Jumat, September 20, 2024
36.3 C
Palangkaraya

Vaksin Sinovac Bisa Digunakan untuk Anak Usia 6-11 Tahun

Di turut menjelaskan, bahwa sejatinya kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara lain. Meski secara persentase hanya sekitar 1 persen. ”Tapi kalau terkena pada anak kita atau cucu kita, ini pasti jadi 100 persen kan. Karenanya jangan ragu,” ungkapnya.

Selain itu, perlu diingat bahwa anak selain bisa tertular juga bisa menularkan. Banyak anak menjadi OTG yang kemudian menularkan ke mana-mana. Hal ini tentu akan sangat berbahaya bila anak tinggal bersama lansia atau anggota keluarga lain, terlebih bila memiliki komorbid.

Hal ini diamini oleh Dokter Spesialis Anak Prof Aman Pulungan. Menurutnya, 66 persen keluarga Indonesia tinggal dan berhubungan erat dengan lansia. Sehingga, risiko penularan pun besar. Terlebih, anak-anak sudah mulai PTM terbatas. Karenanya, semua pihak harus terlindungi.

Selain itu, lanjut dia, vaksinasi ini bisa dijadikan modal untuk pelaksanaan PTM. Pasalnya, hingga saat ini masih ada 50 persen orang tua yang belum mau anaknya pergi ke sekolah untuk PTM. Sementara, PTM sudah mendesak dilakukan karena anak-anak sudah banyak ketinggalan pembelajaran. ”Kalau ini bisa segera kita lakukan, development index anak yang menurun setahun terakhir bisa meningkat,” tuturnya.

Baca Juga :  Tokoh Dayak Tutup Usia

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menambahkan, bahwa dalam proses vaksinasi harus tetap dikawal. Sebab, vaksin ini masih tergolong baru.

Selain itu, dia berharap proses vaksinasi anak ini bisa turut berkontribusi dalam menjaga kelandaian kasus aktif Covid-19 saat ini. Sehingga, tak ada lagi kejadian seperti beberapa bulan lalu ketika varian Delta mengamuk.

Sementara itu Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan vaksinasi Covid-19 di tanah air. Dia mengatakan suntikan vaksin Covid-19 sudah diterima 194 juta suntikan. ’’Kita harapkan minggu ini bisa menyentuh 200 juta (suntikan, red). Setiap lima minggu kita menambah 50 juta suntikan,’’ katanya.

Baca Juga :  Di Kalteng, Ikatan Keluarga Dhira Brata Gelar Aksi Sosial

Budi mengatakan jumlah penerima suntikan dosisi pertama saat ini mencapai 119 juta orang atau 57 persen dari sasaran. Sementara itu yang sudah menerima suntikan dosis lengkap ada 73,8 juta orang atau 35 persen. Dengan laju 50 juta suntikan setiap lima pekan, dia berharap di akhir 2021 sudah tercatat 290 juta sampai 300 juta suntikan vaksin Covid-19.

Perinciannya sebanyak 168 juta orang atau 80,9 persen menerima dosis pertama dan 123 juta orang atau 59 persen menerima suntukan dosis lengkap. Budi mengatakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam rapat PPKM kemarin memberi arahan supaya bisa mengejar acuan dari WHO. Yaitu di akhir 2021 ini 40 persen target sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. ’’Insyallah Indonesia bisa mengejar target WHO itu,’’ tuturnya.

Di turut menjelaskan, bahwa sejatinya kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia lebih tinggi dari negara-negara lain. Meski secara persentase hanya sekitar 1 persen. ”Tapi kalau terkena pada anak kita atau cucu kita, ini pasti jadi 100 persen kan. Karenanya jangan ragu,” ungkapnya.

Selain itu, perlu diingat bahwa anak selain bisa tertular juga bisa menularkan. Banyak anak menjadi OTG yang kemudian menularkan ke mana-mana. Hal ini tentu akan sangat berbahaya bila anak tinggal bersama lansia atau anggota keluarga lain, terlebih bila memiliki komorbid.

Hal ini diamini oleh Dokter Spesialis Anak Prof Aman Pulungan. Menurutnya, 66 persen keluarga Indonesia tinggal dan berhubungan erat dengan lansia. Sehingga, risiko penularan pun besar. Terlebih, anak-anak sudah mulai PTM terbatas. Karenanya, semua pihak harus terlindungi.

Selain itu, lanjut dia, vaksinasi ini bisa dijadikan modal untuk pelaksanaan PTM. Pasalnya, hingga saat ini masih ada 50 persen orang tua yang belum mau anaknya pergi ke sekolah untuk PTM. Sementara, PTM sudah mendesak dilakukan karena anak-anak sudah banyak ketinggalan pembelajaran. ”Kalau ini bisa segera kita lakukan, development index anak yang menurun setahun terakhir bisa meningkat,” tuturnya.

Baca Juga :  Tokoh Dayak Tutup Usia

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menambahkan, bahwa dalam proses vaksinasi harus tetap dikawal. Sebab, vaksin ini masih tergolong baru.

Selain itu, dia berharap proses vaksinasi anak ini bisa turut berkontribusi dalam menjaga kelandaian kasus aktif Covid-19 saat ini. Sehingga, tak ada lagi kejadian seperti beberapa bulan lalu ketika varian Delta mengamuk.

Sementara itu Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan perkembangan vaksinasi Covid-19 di tanah air. Dia mengatakan suntikan vaksin Covid-19 sudah diterima 194 juta suntikan. ’’Kita harapkan minggu ini bisa menyentuh 200 juta (suntikan, red). Setiap lima minggu kita menambah 50 juta suntikan,’’ katanya.

Baca Juga :  Di Kalteng, Ikatan Keluarga Dhira Brata Gelar Aksi Sosial

Budi mengatakan jumlah penerima suntikan dosisi pertama saat ini mencapai 119 juta orang atau 57 persen dari sasaran. Sementara itu yang sudah menerima suntikan dosis lengkap ada 73,8 juta orang atau 35 persen. Dengan laju 50 juta suntikan setiap lima pekan, dia berharap di akhir 2021 sudah tercatat 290 juta sampai 300 juta suntikan vaksin Covid-19.

Perinciannya sebanyak 168 juta orang atau 80,9 persen menerima dosis pertama dan 123 juta orang atau 59 persen menerima suntukan dosis lengkap. Budi mengatakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam rapat PPKM kemarin memberi arahan supaya bisa mengejar acuan dari WHO. Yaitu di akhir 2021 ini 40 persen target sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. ’’Insyallah Indonesia bisa mengejar target WHO itu,’’ tuturnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/