“
Tidak dipungut bayaran sama sekali, gratis, siapa saja bisa datang,” kata Slamet sembari menambahkan bahwa di taman wisata itu juga dilengkapi tempat bermain untuk anak, gazebo, dan balai pertemuan.Slamet mengaku, semenjak muncul pandemi Covid-19 di Kota Cantik, jumlah pengunjung menurun drastis.“Biasanya dulu di gazebo dan tempat pertemuan, terutama pada hari Sabtu dan Minggu, selalu penuh oleh pengunjung,” ujarnya.
Sepinya pengunjung turut memengaruhi pendapatan. Apalagi Slamet hanya mengandalkan kebun buah itu sebagai sumber penghasilan. “Karena masuk ke kebun ini saya gratiskan, parkir juga saya gratiskan, jadi saya cuman mengandalkan pendapatan dari penjualan buah-buahan,” ujarnya.
Slamet berharap agar pandemi Covid-19 ini segera berlalu agar usaha yang dikembangkannya bisa berjalan normal lagi. “Saya harap bencana Covid-19 ini bisa cepat tuntas supaya warga bisa datang lagi ke tempat wisata kebun buah seperti dulu-dulu,” tutupnya. (*/ce/ala)
“
Tidak dipungut bayaran sama sekali, gratis, siapa saja bisa datang,” kata Slamet sembari menambahkan bahwa di taman wisata itu juga dilengkapi tempat bermain untuk anak, gazebo, dan balai pertemuan.Slamet mengaku, semenjak muncul pandemi Covid-19 di Kota Cantik, jumlah pengunjung menurun drastis.“Biasanya dulu di gazebo dan tempat pertemuan, terutama pada hari Sabtu dan Minggu, selalu penuh oleh pengunjung,” ujarnya.
Sepinya pengunjung turut memengaruhi pendapatan. Apalagi Slamet hanya mengandalkan kebun buah itu sebagai sumber penghasilan. “Karena masuk ke kebun ini saya gratiskan, parkir juga saya gratiskan, jadi saya cuman mengandalkan pendapatan dari penjualan buah-buahan,” ujarnya.
Slamet berharap agar pandemi Covid-19 ini segera berlalu agar usaha yang dikembangkannya bisa berjalan normal lagi. “Saya harap bencana Covid-19 ini bisa cepat tuntas supaya warga bisa datang lagi ke tempat wisata kebun buah seperti dulu-dulu,” tutupnya. (*/ce/ala)