yang kesulitan bernapas,” tutupnya. (mut/dan/ham/ce/ala)

DATA KARHUTLA DI KALTENG

 

(Periode 1-29 Agustus 2023)

 

DAERAH                               HOTSPOT            KARHUTLA          LUAS (Ha)

 

Barito Selatan                    614                         125                         232,88

Barito Timur                       161                         9                              12,9

Barito Utara                        56                           34                           29,41

Gunung Mas                      139                         5                              111,52

Kapuas                                 1.007                     203                         555,51

Katingan                              631                         44                           99,2877

Palangka Raya                   148                         225                         384,543

Kotawaringin Barat          39                           36                           239,057

Kotawaringin Timur         1.118                     173                         312,476

Lamandau                           358                         1                              0,08

Murung Raya                     38                           7                              6,53

Pulang Pisau                       360                         142                         247,137

Seruyan                               1.175                     79                           362,501

Sukamara                            183                         16                           79,5

 

TOTAL                                   6.027                     1.099                     2673,33

 

 

LUAS KARHUTLA PER BULAN

BULAN                                                  LUAS (Ha)

Januari                                                  90,22

Februari                                               53,77

Maret                                                   37,68

April                                                       34,62

Mei                                                        564,83

Juni                                                        518,74

Juli                                                          1.411,24

Agustus (per 29 Agustus)             2.673,33

SUMBER: POSKO PENANGANAN DARURAT BENCANA KARHUTLA KALTENG

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/