PALANGKA RAYA-Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng beserta seluruh kabupaten/kota se-Kalteng saat ini tengah melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. Saat ini, Kota Palangka Raya pun dalam tahapan vaksinasi kepada masyarakat umum usia di atas 18 tahun. Untuk itu, dalam rangka percepatan maka jangan ada vaksin yang disimpan, seluruh stok harus dikeluarkan untuk disuntikkan kepada masyarakat.
Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran kembali menegaskan bahwa pihaknya menargetkan bahwa pada Oktober nanti seluruh masyarakat sudah harus divaksin. Kalteng, dengan jumlah penduduk yang hanya 2,6 juta ini, harusnya tidak ada kesulitan untuk menyelesaikan target itu.
“Warga kita sedikit, harusnya bisa, malu sama daerah lain,” katanya.
Terlebih, terhadap vaksinasi Covid-19 ini, Kalteng mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Pusat yakni Presiden RI Joko Widodo yang disampaikan langsung kepada gubernur. Untuk itu, tinggal bagaimana daerah dalam hal ini Kalteng menjawab dengan kerja keras.
“Saya minta kepada seluruh bupati dan wali kota se-Kalteng agar kerja tulus dan ikhlas kendalikan Covid-19 di Kalteng termasuk pelaksanaan vaksinasinya,” ucapnya.
Sementara itu, berdasarkan data rilis harian Satgas Covid-19 Kalteng tercatat capaian vaksinasi se-Kalteng untuk tenaga kesehatan (nakes) vaksin I dengan target 19.927 sudah tervaksin 108,49 persen dan vaksinasi II sudah mencapai 101,53 persen. Untuk pelayan publik pada vaksin I dengan target 198.975 sudah tervaksin 129,42 persen dan vaksin II sudah 51,92 persen. Sedangkan, untuk lansia pada vaksin I dengan target 191.817 sudah tervaksin 32 persen dan vaksin II sudah 10,74 persen.
Berdasarkan data itu, terlihat untuk vaksinasi II nakes capaian tertinggi berada di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan terendah berada di Kotawringin Timur (Kotim). Untuk pelayan publik, capaian tertinggi berada di Kota Palangka Raya dan terendah di Kabupaten Seruyan, sementara untuk lansia tertinggi di Sukamara dan terendah di Kapuas.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalteng Suyuti Syamsul mengatakan, tehadap kendala yang dialami dalam capaian vaksinasi di daerah seperti mobilisasi lansia, ada juga nakes yang sakit dan juga dimungkinkan karena sasaran yang cukup tinggi seperti di Kotim dan Kapuas.
“Ada yang mengeluhkan mobilisasi lansia, ada juga karena nakesnya sakit dan bisa jadi juga karena sasarannya yang paling besar ya,” kata Suyuti, kemarin.
Namun, Suyuti menyebut, setiap saat pihaknya terus melakukan komunikasi dan memberikan semangat agar bisa percepat imunisasi. Termasuk memberitahukan agar tidak perlu menyimpan vaksin untuk stok. “Gunakan saja semuanya, tidak perlu menyimpan vaksin untuk stok,” tegasnya.
Ditambahkannya, pengiriman logistik vaksin menyesuaikan dengan sisa dosis vaksinnya. “Jika banyak yang tersisa, ya tidak dikirimi tambahan vaksin,” pungkasnya.
Sementara itu, proses vaksinasi terus berlanjut kepada orang tua murid di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MIS NU). Total sudah ada 140 orang tua murid yang disuntik vaksin hingga hari kedua kegiatan dilaksanakan.
Kepala MIS NU Palangka Raya Erna mengatakan program vaksinasi untuk orang tua murid dilakukan sebagai langkah menjelang Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Dan, vaksinasi juga dibantu oleh tenaga kesehatan dari Klinik NU.
“Sejak dikeluarkanya SKB 4 Menteri, dimana di dalamnya tertuang sekolah wajib memberlakukan layanan pemebelajaran tatap muka terbatas setelah tenaga kepenpendidikan dan pendidik sudah mendapatkan vaksin Covid-19,” ungkap Erna, Rabu (30/6).
Supaya bisa diberlakukanya PTM di MIS NU sudah dirapatkan dari tingkat Kemenag hingga dan pengajar hingga kita sosialisasikan kepada orang tua murid dimana vaksin Covid 19 adalah salah satu syarat untuk PTM.
“Kami ikut senang melihat animo orangtua murid, alhamdulilah untuk target saat ini sudah diangka 50 persen lebih, dan kami sangat berterimakasih kepada orang tua murid,” ujarnya.
Ahmad Rizali salah satu orang tua murid yang mengikuti Vaksin hari kedua mengatakan vaksinasi berjalan lancar dan tidak ada kendala, karena sudah ada peraturan salah satu syarat anaknya sekolah tatap muka yaitu orang tua harus di vaksin Covid 19, meskipun pada awalnya dirinya merasa takut.
“Ketika ada aturan itu, saya sebenarnya takut, ya takut disuntik, ya mau tidak mau saya wakili istri yang sebenarnya mau vaksin. Ya bersyukur lah salah satu syarat anak saya sekolah nanti sudah terpenuhi apalagi katanya sertifikat vaksinasi nantinya sangat penting,” tegasnya. (abw/ena/ala)