“Ada yang mengeluhkan mobilisasi lansia, ada juga karena nakesnya sakit dan bisa jadi juga karena sasarannya yang paling besar ya,” kata Suyuti, kemarin.
Namun, Suyuti menyebut, setiap saat pihaknya terus melakukan komunikasi dan memberikan semangat agar bisa percepat imunisasi. Termasuk memberitahukan agar tidak perlu menyimpan vaksin untuk stok. “Gunakan saja semuanya, tidak perlu menyimpan vaksin untuk stok,” tegasnya.
Ditambahkannya, pengiriman logistik vaksin menyesuaikan dengan sisa dosis vaksinnya. “Jika banyak yang tersisa, ya tidak dikirimi tambahan vaksin,” pungkasnya.
Sementara itu, proses vaksinasi terus berlanjut kepada orang tua murid di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MIS NU). Total sudah ada 140 orang tua murid yang disuntik vaksin hingga hari kedua kegiatan dilaksanakan.
Kepala MIS NU Palangka Raya Erna mengatakan program vaksinasi untuk orang tua murid dilakukan sebagai langkah menjelang Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Dan, vaksinasi juga dibantu oleh tenaga kesehatan dari Klinik NU.
“Sejak dikeluarkanya SKB 4 Menteri, dimana di dalamnya tertuang sekolah wajib memberlakukan layanan pemebelajaran tatap muka terbatas setelah tenaga kepenpendidikan dan pendidik sudah mendapatkan vaksin Covid-19,” ungkap Erna, Rabu (30/6).
Supaya bisa diberlakukanya PTM di MIS NU sudah dirapatkan dari tingkat Kemenag hingga dan pengajar hingga kita sosialisasikan kepada orang tua murid dimana vaksin Covid 19 adalah salah satu syarat untuk PTM.
“Kami ikut senang melihat animo orangtua murid, alhamdulilah untuk target saat ini sudah diangka 50 persen lebih, dan kami sangat berterimakasih kepada orang tua murid,” ujarnya.
Ahmad Rizali salah satu orang tua murid yang mengikuti Vaksin hari kedua mengatakan vaksinasi berjalan lancar dan tidak ada kendala, karena sudah ada peraturan salah satu syarat anaknya sekolah tatap muka yaitu orang tua harus di vaksin Covid 19, meskipun pada awalnya dirinya merasa takut.