Jumat, November 22, 2024
24.6 C
Palangkaraya

Kemelut Liga 3 Zona Kalteng Berlanjut

Selain itu, ungkap dia, tidak ada penjelasan sampai kapan waktu penundaannya. Tiba-tiba muncul pernyataan Asprov PSSI Kalteng yang membatalkan Muara Teweh sebagai tuan rumah Liga 3. Selanjutnya diadakan technical meeting tanggal 31 Desember 2021 di Palangka Raya. Dari tujuh klub peserta, hanya perwakilan satu klub yang hadir, sehingga Asprov PSSI Kalteng memutuskan tidak menyelenggarakan Liga 3 zona Kalteng 2021.

“Akibat pembatalan ini, ada kerugian yang dialami klub yang telah bersiap mengikuti kompetisi. Selain itu kerugian dari panitia karena sudah melakukan persiapan,” tutur Mustafa.

Anggota DPRD Batara dari Partai Gerindra itu tetap berharap agar Liga 3 ini diselamatkan. Jika tidak terselenggarakan, imbasnya sangat banyak. Bukan hanyar kerugian klub, tapi prestasi dan karier pemain yang tidak dapat tersalurkan bahkan terhambat. “Semoga ini menjadi perhatian PSSI pusat dan pemangku kepentingan,” tutup Mustafa.

Pembatalan tersebut membuat peserta kompetisi Liga 3 kecewa, karena persiapan yang dilakukan selama berbulan-bulan terasa sia-sia. Seperti yang disampaikan oleh perwakilan tim Silva FC, Barsel FC, Kalimantang Persemura, dan Persemas Jenemas.

Baca Juga :  Usulkan Perda Bantuan Hukum bagi Masyarakat Kecil

Manajer Kalimantang Persemura, Andri Irawan mengatakan bahwa dasar klubnya mengikuti Liga 3 adalah surat Asprov PSSI Kalteng dan penunjukan tuan rumah Muara Teweh.

“H-2 kami berangkat ke Muara Teweh, tapi kemudian ada surat penundaan pelaksanaan. Setelah ada kisruh pengurus, lalu ada surat yang menyatakan bahwa pelaksanaan akan digelar di Palangka Raya,” ucapnya kepada Kalteng Pos via telepon, Senin (3/1).

Setelah itu diundang panitia baru yang ditunjuk Asprov. Namun hanya dua klub yang mengikuti technical meeting di Palangka Raya. Timnya menyampaikan keberatan dan sangat kecewa karena kompetisi Liga 3 dibatalkan.

Motivasi sebagai tim baru ikut turnamen ini adalah ingin memajukan Liga 3 dengan kompetisi dan persaingan yang ketat. “Padahal sebentar lagi akan melaksanakan kongres. Jadi itu bisa menjadi ajang gontok-gontokan dan disampiakan keberatan di kongres, bukannya mengorbankan Liga 3, terutama tim yang sudah siap,” tegasnya.

Disampaikannya juga, pihaknya tidak setuju jika kompetisi dilaksanakan di Palangka Raya. Salah satu pertimbangan bahwa Muara Teweh sudah membuat persiapan 99 persen. Juga pertimbangan pembiayaan.

Baca Juga :  Koyem Silaturahmi dan Perkenalan Warga Baru PLKJBB

“Kami juga kecewa bahwa surat kami dapat melalui grup WhatsApp, dan kami belum menerima surat secara resmi dari Asprov terkait pembatalan. Jika memgatakan tim tidak siap, ini pernyataan yang kurang pas, karena kami sudah menyiapkan sejak awal,” lanjutnya.

Pihaknya juga berharap agar siapapun yang memimpin Asprov ke depan tetap mengedepankan kepentingan bersama dan mengutamakan pembinaan pemain.

Terpisah, pelatih Sylva FC Jerry Yunus menjelaskan bahwa pihaknya tidak tahu soal permasalahan internal Asprov yang berujung pembatalan Liga 3. “Saat technical meeting pertama, panpel di Muara Teweh, dan tanggal 27 sudah berada di Muara Teweh. Kemudian muncul penundaan. Selanjutnya ditarik ke Palangka Raya untuk pelaksanaan Liga 3. Saat TM, yang mengikuti hanya dua tim yaitu Mura dan Silva. Jika ada 4 tim yang siap, kami kira tidak akan ada pembatalan,” jelasnya.

Sebagai tim peserta, tentu pihaknya sangat kecewa. Pihaknya berharap agar Asprov berbenah diri dalam hal manajemen, komunikasi, serta vigur yang benar-benar menyisihkan waktu untuk kemajuan sepak bola Kalteng.

Selain itu, ungkap dia, tidak ada penjelasan sampai kapan waktu penundaannya. Tiba-tiba muncul pernyataan Asprov PSSI Kalteng yang membatalkan Muara Teweh sebagai tuan rumah Liga 3. Selanjutnya diadakan technical meeting tanggal 31 Desember 2021 di Palangka Raya. Dari tujuh klub peserta, hanya perwakilan satu klub yang hadir, sehingga Asprov PSSI Kalteng memutuskan tidak menyelenggarakan Liga 3 zona Kalteng 2021.

“Akibat pembatalan ini, ada kerugian yang dialami klub yang telah bersiap mengikuti kompetisi. Selain itu kerugian dari panitia karena sudah melakukan persiapan,” tutur Mustafa.

Anggota DPRD Batara dari Partai Gerindra itu tetap berharap agar Liga 3 ini diselamatkan. Jika tidak terselenggarakan, imbasnya sangat banyak. Bukan hanyar kerugian klub, tapi prestasi dan karier pemain yang tidak dapat tersalurkan bahkan terhambat. “Semoga ini menjadi perhatian PSSI pusat dan pemangku kepentingan,” tutup Mustafa.

Pembatalan tersebut membuat peserta kompetisi Liga 3 kecewa, karena persiapan yang dilakukan selama berbulan-bulan terasa sia-sia. Seperti yang disampaikan oleh perwakilan tim Silva FC, Barsel FC, Kalimantang Persemura, dan Persemas Jenemas.

Baca Juga :  Usulkan Perda Bantuan Hukum bagi Masyarakat Kecil

Manajer Kalimantang Persemura, Andri Irawan mengatakan bahwa dasar klubnya mengikuti Liga 3 adalah surat Asprov PSSI Kalteng dan penunjukan tuan rumah Muara Teweh.

“H-2 kami berangkat ke Muara Teweh, tapi kemudian ada surat penundaan pelaksanaan. Setelah ada kisruh pengurus, lalu ada surat yang menyatakan bahwa pelaksanaan akan digelar di Palangka Raya,” ucapnya kepada Kalteng Pos via telepon, Senin (3/1).

Setelah itu diundang panitia baru yang ditunjuk Asprov. Namun hanya dua klub yang mengikuti technical meeting di Palangka Raya. Timnya menyampaikan keberatan dan sangat kecewa karena kompetisi Liga 3 dibatalkan.

Motivasi sebagai tim baru ikut turnamen ini adalah ingin memajukan Liga 3 dengan kompetisi dan persaingan yang ketat. “Padahal sebentar lagi akan melaksanakan kongres. Jadi itu bisa menjadi ajang gontok-gontokan dan disampiakan keberatan di kongres, bukannya mengorbankan Liga 3, terutama tim yang sudah siap,” tegasnya.

Disampaikannya juga, pihaknya tidak setuju jika kompetisi dilaksanakan di Palangka Raya. Salah satu pertimbangan bahwa Muara Teweh sudah membuat persiapan 99 persen. Juga pertimbangan pembiayaan.

Baca Juga :  Koyem Silaturahmi dan Perkenalan Warga Baru PLKJBB

“Kami juga kecewa bahwa surat kami dapat melalui grup WhatsApp, dan kami belum menerima surat secara resmi dari Asprov terkait pembatalan. Jika memgatakan tim tidak siap, ini pernyataan yang kurang pas, karena kami sudah menyiapkan sejak awal,” lanjutnya.

Pihaknya juga berharap agar siapapun yang memimpin Asprov ke depan tetap mengedepankan kepentingan bersama dan mengutamakan pembinaan pemain.

Terpisah, pelatih Sylva FC Jerry Yunus menjelaskan bahwa pihaknya tidak tahu soal permasalahan internal Asprov yang berujung pembatalan Liga 3. “Saat technical meeting pertama, panpel di Muara Teweh, dan tanggal 27 sudah berada di Muara Teweh. Kemudian muncul penundaan. Selanjutnya ditarik ke Palangka Raya untuk pelaksanaan Liga 3. Saat TM, yang mengikuti hanya dua tim yaitu Mura dan Silva. Jika ada 4 tim yang siap, kami kira tidak akan ada pembatalan,” jelasnya.

Sebagai tim peserta, tentu pihaknya sangat kecewa. Pihaknya berharap agar Asprov berbenah diri dalam hal manajemen, komunikasi, serta vigur yang benar-benar menyisihkan waktu untuk kemajuan sepak bola Kalteng.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/