Jumat, November 22, 2024
31.2 C
Palangkaraya

Melihat Aktivitas Nakes di Laboratorium RSUD Kota

Selama pandemi tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di laboratorium (lab) rumah sakit sangat sibuk. Dari pagi hingga pagi mereka bekerja. Makin banyak spesimen yang diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR), maka mereka makin tak punya waktu untuk bersantai. Sebab, hasil pemeriksaan lab sangat ditunggu-tunggu untuk memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak.

PATHUR RAHMAN, Palangka Raya

SELURUH nakes di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Biomekuler Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Tiap hari memakai baju hazmat putih yang menutupi dari ujung kaki hingga kepala. Masker standar medis berlapis selalu dikenakan. Face shield tak pernah lepas dari wajah. Pengap. Itulah yang dirasakan oleh para nakes tiap hari. Memakai APD lengkap tanpa dilepas, menahan rasa pengap, serta menahan kencing maupun buang air besar.

Baca Juga :  Pandemi Pengaruhi Pelayanan

Rata-rata nakes bekerja enam jam setiap harinya. Bahkan bisa lebih jika jumlah sampel atau spesimen yang diperiksa banyak. Ketika jumlah spesimen yang diperiksa terus meningkat tiap hari, jam kerja para nakes di lab pemeriksaan spesimen Covid-19 tersebut menggunakan sistem sif. Sif pagi mulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, sif sore dimulai pukul 14.00 WIB, sedangkan sif malam dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB.

Ketua Lab Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya dr Mayawati E S Mewo mengungkapkan, kerja para nakes dalam memeriksa sampel swab tidaklah mudah, karena mereka yang bertugas rata-rata memakai APD hingga enam jam bahkan lebih apabila masih banyak sampel yang harus diperiksa.
Selama memakai APD, kata dr Mayawati, semangat para nakes patut diapresiasi. Para nakes cukup tangguh untuk menahan diri buang air dan berupaya agar tidak dehidrasi. APD berlapis yang dikenakan itu bukan hanya berat, tapi juga pengap.

Baca Juga :  Pandemi Belum Berakhir, Jangan Lengah Prokes

Dan selama pandemi ini, kata dr Mayawati, ada banyak suka dan duka yang dirasakan nakes yang bertugas di laboratorium. “Pernah ada pengalaman saat banyak sekali sampel yang diperiksa, sif malam yang seharusnya sampai pukul 02.00 WIB, malah over sif sampai pukul 04.00 WIB lewat, keluar ruangan pas matahari terbit, itu seru,” ungkap dr Mayawati kepada Kalteng Pos.

Selama pandemi tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di laboratorium (lab) rumah sakit sangat sibuk. Dari pagi hingga pagi mereka bekerja. Makin banyak spesimen yang diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR), maka mereka makin tak punya waktu untuk bersantai. Sebab, hasil pemeriksaan lab sangat ditunggu-tunggu untuk memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak.

PATHUR RAHMAN, Palangka Raya

SELURUH nakes di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Biomekuler Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Tiap hari memakai baju hazmat putih yang menutupi dari ujung kaki hingga kepala. Masker standar medis berlapis selalu dikenakan. Face shield tak pernah lepas dari wajah. Pengap. Itulah yang dirasakan oleh para nakes tiap hari. Memakai APD lengkap tanpa dilepas, menahan rasa pengap, serta menahan kencing maupun buang air besar.

Baca Juga :  Pandemi Pengaruhi Pelayanan

Rata-rata nakes bekerja enam jam setiap harinya. Bahkan bisa lebih jika jumlah sampel atau spesimen yang diperiksa banyak. Ketika jumlah spesimen yang diperiksa terus meningkat tiap hari, jam kerja para nakes di lab pemeriksaan spesimen Covid-19 tersebut menggunakan sistem sif. Sif pagi mulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, sif sore dimulai pukul 14.00 WIB, sedangkan sif malam dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB.

Ketua Lab Covid-19 RSUD Kota Palangka Raya dr Mayawati E S Mewo mengungkapkan, kerja para nakes dalam memeriksa sampel swab tidaklah mudah, karena mereka yang bertugas rata-rata memakai APD hingga enam jam bahkan lebih apabila masih banyak sampel yang harus diperiksa.
Selama memakai APD, kata dr Mayawati, semangat para nakes patut diapresiasi. Para nakes cukup tangguh untuk menahan diri buang air dan berupaya agar tidak dehidrasi. APD berlapis yang dikenakan itu bukan hanya berat, tapi juga pengap.

Baca Juga :  Pandemi Belum Berakhir, Jangan Lengah Prokes

Dan selama pandemi ini, kata dr Mayawati, ada banyak suka dan duka yang dirasakan nakes yang bertugas di laboratorium. “Pernah ada pengalaman saat banyak sekali sampel yang diperiksa, sif malam yang seharusnya sampai pukul 02.00 WIB, malah over sif sampai pukul 04.00 WIB lewat, keluar ruangan pas matahari terbit, itu seru,” ungkap dr Mayawati kepada Kalteng Pos.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/