Lokasi pertama di Gang Saudara, RT 11/RW 04. Berlanjut ke RT 13/RW 04 yang mengalami banjir terparah. Ketinggian air di lokasi itu bisa sampai 1,5 meter.
Menerjang arus sembari memberi imbauan agar warga yang rumahnya sudah dimasuki air segera mengungsi. Juga mengingatkan anak-anak agar tidak berenang di titik air dalam dan mengantar ke titik aman untuk bermain. “Kebanyakan warga sini mengungsi di Taman Religi,” ujar Sutiono.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng per Kamis (2/9), terdapat tujuh kabupaten di Kalteng yang mengalami banjir. Meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kotawaringin Timur (Kotim), Pulang Pisau (Pulpis), Katingan, Gunung Mas (Gumas), Seruyan, dan Lamandau.
Kabupaten yang sudah menetapkan status tanggap darurat banjir adalah Kabupaten Kobar, Katingan, dan Kotim. Sementara Lamandau berstatus siaga darurat. Meski demikian, tingkat provinsi belum ada penetapan status terhadap bencana alam ini.
“Di provinsi belum, dalam penentuan status siaga atau darurat banjir itu lebih kepada bagaimana kabupaten/kota lebih cepat melaksanakan koordinasi dengan provinsi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBPK Kalteng Erlin Hardi.
Dari tujuh kabupaten yang dilanda banjir, lanjut Erlin, ada 32 kecamatan, 151 kelurahan/desa, 19.813 KK yang terdiri dari 32.217 jiwa terkena dampak. Tak hanya itu, derasnya luapan air juga mengakibatkan 13.770 unit bangunan mengalami kerusakan. “Tidak ada laporan adanya korban jiwa,” sebutnya.
Dinas Sosial (Dinsos) Kalteng sejauh ini hanya menyalurkan bantuan ke Kabupaten Seruyan dan Kotim. Bantuan yang disalurkan berupa beras, makanan siap saji, makanan anak, selimut, dan tenda gulung.
“Bufferstok yang ada terbatas, sehingga belum bisa membantu seluruh lokasi yang terdampak banjir. Saat ini kami masih menunggu droping bantuan dari Kemensos. Semoga minggu depan sudah turun,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinsos Kalteng Farid Wajdi.
Bupati Kotim Halikinnor menyebut, banjir di wilayahnya mulai meluas ke daerah hilir. Desa Hanjalipan, Kecamatan Kotabesi merupakan salah satu desa yang mulai terdampak, selain enam kecamatan yang ada di wilayah hulu. Aktivitas warga di desa itu lumpuh total. “Sekarang ini banjir mulai meluas dari wilayah hulu ke hilir Sungai Mentaya, kiriman air dari wilayah hulu sangat cepat,” ucapnya.