Site icon KaltengPos

PT Najah Hurrahman Pangkalan Bun Gelar Umrah Perdana

UMRAH PERDANA: Erni Daryanti ketika melakukan murah perdana bersama dengan 55 orang jemaah setibanya di Jeddah, belum lama ini. (PT NAJAH HURRAHMAN UNTUK KALTENG POS)

PANGKALAN BUN-Pimpinan PT Najah Hurrahman Pangkalan Bun dr Hj Erni Daryanti bersama Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) saat ini tengah melaksanakan keberangkatan umrah perdana ke Arab Saudi.

Biro perjalanan haji dan umroh (travel) resmi yang berkantor pusat di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini ikut serta dalam simulasi umrah bersama rombongan Amphuri yang berjumlah 55 orang.

Walaupun saat ini kondisinya masih dalam situasi pandemi Covid-19, tetapi semuanya tetap menjalankan protokol kesehatan yang telah ditentukan.

Dokter magister ilmu biomedik ini menceritakan, bahwa apa yang dilakukan ini sebagai bagian dari hasil simulasi yang dilaksanakan sebelum berangkat umrah. Para calon jamaah terlebih dahulu diwajibkan semua mengikuti persyaratan di antaranya telah mengikuti program vaksinasi Covid-19 yang dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat vaksin.

Kemudian setibanya di Jakarta, tepat satu hari sebelum jadwal keberangkatan, para calon jamaah juga wajib melalui tes PCR di rumah sakit yang direkomendasikan Pemerintah Arab Saudi. Setelah berhasil memiliki dokumen PCR dengan hasil negatif, lalu calon jamaah juga diharuskan memiliki asuransi umrah Zurich dan telah disuntik vaksin Meningitis.

“Semua harus dipastikan mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Kalau belum lengkap tidak akan mendapatkan rekomendasi berangkat,” katanya.

Dan apabila semua dokumen yang disebutkan telah lengkap, baru calon jamaah umrah bertolak ke Bandara Soekarno Hatta untuk diberangkatkan ke Jeddah, Saudi Arabia. Dokumen lainnya yang tak kalah penting yang perlu disiapkan calon jamaah, mulai dari paspor, boarding pass, dan tanda pengenal pendukung lainnya.

Nantinya Di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, semua dokumen yang disebutkan tadi diperiksa kembali oleh petugas bandara, termasuk PCR yang sudah ditranslate Bahasa Arab. Untuk proses pemeriksaan berlangsung cepat, jamaah kemudian diarahkan menuju hotel dengan menggunakan bus untuk menjalani karantina mandiri selama lima hari. Kapasitas bus juga hanya diperbolehkan diisi 50 persen dari jumlah kursi penumpang.

Setibanya jamaah di hotel, satu kamar hotel karantina hanya boleh diisi satu orang. Karantina ini berlaku untuk semua jenis vaksin yang didapatkan warga Indonesia, baik Sinovac, Astrazeneca, Pfizer, Moderna, Sinopharm dan lain-lain.

“Jadi sebelum beribadah ke Makkah dan Madinah, jamaah dari Indonesia dikarantina dulu selama 5 hari di hotel yang ada di Jeddah. Untuk biayanya ditanggung masing-masing oleh jamaah,” terang dia.

Ia menambahkan, keikutsertaannya dalam simulasi umrah perdana ini terasa spesial. Sebab dari 1.540 biro travel haji dan umroh se-Indonesia hanya 37 penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) yang terpilih, salah satunya PT Najah Hurrahman Pangkalan Bun.

“Harapannya dengan simulasi ini, PT Najah Hurrahman bisa mempelajari seluk-beluk perjalanan umrah di masa new normal atau kebiasaan baru,” ujarnya. (son)

Exit mobile version